Era ketika Dewa Iblis naik ke bumi untuk mengotori seluruh dunia dan melahap alam semesta demi membinasakan seluruh makhluk dan merubahnya menjadi Neraka.
Tentu saja, para dewa tidak akan tinggal diam dan membiarkannya melakukan tindakan yang menentang Langit dengan memusnahkan seluruh kehidupan di Tiga Dunia.
Hingga pertempuran pun terjadi. Para dewa sampai harus membayar harga mahal demi menyelamatkan dunia membuat Dewa Iblis menerima kekalahan telak dan jiwanya pun musnah.
Jutaan tahun kemudian, Dewa Iblis terlahir ke bumi dalam wujud manusia. Hal itu membuat para dewa yang tersisa kembali tidak tenang mengingat bencana yang terjadi di masa lalu. Tidak ingin kehancuran itu terjadi untuk kedua kalinya, Dewi Cinta mengambil keputusan dengan turun ke bumi untuk menjadi manusia juga guna mencegah kebangkitan Dewa Iblis yang di masa depan akan mengakhiri peradaban manusia.
Berhasilkah Dewi Cinta mencegah kebangkitan Dewa Iblis atau justru sebaliknya? Yuk baca sekarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Induk Chakra
[Dunia Dewa]
‘’Aneh, sejak tadi aku belum pernah melihat Dewa Waktu dan Dewa Perang,’’ kata Dewi Petir.
‘’Benar, mereka berdua ke mana?’’ tanya Dewa Api.
‘’Dewi Ruang, bukankah kau selalu bersama Dewa Waktu?’’ tanya Dewi Angin.
Dewi Ruang terdiam untuk sesaat. ‘’Mungkin dia ada di kediaman Dewa Perang.’’
Mendengar hal itu membuat para dewa serentak menoleh ke arahnya. Tanpa bertanya pun, mereka sudah tahu kalau Dewa Waktu sepertinya disuruh tidur di luar lagi setelah membuat masalah.
......................
[Dunia Manusia]
Para murid menatap kedatangan Putri Kamiai dan Ninshu yang akan bergabung di kelas sore. Saat mengetahui hal itu, semua yang ada di sana merasa senang.
‘’Apa kau sudah mahir mengendalikan elemen api?’’ tanya Satan.
‘’Lumayan,’’ jawab Putri Kamiai.
Satan mengerutkan dahi. ‘’Kau ini kenapa selalu menjawab lumayan saat ditanya?’’
‘’Kau sendiri kenapa tidak pernah puas saat aku mengatakan lumayan?’’ tanya balik Putri Kamiai.
Pangeran Ozora yang melihatnya memicingkan. ‘’Mulai lagi dua anak ini … Aku ikut!’’
‘’Bukannya melerai, dia malah ikut-ikutan,’’ kata Pangeran Aoi dari jauh.
‘’Beberapa bulan terakhir, kalian sudah mempelajari semua bagian dasar. Jadi sekarang waktunya menuju ke tempat dimana para pengendali mengasah keterampilan mereka,’’ kata para guru.
......................
Tampak rombongan orang menaiki tangga batu hingga mereka tiba di lokasi pertama.
‘’Aku ada di mana?’’ tanya Pangeran Aoi.
Terlihat ratusan danau bertingkat yang membentang berwarna biru turquoise disertai kabut. Air jernih yang mengalir di atas batu dan kapur menciptakan panorama alam yang menakjubkan. Suara deru gemuruh air yang terjatuh menghantam batu bahkan terdengar jelas.
‘’Inilah induk chakra dari elemen air yang berada di sisi selatan Gunung Shinju … Air Terjun Samui,’’ jawab Guru Suigen.
Setelah itu, mereka menuju ke sisi barat sambil melewati menara batu, sampai akhirnya terlihat terlihat tebing curam yang eksotis dengan dinding karang memanjang dan birunya laut bergradasi indah.
Pangeran Midoriha mengepalkan kedua tangan dengan mata berbinar-binar.
‘’Ini adalah Tebing Ippai, induk dari chakra elemen tanah,’’ kata Guru Dogo.
Selanjutnya, mereka menuju ke lokasi yang berada di sisi utara gunung. Begitu tiba di sana, semua murid berkeringat hebat karena tekanan panas dari kawah di depan mereka.
‘’Yang menyala itu adalah batu berapi Orinpasu yang konon berasal dari makhluk mitologi. Apinya bahkan sudah menyala lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Selain disebut Kawah Api Atsui, tempat ini juga dikenal sebagai Pintu ke Neraka,’’ kata Guru Kabuki.
‘’Pintu ke Neraka … Benar-benar sesuai dengan penampilannya,’’ habis pikir Putri Kamiai.
Hingga akhirnya para murid tiba di lokasi terakhir dimana mereka menatap wilayah bentang alam yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan luas.
Saat tiba di ujung, Pangeran Ozora menatap ke bawah. ‘’Lembah yang dalam dan sempit, bahkan dindingnya juga curam.’’
‘’Inilah Lembah Angin Yoi, induk chakra dari elemen angin. Chakra yang tidak karuan di dalam lembah ini adalah angin itu sendiri. keempat lokasi tadi. Jadi, kalian akan berlatih di lokasi tersebut berdasarkan elemen natural masing-masing, ’’ kata Guru Furoku.
