NovelToon NovelToon
Suamiku Pria Tulen

Suamiku Pria Tulen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?

Rama & Irna

Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?


Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan

Instagram Sept_September2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Tetaplah Seorang Pria

Suamiku Pria Tajir #26

Oleh Sept

Rate 18+

Jantung Nur seperti mau copot, ia sangat terkejut. Secepat kilat Nur dan Arya sama-sama saling memutar tubuh mereka. Nur yang gugup, kemudian langsung berjalan cepat setelah meletakkan handuk di dekatnya. Sedangkan Arya, pria itu harus menahan malu yang luar biasa.

Beberapa saat kemudian.

Arya dan Nur terlihat makin canggung. Gara-gara kejadian absurd tadi, kini Arya tidak mau menatap Nur. Dalam hati, Arya sangat merasa malu bukan main. Begitupun dengan Nur, saat ia berpapasan dengan Arya, matanya terus saja menatap ke bawah, seolah sedang mencari uang jatuh.

Tidak mau terjebak dalam kecanggungan yang semakin parah, dua orang itu setelah rapi habis mandi, buru-buru meninggalkan kamar.

Arya sampai memasang dasi dengan asal, ini karena ia tidak betah berlama-lama satu ruangan dengan Nur. Arya tidak punya muka untuk menghadapi Nur. Ah, malu sekali rasanya. Mengapa Nur sampai melihat cacing pitanya? berkali-kali ia merutuk dalam hati.

"Ini kopinya, Tuan."

Bibi datang dengan membawa secangkir kopi dan beberapa potong sandwich. Mama dan papanya sudah sarapan, tinggal Arya dan Nur yang belum. Karena keduannya kesiangan.

Tap tap tap

Mama muncul dari dalam, ia kembali membawa sesuatu. Entah ramuan apa lagi, yang jelas ia meminta Arya meminum ramuan itu tepat di depannya.

"Apa ini, Ma?"

"Udah, minum aja. Baik buat kesehatan kamu."

"Ma, jangan aneh-aneh."

"Astaga, ini hanya jamu racikan resep dari Bibi di kampung. Terbukti manjur, iya kan Bi?" Mama menatap Bibi yang terus menganggu tersebut.

"Ya ampun, Ma. Arya mau kerja, tolong jangan aneh-aneh."

"Ish ... udah. Minum, sekarang!"

Mama mengambil secangkir kopi yang ada di depan Arya. Lalu menggantinya dengan gelas yang ia bawah.

Nur yang baru datang, langsung mendapat senyuman dari mama mertua.

"Nur ... tolong dijaga ya. Masih awal kehamilan. Kan rawan, bilang sama Arya, jangan sering-sering juga."

Uhuk uhuk uhuk

Arya hampir saja memuntahkan minuman aneh pemberian dari sang mama. Ucapan mama membuat ia langsung tersedak.

"Pelan-pelan!" reflek Nur menepuk punggung Arya. Mengalirkan getaran-getaran aneh pada tubuh pria tersebut.

Arya yang merasa tidak nyaman, mencoba menghindar. Dan Nur sangat paham. Sepertinya Arya tidak mau ia menyentuh punggungnya.

Selesai sarapan, Arya mengucapkan sesuatu yang lupa tidak ia katakan sebelumnya. Saat itu mama sudah pergi, entah ke mana. Di meja makan hanya ada mereka berdua.

"Mungkin nanti malam aku nggak pulang."

Nur mendongak menatap penuh tanya.

"Ada meeting penting dan juga pertemuan di luar kota." Arya melanjutkan kata-katanya. Tatapan Nur seolah mewakili pertanyaan wanita muda tersebut.

"Ya sudah, hati-hati di rumah. Mengenai kuliahmu, biar sekretarisku yang urus."

Arya langsung berbalik, meninggalkan Nur tinggal di sana bersama orang tuanya. Dari kejauhan, Nur menatap kepergian Arya naik mobil dengan sopir pribadinya.

Waktu terus berlalu, hingga hari mulai gelap. Nur merasa kesepian seorang diri di dalam kamarnya. Ternyata, kalau nggak ada Arya, kamar itu terlihat sangat sepi. Tidak bisa tidur, ia memainkan game di ponselnya. Tapi lama-lama ia bosan juga. Pada akhirnya, Nur berakhir dengan nonton film.

Ketika film belum selesai, Nur malah sudah terlelap duluan. Ia sampai tidak sadar, seorang pria masuk ke dalam kamarnya. Pria itu menatap Nur yang tertidur di sofa sambil menonton film. Cukup lama Arya menatap wajah damai ibu dari calon anaknya tersebut.

