NovelToon NovelToon
Memilih Pergi Ketika Kau Memilihnya

Memilih Pergi Ketika Kau Memilihnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Pelakor / Poligami / Penyesalan Suami
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20 Hal Aneh

Gama sudah diantarkan Cilla ke sekolah dan Cilla juga berpamitan pergi. Gama terlihat berdiri di depan pintu dengan membawa paper back berwarna coklat.

Gama tersenyum ketika melihat Mikayla yang diantarkan oleh Rasyid membuat Gama langsung menghampiri Mikayla.

"Hay Mikayla!" sapa Gama dan sementara Mikayla tidak seperti biasanya menyapa dengan sangat excited dan mungkin saja dia takut jika Metta mengetahui bahwa dirinya masih dekat dengan Gama.

"Mikayla teman kamu sedang menyapa? kenapa diam saja!" tegur Rasyid.

"Hay," sahut Mikayla terlihat begitu terpaksa.

"Ini!" Gama kemudian memberikan paper bag tersebut kepada Mikayla.

"Om aku baru pulang dari Luar Negeri dan dia membeli banyak hadiah, tadi aku juga sudah bagi dengan teman-teman cowok lainnya, tetapi ada hadiah untuk cewek dan aku berikan saja kepada kamu," ucap Gama.

Mikayla diam, anak sekecil itu mentalnya sudah diatur oleh Metta yang pasti takut mengambil hadiah tersebut.

"Mikayla tidak ingin hadiahnya?" tanya Gama karena sejak tadi tidak diambil Mikayla.

Mikayla mendongak kepalanya ke atas melihat ke arah Rasyid. Rasyid tersenyum dengan menganggukkan kepala memberi kode bahwa hadiah itu boleh diambil. Akhirnya Mikayla mengambil hadiah tersebut.

"Makasih Gama, sampaikan pada Om kamu terima kasih," ucap Mikayla.

"Nanti aku akan sampaikan," jawab Gama.

"Pa, Mikayla masuk ke kelas dulu," ucap Mikayla mencium punggung tangan Rasyid.

"Kamu belajar yang rajin," Rasyid mengusap-usap pucuk kepala Mikayla dan kemudian Mikayla pergi terlebih dahulu tanpa mengajak Gama.

"Om Gama juga masuk," ucap Gama.

"Gama!" Rasyid menahan Gama dan membuat Rasyid berjongkok di depan Gama dengan memegang kedua bahu Gama.

Rasyid tidak mengerti dengan perasaannya dengan tiba-tiba saja terasa begitu sedih dengan menatap Gama begitu dalam.

"Kamu tetap menjadi teman Mikayla ya," ucap Rasyid.

"Baik Om," sahut Gama menjawab dengan cepat dan kemudian langsung pergi.

Rasyid melihat kepergian anak kecil tersebut yang berlari memasuki kelas.

"Seperti bukan itu yang ingin aku katakan kepadanya, kenapa saat pertama kali aku melihat anak itu ada perasaan aneh, aku merasa sedih, menyesal dan dipenuhi dengan rasa bersalah. Apakah mungkin karena aku melukai ibunya," batin Rasyid dengan suasana hatinya tidak pernah tenang.

*****

Mikayla berdiri di depan pintu kamar Metta yang mana Metta terlihat begitu cantik menggunakan dress berwarna merah dengan panjang menyapu lantai, dandanannya juga sangat sempurna.

Sama dengan Mikayla juga terlihat cantik menggunakan dress berwarna biru dengan pita di bagian belakangnya dan rambutnya juga diberi pita.

"Mama, Papa sudah datang," ucap Mikayla.

"Benarkah!" Metta terlihat begitu excited dan buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dan kemudian langsung keluar dari kamar itu dengan cepat mengabaikan Mikayla dan bahkan sampai menyenggol Mikayla.

"Mama kenapa tidak mengajak Mikayla," gumam Mikayla terlihat begitu sedih dan kemudian menyusul keluar dari rumah.

Rasyid juga terlihat tampan berdiri di depan mobilnya dan sepertinya mereka memang ingin menghadiri suatu acara.

"Maaf Rasyid kamu harus menunggu," ucap Metta tampak begitu sangat bahagia sekali.

Rasyid mengabaikan dan kemudian membuka pintu mobil bagian depan. Metta dengan tidak tahu malu langsung memasuki mobil tersebut dengan duduk di sebelah kursi pengemudi.

"Mikayla yang duduk di depan," ucap Rasyid dan mana mungkin dia sedih akan duduk di samping Metta.

"Papa, Mikayla mau duduk di belakang saja, Mikayla ingin duduk nyaman dan lebar," jawabnya tampak mengalah.

"Mikayla....."

"Rasyid kenapa kamu harus membesarkan semua ini? Apa salahnya jika aku duduk di sini dan apa akan mengurangi segalanya?" tanya Metta benar-benar sangat muak dengan Rasyid yang sangat tidak menghargai dirinya.

Rasyid menarik nafas panjang dan kemudian membuang perlahan yang memilih untuk membuka pintu mobil bagian belakang dan memastikan Mikayla sudah masuk mobil dan kemudian barulah dia menyusul untuk duduk di kursi pengemudi.

Tidak ada gunanya juga harus bertengkar dengan Metta dan apalagi di depan Mikayla.

Rasyid, Metta dan Mikayla, ternyata menghadiri acara besar di salah satu hotel berbintang di ibukota.

Rasyid tadinya tidak ingin datang ke acara bisnis tersebut, dia hanya ingin mengajak Mikayla, tetapi Mikayla berhasil membujuknya agar Metta ikut dan ini pertama kali bagaimana Metta ikut dengan suaminya menghadiri acara-acara seperti itu.

Mereka bertiga sudah memasuki acara tersebut dengan penuh kemewahan dan tamu undangan juga sudah datang dengan pakaian-pakaian yang cantik dan mewah-mewah. Tangan Rasyid sejak tadi tidak melepas genggamannya pada putri cantiknya.

"Ini waktu yang tepat untuk berada di acara seperti ini dan dengan begitu aku bisa memperkenalkan diriku sebagai istrinya," batin Metta sudah pasti akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Siapa sangka di acara tersebut juga ada Cilla, bersama putranya dan juga keluarganya. Karena acara tersebut acara bisnis dan bagaimana grup perusahaan keluarga Cilla sudah dapat dipastikan menjadi tamu yang paling istimewa.

Cilla juga terlihat cantik menghadiri acara tersebut yang tetap anggun menggunakan hijabnya. Lulu yang sejak tadi berbicara dengannya sembari minum tiba-tiba menoleh ke arah Rasyid.

"Astaga, keluarga Cemara itu ada di sini," gumam Lulu terlihat begitu sangat kesal.

"Lulu kamu kenapa?" tanya Cilla merasa ada yang aneh pada sepupunya itu.

"Mama, ternyata Mikayla juga datang ke tempat ini," Gama sudah terlebih dahulu melihat Mikayla membuat Cilla melihat ke arah keluarga tersebut.

"Gama mau menyapa Mikayla dulu," ucap Gama sangat eksaited yang ingin pergi namun ditahan oleh Lulu.

"Gama, bukankah sudah berjanji di awal untuk tidak ke mana-mana selama acara ini berlangsung. Nanti saja di sapa," ucap Lulu menegur keponakannya itu yang mungkin saja Lulu memang tidak ingin keponakan itu harus dekat-dekat dengan keluarga cemara itu.

"Benar sayang, nanti saja kita sapa mereka," sahut Cilla setuju.

"Baiklah," sahut Gama akhirnya menurut.

Mereka semua menikmati acara tersebut dan Rasyid juga mengetahui bahwa Cilla ada di sana yang tidak henti-hentinya curi-curi pandang pada Cilla dan sementara Cilla sama sekali tidak melihat ke arah Rasyid walau dia mengetahui bahwa ada pria itu di sana karena Cilla juga merasa tidak memiliki kepentingan apapun.

Ponsel Robby berdering membuatnya mengambil celah untuk mengangkat telepon tersebut dengan buru-buru dan sementara yang lainnya mendengarkan sambutan dari acara itu.

"Baiklah kalau begitu kamu bisa langsung kirim saja semua emailnya kepada saya dan nanti saya akan coba cek," Robby berjalan sembari menelepon.

Brukk

Alhasil hal itu membuatnya bertabrakan dengan seseorang dan ponselnya langsung jatuh ke lantai. Robby menghela nafas kasar dan kemudian langsung mengambil ponsel tersebut.

"Kamu tidak bisa hati-hati," ucapnya ketika melihat seseorang yang dia tabrak dan tak lain adalah Metta.