‘’Untuk Putri Negara Api, jadwalmu akan dimulai lebih awal. Jadi setelah makan siang, kau akan lanjut latihan lalu kembali bergabung di kelas sore,’’ kata Ninshu.
‘’Sensei, jika dia sudah diikutkan kembali bersama kita, kenapa masih memiliki lebih banyak waktu untuk latihan?’’ tanya Pangeran Ozora.
‘’Itu karena berbeda dengan kalian yang mengendalikan satu elemen, Putri Negara Api bisa mengendalikan keempat elemen,’’ kata Ninshu.
‘’HEH?!’’ pekik semuanya.
Pangeran Aoi menatap sang putri dengan mata terbelalak. ‘’Empat elemen, Kamiai sungguh menguasainya?’’
Pangeran Midoriha mengangguk yang juga sama terkejutnya.
‘’Aku bilang juga apa? Sudah percaya, kan?’’ senyum Putri Kamiai.
‘’Aku benar-benar terkejut,’’ kata Satan.
‘’Saking kagetnya, kau sampai lupa menyebut dirimu Yang Mulia ini,’’ kata Pangeran Ozora di sampingnya.
......................
[Dunia Bawah]
Akuma berdiri di balkon sambil menatap kekacaun di luar istana yang sudah biasa terjadi.
‘’Salam.’’
‘’Kalian kembali tanpa pria itu?’’ tanya Akuma dengan alis berkerut.
‘’Kami baru saja menemukan keberadaan Shinigami,’’ kata Akuryo.
‘’Lalu kenapa masih tidak membawanya kemari?!’’ kesal Akuma.
‘’Shinigami sedang memantau di bumi,’’ jawab Bakemono.
Akuma menarik nafas secara tertahan. ‘’Untuk apa iblis sepertinya memantau kehidupan manusia?’’
‘’Kami harus menyampaikan ini secepatnya. Anda mungkin akan terkejut setelah mendengarnya. Dewa Iblis Satan telah kembali,’’ kata Bakemono.
Deg!
‘’Dewa Iblis … Kembali?’’ tidak percaya Akuma.
‘’Tapi saat ini Dewa Iblis terlahir menjadi manusia biasa jadi tidak memiliki kekuatan dan ingatannya di masa lalu. Itulah yang dikatakan Shinigami,’’ kata Akuryo.
‘’Setelah jutaan tahun ... Di mana Dewa Iblis saat ini?’’ tanya Akuma.
Bakemono dan Akuryo serentak menjawab, ‘’Gunung Shinju?’’
Akuma terdiam sebelum berdecih. ‘’Aku tidak bisa meninggalkan Istana Iblis begitu saja. Kalian berdua yang pergi untuk menjemputnya.’’
‘’Sesuai perintah Anda!’’ kata Bakemono dan Akuryo sebelum
......................
[Dunia Manusia]
Akademi di Gunung Shinju
Malamnya, para murid tidak punya tenaga lagi setelah diajak keliling untuk melihat keempat lokasi Induk Chakra, lalu kembali melanjutkan latihan di masing-masing tempat.
Pangeran Ozora berjalan keluar sambil mengelap tangan setelah selesai mencuci piring. ‘’Kita sudah pernah menyusuri tempat ini sampai kapok. Tidak kusangka, masih ada tempat seluas itu lagi di akademi ini.’’
‘’Lain kali harus makan banyak sebelum mengunjungi Induk Chakra,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Bagaimana mau makan banyak sedangkan porsi makanan sudah dibatasi setiap murid?’’ tanya Satan.
Pangeran Ozora dan Putri Kamiai saling bertatapan. ‘’Benar juga. Kalau begitu minta para Sensei untuk menambah porsi makanan.’’
‘’Itu namanya rakus,’’ kata Satan membuat kedua anak tadi mengerutkan bibir.
‘’Oh iya, tumben anak pengganggu itu tidak muncul. Mungkin dia sudah kapok setelah tidak mendapatkan jatah makan malam hari itu,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Apa pun alasannya, aku tidak perlu melihat wajah menyebalkannya lagi,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Tapi kenapa dia sangat suka mengganggumu Satan?’’ tanya Pangeran Ozora.
‘’Banri orangnya memang sudah seperti itu. Setiap hari, aku selalu melihatnya mengganggu anak-anak di Negara Api dan Yang Mulia ini salah satunya,’’ kata Satan.
‘’Yang Mulia mana yang dihajar habis-habisan oleh rakyat biasa?’’ tanya Pangeran Ozora dengan wajah bodoh.
‘’Pangeran mana yang memegang kipas terus di tangannya dan bukan pedang?’’ balas Satan.
‘’Jadi Banri sudah lama menjadi anak pengganggu? Aku beruntung tidak bertemu dengannya saat di festival. Jika tidak, kesenanganku akan rusak,’’ kata Putri Kamiai.
Beberapa saat kemudian setelah menyusuri koridor, mereka pun tiba di penginapan dan melihat semua anak di kamar sudah terlelap.
Tanpa mengatakan apa pun, ketiga anak itu hanya menghampiri lemari rak dan mengambil kasur mereka.
