⚠️WARNING *** ⚠️
KISAH PERJUANGAN ISTRI KEDUA TUAN MUDA.
Delina tidak menyangka ada tuan muda yang mengajaknya menikah secara mendadak tepat saat dia lulus SMA. Dihari pernikahannya Delina baru saja mengetahui kalau dirinya menjadi istri kedua. Gadis itu tak terima dan ingin melarikan diri, namun tak bisa.
Mahesa berjanji akan menceraikan Delina setelah dia melahirkan anak untuknya. Apakah Delina sanggup untuk bertahan? Atau memilih untuk benar-benar melepaskan Mahesa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viviane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagalnya Niat Jahat
Hari berikutnya ada kabar bahwa kondisi kesehatan Atmajaya menurun. Membuat pria tua itu hanya duduk dan berbaring di atas tempat tidur. Tidak bisa sarapan seperti biasanya di meja makan.
"Pagi-pagi sudah merepotkan saja," gumam Maharani di dalam mobilnya.
Maharani sengaja keluar sendiri untuk membelikan bubur langganan mertuanya. Sesampainya di depan rumahnya, perempuan itu mencampurkan bubuk ke dalam bubur. Hal itu dia lakukan untuk menghindari CCTV yang merekam segala aktivitasnya di rumah itu.
"Nah beres. Belajar dari pengalaman kakak ipar bod0h, kalau melakukan sesuatu harus terhindar dari pantauan CCTV," gumam Maharani bersiap turun dari mobil.
Sekalian cari muka, Maharani yang akan mengantarkan sarapan itu untuk Atmajaya. Setelah mengetuk pintu kamar, Maharani masuk dengan membawakan nampan berisi semangkuk bubur dan susu hangat.
"Selamat pagi, Pa. Bagaimana keadaan Papa?" sapa Maharani dengan senyuman.
"Ini sarapan untuk Papa, bubur langganan dan kesukaan papa. Masih hangat kok, Pa."
"Papa harus segera sarapan dan minum obat."
Pria tua yang awalnya berbaring di atas tempat tidur itu mendudukkan tubuhnya. Menyandarkan kepalanya pada sandaran tempat tidur. Sesekali pria itu terbatuk-batuk.
"Sepertinya papa ingin makan bubur buatan Delina," ucap Atmajaya yang membuat Maharani tertegun. Padahal perempuan itu sudah mengangkat mangkuk bubur dan akan menyuapi Atmajaya.
"Tadi pagi, papa sudah menyuruh Delina untuk memasak bubur."
"Maafkan papa ya Maharani," ucap Atmajaya merasa bersalah.
"Terima kasih sudah membelikan bubur kesukaan papa."
Maharani menganggukkan kepalanya meski dirinya menelan kekecewaan. Akhirnya dia mengangkat kembali nampan yang diletakkannya di atas nakas. "Akan aku sampaikan kepada Delina agar segera mengantar bubur pesanan Papa."
Meskipun terlibat baik-baik saja, di dalam hatinya Maharani menggerutu tak karuan. Rencananya untuk berniat jahat kepada Atmajaya gagal total. Dia sudah mencampurkan bubuk gula berkadar tinggi dengan tujuan agar kadar gula darah Atmajaya melonjak naik.
"Dua-duanya sama-sama sial! Yang tua banyak maunya. Yang muda selalu menggagalkan rencana," umpat Maharani dalam hati saat keluar pintu kamar Atmajaya.
Bertepatan dengan itu pula, Maharani berpapasan dengan Delina. Perempuan yang akan masuk ke dalam kamar Atmajaya itu tersenyum. Namun, dibalas keketusan dari wajah Maharani.
"Maaf, Pa agak lama buatnya," ujar Delina menaruh nampan di atas nakas.
"Tidak apa-apa. Maaf juga telah merepotkan kamu," balas Atmajaya.
"Silahkan dimakan buburnya, Pa. Kalau mau nambah bilang saja."
Perempuan yang sudah mengenakan pakaian kerja itu beralih ke kotak obat. Menyiapkan obat-obatan untuk sang mertua. Sementara Atmajaya sudah menikmati bubur buatan Delina yang saat ini menjadi bubur kesukaan. Mengalahkan bubur langganannya yang sudah lebih dari dua puluh tahun menjadi bubur kesukaannya.
"Delina bagaimana dengan hasil pemeriksaan kandungan kamu?" tanya Atmajaya setelah suapan terakhirnya.
"Baik-baik saja kan?" lanjutnya penasaran.
Delina tak berani menjawab, dia justru mengalihkan pandangannya ke lain arah. Agar tak bertemu dengan tatapan mata Atmajaya. Karena melihat kegusaran dari wajah Delina, Atmajaya semakin mendesaknya.
"Ada apa Delina? Bisakah kau bercerita kepada, Papa?" desak Atmajaya.
"Ceritakan saja, papa akan menjadi pendengar yang baik."
Tidak mungkin Delina menceritakan hasil pemeriksaannya kepada Atmajaya. Bisa-bisa pria tua itu akan kecewa kepadanya. Delina takut hal itu terjadi.
"Astaga, Pa," ucap Delina tiba-tiba saat mengingat sesuatu.
"Sepertinya aku lupa menaruh hasil pemeriksaan dokter."
Wajahnya sudah sangat panik, "Kalau hilang bagaimana ya, Pa?"
Perempuan itu sudah bangkit dari duduknya. Kemudian berkata, "Maaf Pa. Aku keluar dulu ya. Mau mencari hasil pemeriksaan itu," pamit Delina dengan panik namun tetap sopan.
###
Apakah yang akan Delina katakan kepada Atmajaya tentang hasil pemeriksaan kandungannya?
🌱 Jangan lupa klik favorit, like dan komentar. Sehat dan sukses selalu.
please Thor....dilanjutin ya ya ya... semangat 🔥🔥🔥