"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Rambut indah bergelombang Ariana, perlahan menerpa hamparan sprei. Tubuhnya mengikuti menindih, saat Caesar meletakkannya di atas kasur. Caesar mengangkat tubuhnya membawa Ariana pindah ke dalam kamar, membiarkan dirinya tenggelam lebih dalam lagi terseret bersama Ariana.
Wanita itu menatap sorot mata Caesar yang juga menatapnya, rasanya sangat tak karuan juga asing tat kala dirinya berbaring dan di tatap seperti itu.
Ariana setuju untuk tidur bersama dengan Caesar. Setelah kejadian di sofa, tentu perasaannya tak bisa disembunyikan lagi. Caesar mencari Ariana untuk menghilangkan segala resah gelisahnya, dan Ariana akan mencari Caesar saat diri hilang ketenangan.
Mulut mereka memang tak berucap, tetapi hati keduanya sama-sama tahu, sama-sama peka dan merasakan. Bahwa itu bukan sekedar butuh, tetapi keinginan satu sama lain untuk saling memiliki.
"Berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu." Lirih Ariana menutup mata Caesar dengan jemarinya.
"Kenapa?..."
Ariana tak langsung menjawab, wajah cantiknya terasa panas merah merona. Selain Caesar yang kesulitan, Ariana sendiri begitu kesusahan menahan diri. Sekilas saja ia lengah, arus deras itu pasti berhasil membawanya hanyut.
Posisi ini, tatapan mata nya, dan sesuatu yang tertahan.. Keduanya sama-sama ragu akan pertahanan diri.
Bagaimana Caesar akan melalui ini? Sosok Ariana telah berada di kamarnya, berbaring dengan penampilan yang cukup berantakan akan ulahnya. Tidak jelek apalagi aneh, ia terlihat seperti godaan yang disamarkan dalam wujud seni. Indah, menggoda, dan berbahaya bagi ketenangan jiwa pria. Sebagai pria normal yang menginginkannya, telinga Caesar memerah membayangkan tubuh Ariana tanpa penutup sehelai benang pun. Akan secantik apakah dia?.
Jemari Ariana Caesar raih, pria itu menahannya ke atas. Terlihat Ariana menatap penuh tanda tanya.
"Malam ke 19? Dan kita baru sekamar dan setuju tidur seranjang.. Pasangan suami istri macam apa itu?." Bisik Caesar menyindir, perlahan ia menciumi leher Ariana, semakin turun ke bawah menelusuri belahan yang mengguncangkan pertahanan.
"Kita sendiri yang menciptakannya.." Ariana menengadah, wajah tampannya menempel nakal menjelajahi area dada Ariana yang sebagian masih tertutup.
Nafas Ariana tersengal, sepertinya tidak ada celah untuknya bisa melepaskan diri dari Caesar. Walaupun Caesar mengatakan tak akan melakukannya, tetapi siapa yang tahan jika melihatnya dengan penampilan seperti ini?.
Sebelum semakin jauh, Caesar harus tahu sesuatu.
"T-tunggu.." Ariana menahan tangan Caesar yang hendak memasuki dress.
Terlihat Caesar menanti penjelasan Ariana.
Wajah Ariana merah padam. "Kau benar-benar liar ya.."
"Caesar.."
"Aku sedang datang bulan."
Mendengar itu pupil mata Caesar membesar, suasana seketika menjadi hening dan kering.
"Ffft.."
Ariana mengerutkan kening.
"Hahaha."
Wanita cantik itu menatap penuh selidik. "Apa ada yang lucu? Kenapa kau tertawa?."
Setelah puas mengasihani diri, Caesar menempelkan keningnya pada kening Ariana. Mata keduanya saling bertemu, seolah mengutarakan perasaan masing-masing.
"Apa yang kau pikirkan?.." Lirih Caesar parau. "Aku tidak akan melakukannya, aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu.."
Ariana terdiam, perasaannya cukup resah. Walaupun Caesar berkata demikian tetapi ia tak yakin. Dalam dekapannya, Ariana dapat merasakan tangan kekar Caesar yang nakal meremas masuk bagian belakangnya.
Sudah jelas ia terlihat tersiksa menahan diri, Caesar memang lain di hati lain di mulut. Ia sedang berbohong.
Jika mengingat itu, rasanya malu sekali. Bersentuhan dan saling cumbu dengan Caesar adalah hal yang tak terduga. Ariana memilih menelungkupkan wajah cantiknya pada dada bidang pria itu.
Sudut bibir Caesar terangkat, ia menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Dipeluknya tubuh Ariana, merengkuh menghirup aroma manisnya. "Sekarang tidur lah, besok kau harus menemaniku menghadiri pesta undangan."
Ariana menoleh. "Apa tak jadi masalah? Maksudku pernikahan kita cukup privat, dan pesta itu pasti banyak kenalan mu dari luar."
"Tidak akan.. Aku sengaja melakukannya." Lirih Caesar.
Ariana tak langsung menjawab, ia hanya meyakini keputusan Caesar. Jika membantah pun, yang ada kembali terjadi perdebatan dan ia tak akan diberi ampun. Jadi, lebih baik ikut saja. "Baiklah."
.
.