Sebenarnya ia harus ada di kota A sampai besok malam, tapi saat ia bertanya pada mama di telpon. Nur sedang apa, ia pun memutuskan pulang. Arya meminta utusannya yang mengurus sendiri masalah pekerjaan di kantor cabang KCF Group. Mama bilang Nur hanya di kamar saja. Diajak jalan-jalan tidak mau, katanya capek. Dan terus memegangi perutnya. Mama rupanya mengada-ada. Nur tidak memegangi perutnya, yang ada ia memegangi ponsel terus karena main HP.

Arya ternyata sudah kena jebakan sang mama, begitu pulang Nur sudah terlelap. Tidak mau Nur bangun tidur dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Arya pun berinisiatif membopong Nur, memindahkan Nur ke atas ranjang yang jauh lebih nyaman.

Pelan-pelan ia meletakkan tubuh Nur. Tapi, saat ia mau beranjak, Nur malah membuka matanya. Mata kecil itu mengerjap dan menatap ke arahnya.

"Aku hanya memindahkanmu ke tempat yang nyaman. Jangan salah sangka."

Arya mundur, tapi Nur malah langsung menarik dasinya.

"Astaga Nur, kamu sudah gila. Apa yang kamu lakukan!" batin Nur. Ia seolah menyesali apa yang sudah dilakukan. Tapi sudah terlambat.

Arya menelan ludah, ditatapnya bola mata jernih itu. Sorot matanya berbeda, bukan seperti sebelumnya. Rasa takut dan tak nyaman ketika melihatnya. Semua berbeda, Arya sempat menduga. Jangan-jangan kehamilan Nur membuat wanita muda itu kehilangan jati diri. Nur lebih berani, bahkan malam ini, terang-terangan Nur menarik dasinya untuk mendekat.

Kalau begini, bagaimana Arya menepati janji? Seketika Arya dilanda dilema dan gamang.

"Aku mandi dulu!" Arya mencoba menghindar untuk kesekian kali.

"Mas Arya menghindar dariku?"

Arya terdiam, kemudian berbicara dengan wajah serius.

"Aku sedang menepati janjiku, Nur!" jawab Arya penuh ketegasan.

"Bagaimana kalau Nur yang menyuruh Mas Arya melangar janji itu?"

"Nur! Ada apa denganmu?" Arya menatap penuh keheranan.

Nur merasa salah bicara, entah apa yang ada di kepalanya. Nur merasa aneh dengan dirinya sendiri. Aneh karena menginginkan perhatian ayah dari janin yang ia kandung.

"Bukan apa-apa ... lupakan, Nur sedang kacau." Merasa tidak nyaman dengan suasana seperti sekarang. Nur memutuskan untuk tidur saja. Malu, ia langsung memejamkan mata.

Tapi apa yang terjadi berikutnya, Nur merasa geli saat Arya mulai menyentuh pungungnya. Sialnya lagi, sepertinya Arya melepaskan pengait di balik sana. Bersambung.

1
Arida Susida
Luar biasa
Meri
Oalah,antek ny Rama🤦🤦🤦
Nurmiati Aruan
hajar terus Irna....sampe dapat 😂😂😂
Nurmiati Aruan
1 orang Rama belum bisa diringkus.... meresahkan...
Nurmiati Aruan
goda terus kak Irna ..sampe meleleh
Nini Tuti
Luar biasa
Dessy Lisberita
fisual aku suka yg timur Tengah sekedar beri sran
Meyke Joyce Rantung
waduh...bakal ketemu Rama dgn Arya...
Meyke Joyce Rantung
Nur jago bahasa Inggris ya...langsung ngerti tulisan di kertas😅
Meyke Joyce Rantung
Nur koq tidak lapor sekuriti...
Wati indah
Luar biasa
Gagas Permadi
Kevin ngidam brabe dah🤣🤣🤣
Gagas Permadi
papa Arya kenapa Thor 😭😭🤣
Gagas Permadi
Lea bar bar/Facepalm//Facepalm/
Gagas Permadi
Arya sama Rama jadi besanan donk🤭
Gagas Permadi
woooowww
Gagas Permadi
enakan rasanya 🍩
Gagas Permadi
🤣🤣🤣🤣
Gagas Permadi
cieeeee terong udah doyan donat🤣
Gagas Permadi
waaaaah si IRNA. bener² bar bar🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!