Robby tampak kaget melihat Metta berdiri di depannya dengan wajah Metta juga kaget.

"Metta," ucap Robby.

Metta menghela nafas dan langsung berlalu dari hadapan Robby tanpa mengatakan apapun yang membuat Robby melihat kepergian Metta.

Tidak seperti saat bertemu dengan keluarga Cilla lainnya dan pasti ada pembicaraan diantara mereka dan apalagi jika bertemu dengan Lulu dan bagaimana Lulu memperlihatkan rasa marahnya dan juga kata-kata yang kasar keluar dari mulutnya untuk Metta.

Sementara saat mereka berdua bertemu Metta memilih untuk pergi dan Robby memperhatikan seperti ada sesuatu.

Bersambung.....

1
Teh Euis Tea
makanya km jgn plin plan jd orang, jgn egois km rasyid cilla berhak bahagia
Sunaryati
Jika kamu tidak mau menandatangani surat perceraian itu, berarti selain bodoh kamu juga dzolim.
Sunaryati
Sudah terlambat Rasyid, seharusnya test DNA setelah lahir, ini sampai 7 tahun. 🤣🤣🤣
Mundri Astuti
taunya cuma pengawal juga toh Rasyid, beuh ga tau diri juga kamu Rasyid, jangan egois kamu rasyid, gara" kamu Cilla milih pergi yg berakhir kecelakaan, dimana kamu saat Cilla kecelakaan, mang kamu nyari
Sunaryati
Ayo diterima Cilla untuk memberikan orang tua yang utuh, biar Rasyid makin menyesal. Kenapa harus bilang ke Metta jika mau test DNA, nanti hasil bisa dimanipulasi. Segera lakukan Rasyid walau tak mengubah apapun hubungan kamu dengan Cilla, karena ketolanmu.
Sunaryati
Segera bongkar siapa ayah biologis Mikaila, dan Gama beri jodoh Cilla. Rasyid makin hampa hidupnya karena kesalahan terbesarnya.
Ninik
Rasyid selalu bilang Cilla adalah istrinya,,,istri dari Hongkong kali bertahun-tahun g kasih nafkah kok bisa bisanya masih ngaku2 jadi suaminya
Ida Mamanya Akas
Bukannya yang dinovel dulu, Rasyid sudah yakin bukan anaknya ya.... kenapa di novel ini kok nasih ragu.... terus masih penasaran kenapa dulu Rasyid lebih milih nikahi Metta ya... padahal dulu sama Cilla sudah yakin nggak akan goyah kok tiba2 belok haluan
Teh Euis Tea
pikir2 dulu cilla jgn terburu2 ngambil keputusan nerima andrean
Teh Euis Tea
jangan2 mikahla anaknya robby ya, jd curiga sm si robbi
Sunaryati: Sepertinya begitu dan Metta minta pertanggungjawaban Rasyid si suami stupid
total 1 replies
Mundri Astuti
belum sreg sama andrean
Mundri Astuti
dah ditinggal pergi lama, metta dpt karmanya kpn nih
Teh Euis Tea
udahlah arya lulu kalian bersatu, mau sampe kapan begitu

mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla
Teh Euis Tea
metta berharap rasyid merhatiin dia tuh, emang enak di cuekin
Sunaryati
Benar Nak Cilla buku hati untuk lelaki yang tulus mencintaimu dan Gama. Beri orang tua yang utuh untuk Putramu.
Sunaryati
Benar suami saja hasil merebut dan menjebak, bahkan abai sama putrinya.
Sunaryati
Metta semakin tidak malu, sudah ditolak suami bodoh tetap mengharapkan, kalian itu sudah kena sumpah Cilla, selamanya Rasyid tidak akan menyentuhmu. Jika sudah sangat gatal minta digaruk lelaki lain saja. Rasyid bodoh tapi pandai menghindari kamu, Metta. Selamat bahagia Cilla, semoga kau berjodoh dengan Andrean Nak. Kapan ya, Rasyid tahu jika Gama putranya.
Isma Isma
sok sokaan metta ngomongin dosa nah dirimu apa pernah ingat dosamuu 😡😡
Dew666
⭐️⭐️⭐️⭐️
Sunaryati
Biarkan Mikaila tak punya temen seperti kemauan ibunya. Kapan Rasyid berkurang bodohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!