Malam berikutnya...
Setelah turun dari mobil, Ariana menerima uluran tangan Caesar. Mereka tiba di sebuah pesta yang diadakan oleh salah satu orang penting di kota itu, Caesar merupakan tamu eksklusif nya yang diundang.
Kedatangan mereka menjadi sorotan, terutama Ariana. Semua orang yang ada di sana mengenali sosok Caesar, mengetahui bahwa selama ini keturunan Grayson tak menunjukkan kehidupan pribadinya. Tentu, saat melihatnya muncul dengan wanita asing yang terlihat jelita, menjadi perbincangan hangat.
"Siapa wanita itu?." Penasaran orang-orang.
"Entahlah.. Sepertinya ia bukan dari negara ini."
"Benar juga, sosok seperti Caesar tidak mungkin memilih pasangan yang sembarangan. Aku tidak mengenalinya sebagai model atau publik figur di sini. Pasti wanita itu dari luar." Timpal yang lain.
"Cantik sekali.."
"Tidak, bahkan semua yang ada pada dirinya terlihat indah."
"Aku penasaran.. Mereka terlihat sangat serasi."
"Sepertinya mereka tengah berlibur di Hawaii."
"Benar.."
Begitulah yang terjadi di sana. Dibantah berapa kali pun, kedatangan Caesar dengan membawa Ariana tetap menjadi sorotan utama.
Pemilik pesta yang merupakan kenalan Caesar, sangat antusias menyambut kedatangannya. Beliau bernama Pablo, orang yang diundang saat pernikahan mereka juga. Tentu ia sudah tahu namun sangat menjaga privasi Caesar.
"Aku senang kau datang, suatu kehormatan tentunya." Ujar Pablo. "Silahkan nikmati waktunya dan bersenang-senang lah, tuan Caesar dan istri."
"Iya."
Mereka mendapat tempat khusus untuk menikmati pesta.
Ariana yang sangat menyukai tempat cozy ia memilih enjoy dan menikmatinya. Walaupun ini terasa asing tapi pesta itu terasa hangat dan cukup menyenangkan. Terlebih di sampingnya berdiri sosok pria yang memberi rasa aman, Ariana tak perlu khawatir diganggu atau semacamnya.
"Kau menyukainya?." Ujar Caesar menghampiri Ariana setelah mengobrol dengan Pablo.
"Ya, ini tak seburuk dugaan ku."
Sudut bibir Caesar terangkat. Jika Ariana sangat menyukai nuansa pestanya, maka Caesar lebih memilih menatapnya. Setiap keindahan wanita itu, seolah memanggilnya untuk tak berpaling sedikit pun.
Tangan kekar Caesar meraih pinggang Ariana, melingkarkan nya tanpa celah. Wajah tampan itu mendekat, mencium lembut punggung mulus Ariana dari belakang.
Ariana sedikit terkejut, bukankah ini terlalu intens?.
"Kau... Benar-benar mengambil kesempatan ya." Sindir Ariana, tangannya menyentuh leher Caesar.
"Setiap detik sangat berharga."
Ariana menggigit bibir bawahnya, Caesar benar-benar berbahaya untuk ketenangan jiwa. "Berhenti menggodaku."
"Tidak mau.."
Tak jauh dari posisi mereka berada, seorang pria berdiri dengan tangan yang mengepal kuat. Napasnya tertahan, panas hati menjalari tubuh hingga terasa seperti darah yang mendidih. Matanya tak lepas menatap wanita yang selama ini ia cari. Wanita itu kini tengah tersenyum lembut pada pria lain, membiarkan dirinya disentuh, dinikmati, seolah kehadirannya tak berarti apa-apa. Saat itu juga, dunia seakan berhenti yang tersisa hanya kemarahan yang nyaris meledakkan jiwanya.
Ya, Diego..
Ia kini menyaksikan langsung atas kebenaran ucapan Ariana. Ia melihat pria baru yang Ariana maksud telah menggantikannya. Siapa yang terima dan tak marah? Diego membeku dengan guncangan luar biasa.
Tetapi itu tak seberapa dengan mengetahui fakta, bahwa pria yang dimaksud Ariana adalah sosok pria yang ia curigai selama ini.. ia Caesar Castillo Grayson.
Mata Diego merah, jantungnya berdegup di batas wajar. Bagaimana bisa Ariana melakukan ini?. Ia tidak mungkin melakukan keributan hingga mengacaukan pesta Pablo.
"Ariana.."
Apa ia lupa mengenai siapa sosok Grayson?.
"Tuan.. Apa yang akan kita lakukan sekarang?." Ujar asisten Diego.
Dengan rasa tak terima juga kebencian yang tak terbendung, Diego meraih camera untuk mengambil foto mereka. Di sela guncangan yang luar biasa, Diego menemukan sesuatu yang bisa ia jadikan senjata.
Sementara itu..
Dengan perlahan, Caesar menoleh ke belakang. Sorot mata tajamnya menemukan keberadaan Diego. Pria itu tersenyum menyeringai, bersamaan dengan kilatan flash camera menyala. "Sangat tak berguna.. Aku pemenang nya."
semoga kebencian kedua keluarga bisa bersatu krn cinta mereka berdua
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana