NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 23

Jenna berdiri didepan kasir apotek untuk menunggu obat miliknya disiapkan, di luar sana, Oma Winda menunggu didalam mobil. Wanita tua itu memaksa untuk mengantar Jenna. Jadi tadi Jenna, terpaksa menunggu Oma Winda selesai melakukan cek kesehatan rutin sebulan sekali.

" Terima kasih mbak, " Jenna meraih satu kantong plastik kecil yang diserahkan pegawai apotek.

Oma Winda sudah membuka pintu mobil begitu melihat Jenna sudah keluar dari apotek. Duduk bersisihan dengannya sedangkan mbak Rina duduk didepan bersama sopir.

" Sudah, cantik? " tanya Oma Winda.

Jenna tersenyum sembari mengangkat kantong plastiknya berisi obat, " Sudah Bu, " sahutnya.

Oma Winda memicingkan matanya menatap Jenna, " Jangan panggil Ibu, Bu, panggil saya Oma Winda. Umur saya sudah tua, tidak mungkin punya anak semuda kamu. Yang ada saya punya cucu seumuran kamu itu baru benar. "

" Baiklah, Oma Winda, " ucap Jenna di sambut tawa Oma, Mbak Rina dan pak sopir. Apalagi Oma Winda, beliau tampak terhibur dengan adanya Jenna dihidupnya. Walaupun status mereka hanyalah orang asing, tapi setelah ini Jenna sudah ia nobatkan sebagai cucunya. Biarlah cucu kandungnya itu, suka membantah membuat Oma Winda kerap kesal jika dihadapkan dengan cucu kandungnya, Kafindra.

******

Kafindra tengah bersandar dikursi kebesarannya , memejamkan mata sejenak karena kepalanya yang terasa berat. Setiap pagi ia akan mual dan setelahnya pusing yang mengganggu aktivitas nya. Belum lagi jika terlalu lama berada dekat dengan yang namanya wanita, tubuhnya secara otomatis akan merasa mual tanpa diminta.

Menyusahkan memang !

Dering ponsel yang ia letakkan diatas meja kerjanya, memaksa pria itu untuk bangun membuka mata.

Awalnya ingin ia abaikan, tapi dering ponselnya tak hanya bunyi satu kali melainkan beberapa kali hingga suara nya membuat Kafindra terganggu.

Tcckk .....

Kafindra berdecak kesal, diraihnya benda pipih itu dengan kasar , tanpa menyapa Kafindra, hanya menempelkan ponselnya ditelinga setelah panggilan terhubung.

" Nanti malam saja, aku akan ke markas. Jangan menggangguku ! " serunya langsung mematikan ponsel secara sepihak.

Raut wajahnya sudah tak bersahabat lagi sekarang, lelah dan tersiksa karena rasa sakit itu membuat Kafindra merasa lemah sebagai laki-laki.

****

Malam harinya, setelah dari kantor, Kafindra mampir di apartemennya untuk mandi dan berganti pakaian sebelum ke markas sesuai janjinya dengan anak buahnya tadi.

 Dipertengahan jalan menuju markas, mobil Kafindra, berhenti di pinggir jalan . Pria itu keluar dari dalam mobil dengan kacamata hitam bertengger gagah di hidung mancungnya.

Dipinggir jalan raya, beberapa pedagang kaki lima tengah menjajakan dagangannya dengan gerobak bertuliskan makanan yang dijual masing-masing.

Pandangannya teralihkan dengan gerobak bertuliskan martabak lumer.

" Mas saya mau makanan yang mas jual, " suara dengan aksen berat dan kebule-bulean itu mengalihkan segerombolan bapak-bapak penjual yang tengah ngerumpi , ditemani rokok dan kopi tersaji diatas meja bundar kecil.

Sang pemilik gerobak martabak sadar, ia bangkit menghampiri Sang pembeli yang nampak asing.

" Martabak mas? Mau yang rasa apa ya? " tanya si penjual martabak dengan bingung..

" Memang ada list menunya? " Kafindra menatap bingung si abang penjual.

Si penjual mengangguk , " Disana mas " menunjuk kaca gerobaknya yang terdapat kertas bertuliskan menu sekaligus harga.

Kafindra menggeser tubuhnya tepat didepan kaca yang ditunjuk oleh abang martabak tadi. Sederet martabak dengan jenis topping dan beragam harganya.

" Semua deh mas, banyakin toppingnya, " ucapnya lalu duduk di kursi yang tadi diduduki oleh abang martabak.

