INFO PENTING!!!
Novel ini punya dua cerita yang berbeda...
Sekuel Pertama (Bab 1-Bab 83)
Berkisah tentang Velicia Arista yang di vonis mengidap kanker serviks stadium III. Dokter mengatakan usianya hanya tinggal 90 hari. Mengetahui hal itu, membuat Velicia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan mendapatkan cinta dari suaminya. Karena selama 3 tahun pernikahan, suaminya malah mencintai wanita lain.
Sekuel Kedua (Bab 86-dst/ on going)
Berkisah tentang puteri adopsi Velicia, Claudia Arista Setyawan, yang terpaksa menikah dengan seorang pria yang sama sekali tak pernah dilihatnya, Adam Wijaya.
Selama 2 tahun keduanya hidup terpisah dan sama sekali tidak pernah mengenal wajah masing-masing. Saat Adam kembali, Claudia ingin bercerai. Adam pun memberikan syarat dalam 90 hari kedepan, Claudia harus bisa membuktikan kepada Adam bahwa ia akan berhasil dalam perkuliahannya. Maka dengan itu, Adam akan setuju untuk bercerai.
"90 Hari Mengejar Cinta Suamiku"
Follow IG: La-Rayya ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataannya (Bab 25)
Disinilah aku hari ini, disebuah ruangan yang semuanya terlihat hijau, ruangannya juga pakaian yang dikenakan Dokter dan timnya. Bahkan, aku juga mengenakan pakaian yang serupa.
Aku diberi selimut tebal dan dipasangi kateter. Setelahnya diminta untuk miring kearah kanan, posisi kakiku ditekuk dan agak membungkuk.
Aku sendirian, tak ada orang yang ku kenal menemaniku di ruangan yang bagiku sangat menyeramkan ini.
Tiba-tiba di bagian dekat tulang belakang aku merasakan dingin saat diusap-usap, lalu terasa sakit. Beberapa saat kemudian, aku merasakan di sekujur kakiku terasa kesemutan. Setelahnya kakiku mati rasa, tidak bisa digerakkan.
Selama operasi tiap orang wara-wiri berseliweran, aku hanya bisa melihat bayangan Dokter sedang mengoperasi dari kaca. Entah kenapa rasanya tiba-tiba pundak ku rasanya sangat berat dan pegal, kepalaku menjadi pusing.
Tidak lama kemudian aku merasa mual dan ingin muntah. Aku meminta salah seorang perawat untuk memijat bagian belakang pundak ku agar rasa pegalnya berkurang. Setelah dipijat, aku merasakan bagian pundak terasa lebih ringan.
Namun menit berikutnya, aku semakin merasa pusing dan tiba-tiba kehilangan kesadaran ku.
********
Aku terbangun dan menyadari bahwa diriku telah berada di ruang perawatan dengan selang oksigen yang terpasang di hidungku. Dan orang pertama yang ku lihat adalah Jack, kakak ku.
"Syukurlah, akhirnya kau sadar juga." Ucap Jack mengusap kepalaku lembut. "Tunggu sebentar, aku akan memanggil Dokter." Lanjutnya seraya keluar ruangan.
Aku jadi ingat, selama tak sadarkan diri, aku merasa bertemu dengan Mama dan Papa. Aku bahkan merasa kembali ke masa lalu dimana pertama kali aku bertemu dengan Arnold. Aku begitu bahagia, hingga rasanya tak ingin bangun dari mimpi itu.
Tak lama Dokter datang, dan menjelaskan kondisiku. Dan, yang membuatku kaget adalah ternyata aku sudah tak sadarkan diri selama tiga hari, dikarenakan pendarahan yang terjadi saat operasi besar itu.
Aku masih ingat dengan jelas, masa-masa sangat emosional di malam menjelang operasi besar di pagi harinya. Dokter memberi tahu kemungkinan terburuk dari hasil operasi nanti.
"Jika kanker yang menempel di rahim sudah besar dan menempel terlalu dalam, kemungkinan tidak bisa diangkat jadi tidak bisa dibedah. Karena kanker serviks ini posisinya menempel sekali di rahim dan kandung kemih, jadi harus benar-benar hati-hati membedahnya. Kalau terjadi kesalahan, akan menyebabkan saluran pembuangan terganggu." Ucap Dokter kala itu.
Belum lagi setelah operasi, aku harus melakukan kemoterapi dan radiasi lagi. Semua itu membuatku semakin terpuruk dan menyalahkan Tuhan. Tapi, secara perlahan aku mulai menerima dan memetik hikmah dari apa yang telah Tuhan garis kan untukku.
Usai menjalani operasi pengangkatan rahim, aku menjalani serangkaian rawat jalan. Aku harus menyesuaikan beberapa perubahan yang terjadi pada tubuhku, aku pun membutuhkan waktu untuk kembali latihan jalan secara normal, melakukan olahraga tertentu untuk melemaskan otot-otot, dan menyesuaikan diri dengan siklus ekskresi yang baru.
*********
Dua minggu berlalu....
Hari ini aku dikejutkan dengan kehadiran Merry yang datang membesuk ku ke rumah sakit yang berada di luar negeri tempatku menjalani operasi.
"Aku rindu padamu." Ucap Merry seraya memelukku yang duduk bersandar di atas ranjang rumah sakit.
Aku hanya tersenyum. Dapat ku lihat dari sorot mata Merry, ia terlihat berbeda dan sepertinya ia tengah berbahagia. Pasti hubungannya dan Hansen sudah membaik.
"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Merry padaku.
"Aku baik." Balasku singkat.
Rasa penasaranku tentang yang terjadi di Ternate membuatku bertanya pada Merry.
"Bagaimana kondisi di Ternate?" Tanyaku.
"Semuanya berubah." Balas Merry yang semakin membuatku penasaran. "Seperti yang diperintahkan Jack padaku. Sehari setelah aku dibebaskan, aku menelepon Arnold dan memberitahunya bahwa kau sudah meninggal di rumahmu seorang diri." Lanjut Merry.
Aku terdiam. Iya, aku nyatanya membuat Merry menyebarkan berita kematian ku. Itu artinya semua orang di Ternate sudah menganggap aku mati.
"Apa kau tahu Velicia, aku menelepon Arnold tepat di hari pernikahannya. Dan Arnold pada akhirnya membatalkan pernikahannya dengan Viona. Pengacara mu datang disaat semua orang berkumpul di rumahmu. Pengacara membacakan surat wasiat mu dan mengatakan pada Arnold bahwa semua PIN yang kau pakai adalah 1122." Ujar Merry.
Aku jadi mengingat bahwa Arnold selalu merasa bingung dengan nomor PIN ku itu. Dia pernah bertanya padaku, apa ada makna spesial. Aku bilang hanya sembarangan pakai saja.
Merry kembali melanjutkan ceritanya.
"Arnold terlihat seperti merasakan kesedihan mendalam di hatinya, dia menyalahkan diri atas segala yang diperbuatnya kepadamu. Lalu aku membisikkan sebuah kalimat di telinga Arnold. Aku bilang bahwa kau belum meninggal, tapi hanya koka setelah melakukan operasi. Aku melihat dengan jelas mata Arnold langsung terlihat berwarna, tapi kalimat yang aku ucapkan selanjutnya memukulnya jatuh ke dalam jurang. Aku mengatakan padanya bahwa kau tidak akan memaafkannya semudah itu selamanya."
Jujur, aku merasa heran atas sikap Arnold.
Kenapa dia harus sedih atas kepergian ku? Bukankah dia tidak mencintaiku? Dia bahkan membatalkan pernikahannya. Untuk apa?
Merry membuyarkan lamunanku dengan melanjutkan ceritanya kembali.
"Saat pengacara membawakan surat wasiat mu kepada Arnold, Arnold sangat terkejut saat membaca sebuah kalimat dan mendengar pengacara memintanya untuk memainkan lagu Sleep in the Deep Sea, karena nyatanya dia sama sekali tidak bisa bermain piano. Dan ternyata kakak kandung Arnold, Andreas yang duduk di depan piano yang ada di rumahmu, malah dia yang mulai memainkan lagu tersebut dengan ekspresi aneh. Rupanya Andreas sejak awal sudah tahu kalau yang kau sukai adalah dirinya; hal itu membuat seluruh dunia Arnold runtuh. Velicia, ternyata orang yang kau sukai waktu kecil bukanlah Arnold, tapi Andreas. " Ujar Merry lagi.
Aku menjadi histeris, cintaku yang selama 9 tahun, lika-liku yang aku alami, seperti sebuah lelucon. Kenapa malah jadi seperti ini? Ternyata aku menikah dengan orang yang salah. Aku mencintai orang yang salah. Ku lewati tiga tahun dengan bertahan atas semua sikap suami yang ternyata juga orang yang salah.
Tidak, aku harus meluruskan semuanya.
"Aku ingin kembali ke Ternate." Ucapku pada Jack yang sedari tadi juga ikut mendengarkan cerita Merry.
"Untuk apa kau kembali lagi? Kau lebih baik tinggal bersamaku." Ucap Jack.
"Tidak Jack. Aku harus meluruskan semuanya." Balasku.
"Kau sudah tidak mempunyai apapun lagi. Bukannya kau sudah menyerahkan semua milikmu pada Arnold. Lalu untuk siapa kau kembali kesana lagi? Apa kau mau menemui Arnold atau Andreas?"
Pertanyaan Jack menyadarkan ku. Bahwa aku memang sudah menyerahkan semuanya pada Arnold. Tapi, bukannya aku belum mati. Lagipula tujuan utamaku bukan untuk harta itu lagi. Aku hanya ingin menemui Andreas.
"Aku akan menemui Andreas." Jawabku pada Jack.
Jack dan Merry yang mendengar jawabanku hanya terdiam.
Bersambung....
Terima kasih atas kesediaan kalian membaca karya receh ini. Jangan lupa berikan.....
Like 👍
Komen 💭
Hadiah 🎁
Vote 🎟️
Salam sayang....
La-Rayya ❤️
kasian suami ya punya istri kayak kamu
apakah suamimu boking kamar dengan sahabat wanitanya, pangkuan, curhat, dan pelukan kau anggap hal normal juga
miris pola pikir yang tidak bermoral sampai hal menjijikan kayak gini kau benarkan
jiiik
persahabatan endra dan claudia
pesan kamar hotel, berduaan dikamar, curhat berduaan, duduk dipangkuan, peluk dari belakang, tidur berduaan di atas ranjang, kau anggap ini persahabatan yang normal, kau sehat kan thor
coba kau bayang suami baca novel ini, dia berarti boleh donk bersikap kayak endra, punya teman wanita, curhat curhatan, boking hotel, pangkuan, pelukan
miris sifat munafik wanita di bawa kedalam novel, suami perhatikan ponakan wanita saja udah salah, tapi dia sebagai istri kayak wanita murahan, dianggap hal biasa
miris kemunafikan yang tidak bermoral, menjijikan