Sontak keikut sertaannya di meja bundar itu membuat para bapak-bapak pedagang saling melirik satu sama lain. mau menyapa pun sungkan karena wajah datar Kafindra yang begitu kentara.

" Malam Mas , " pada akhirnya salah satu dari bapak-bapak tadi menyapa Kafindra dengan nada canggung. Tidak dijawab pun juga terserah pikir bapak itu.

" Iya malam, " sahut Kafindra memaksa seutas senyum diwajahnya. Setelah itu ia kembali diam dengan wajah datar .

" Jualan apa itu pak? " tanya nya pada laki-laki yang duduk didepannya, terlihat paling tua diantara bapak-bapak yang lain.

" Jualan kopi mas, " jawab bapak tersebut seraya mengangkat cup kecil yang didalamnya berisi kopi hitam.

Kafindra diam mengamati berbagai gerobak yang tertata dipinggir jalan, " Kalau saya borong dagangannya, bapak seneng nggak? " tanya Pria blasteran itu membuat para bapak-bapak tertawa dibuatnya.

" Ya seneng to mas, wong yang bikin seneng para pedagang itu kalau jualannya habis , " jawab si bapak pembuat martabak yang tak sengaja mendengar.

" Begitu ya, " Kafindra mengangguk, sedangkan para bapak-bapak tadi masih asik saling melempar tawa. " Ya sudah saya borong, bungkus aja semua pak nanti masukin kedalam mobil saya. " ucapnya kemudian mengeluarkan dompet tebalnya berisi uang ratusan ribu.

" Beneran mas ? " tanya salah satu pedagang memastikan.

" Emang muka saya muka pembohong ya? " tanya nya menatap satu. persatu muka para pedagang yang nampak ragu.

" 15 menit dari sekarang, kalau lama gak jadi saya beli, " ucapnya kemudian yang langsung membuat para bapak-bapak itu bangkit menuju gerobak masing-masing.

Kafindra hanya tersenyum kecil melihat antusiasme para bapak-bapak itu.

sesuai waktu yang diberikan, lima belas menit kemudian beberapa kantong kresek besar sudah tertata rapi di bagasi mobilnya. Begitu ia masuk kedalam mobil, aroma dari berbagai makanan langsung menguar di indera penciumnya.

Entah kenapa mengingat wajah bahagia para pedagang tadi membuat nya ikut tersenyum walaupun dalam hati. Uang yang ia keluarkan untuk membeli seluruh makanan tadi bukanlah nominal yang besar menurutnya.

Setibanya di markas, Kafindra memerintah anak buahnya untuk mengambil makanan di bagasi agar dibagikan ke yang lain. Sedangkan ia sendiri menenteng martabak spesial miliknya masuk kedalam ruangannya.

" Kesambet apa Pak bos beli makanan random sebanyak ini? " bisik salah satu anggita Black Eagle, yang ikut mengeluarkan kantong kresek dari bagasi mobil.

" Nggak tau, mau ubah profesi jadi jutawan yang dermawan kali. membantu rakyat kecil dengan uang nya itu, "

*****

Oma Winda tengah berada di dapur dengan koki pribadinya. Minta diajarkan membuat kue, wanita tua itu terlihat sangat bersemangat sekali. Setiap step by step ia lakukan dengan sangat hati-hati, mengikuti perintah koki nya.

Kenapa tidak kokinya saja yang buat Oma? Jawabannya adalah karena Oma ingin hasil dari tangannya sendiri, tidak boleh ada campur tangan orang lain. Kecuali resep ya, karena Oma masih belajar.

Satu jam sudah Oma berkutat di dapur, Satu loyang kue brownies cokelat sudah ia keluarkan dari oven. Dengan senyum mengembang, ia menyuruh koki tersebut untuk. mengeluarkan kuenya dari loyang.

" Wah cantik sekali, " pujinya pada kue buatannya sendiri.

" Ini sih gak bakal di tolak kalau kuenya secantik ini, " ucapnya dengan mantap dan yakin.

Rupanya kue brownies buatan tangan pertamanya itu akan ia berikan pada seseorang yang spesial tentunya.

🦋🦋🦋🦋🦋

Ditempat author lagi musim Bapil ( batuk pilek) sama demam. Jadi ini rada kurang bisa mikir karena kepala gliyengan plus hidung mampet 🙏😷🤕

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nurul Khotimah: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!