NovelToon NovelToon
Setelah Menikah

Setelah Menikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Poligami / Cintamanis
Popularitas:6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Kiran adalah seorang gadis berusia 34 tahun yang sudah menyandang gelar perawan tua dihadapkan pada 2 pilihan, menikah dengan Aslan yang sudah memiliki istri atau tetap menjadi simpanan mantan kekasihnya yang sudah lebih dulu menikah.

Antara cinta dan hidupnya sendiri, mana yang akan Kiran perjuangkan?

✍🏻 revisi typo dan pemberian judul bab 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

"Maya hamil," ucap Aslan pelan tepat ditelinga sang istri.

"Alhamdulilah, dimana Maya sekarang?" tanya Kiran riang. Ia melerai sedikit pelukkannya dan mendongak menatap Aslan. Setelah hubungannya dengan sang suami membaik, hatinya pun jadi lebih baik pula.

"Di bawah, bersama umi."

"Kalau begitu lepaskan aku, aku akan memakai baju dan menemui Maya. Aku ingin mengucapkan selamat untuknya." jelas Kiran tulus. Ia membenahi jas sang suami yang sedikit terbuka, menutupnya kembali dengan sempurna.

"Kamu sudah tidak marah?" tanya Aslan dan Kiran menggeleng.

"Jawab."

"Tidak," jawab Kiran patuh.

Aslan tersenyum, lalu mendekat dan menjangkau bibir sang istri. Menyesapnya dalam menyalurkan kerinduan yang terpendam.

Kiran tidak tahu jika selama ini ia begitu tersiksa.

Perlahan, Kiran pun menggerakkan kedua tangannya, naik dan menggantungkannya di leher sang suami seraya berjinjit mensejajarkan diri.

Jas yang menutupinya jatuh begitu saja.

Tapi tak ada yang peduli, karena kedua insan ini masih sibuk berpagut, bertukar saliva dan saling melilit.

Bak gayung bersambut, cinta Aslan pun sudah terbalas.

"Katakan, katakan jika kamu mencintaiku." ucap Aslan dengan suara terengah, ia masih memeluk erat tubuh sang istri.

Dada Kiran naik turun, tangannya dengan kesal memukul dada sang suami. Kenapa cinta harus diucapkan, seperti anak kecil, pikirnya.

Gemas, Aslan lalu menggigit dagu sang istri bahkan menyesapnya hingga menimbukan bekas.

"Katakan." ucap Aslan lagi, menuntut.

"Aku mencintaimu, puas?" tanya Kiran dengan mata yang mendelik.

Aslan tersenyum, lalu kembali meraup bibir yang sedang cemberut itu. Menyesap dan memainkannya hingga kebas.

"Mas, ayo temui Maya dulu." ajak Kiran dengan napas terengah, ia menahan tangan sang suami yang hendak menurunkankan penutup terakhir dadanya.

"Sebentar," jawab Aslan lalu melanjutkan niatnya. Melukis tubuh sang istri dengan gambar abstrak bernuansa kemerahan.

Kiran pasrah dan hanya bisa mendesah. Ia bahkan meremat kepala sang suami yang bersarang di dadanya. Mencengramnya kuat, menuntut lebih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di lantai 1.

Maya bercerita pada Yuli tentang kehamilannya dengan setengah hati. Mendadak merasa kosong, setelah sang suami pergi begitu saja.

Apa kehamilanku tidak berarti apa-apa bagimu Mas? Batin Maya.

Maya tidak tahu jika kehamilannya itu benar-benar disambut bahagia oleh semua orang, yang ia tahu hanyalah kebahagiannya direnggut oleh sang madu, Kiran.

Mata hatinya sudah tertutup, yang baik jadi terlihat begitu jahat dan merasa ia yang paling menderita dan yang paling berhak bahagia.

Bahkan Maya tak mengingat, kebaikan Kiran yang membuatnya kembali bersemangat memiliki anak.

Semua karena kamu Mbak. Batinnya lagi menyalahkan.

Hingga kedua netranya menangkap sesosok orang yang sedari tadi membuatnya diselimuti amarah, Kiran. Datang dengan tersemyum lebar bersama Aslan.

Sumpah demi apapun, Maya ingin sekali menghilangkan senyum itu. Senyum yang sama persis saat pertama kali ia datang ke rumah ini.

Tanpa aba-aba, Kiran langsung mendekati Maya, duduk disampingnya dan memeluknya erat.

"Selamat ya May, aku tahu kamu pasti bisa." ucap Kiran tulus, ia bahagia kini Maya hamil. Lengkap sudah keluarga ini baginya.

Maya tersenyum kaku setelah Kiran melepaskan pelukan itu.

"Terima kasih Mbak." jawabnya malas-malas. Dilihatnya dagu Kiran yang membiru, ia tahu betul tanda apa itu.

Seketika emosinya memuncak, pecah sampai ke ubun-ubun.

Kenapa kamu berubah begitu cepat Mas? batin Maya sambil melirik sang suami.

"Ku doakan semoga mbak Kiran juga bisa segera hamil." ucap Maya yang sudah bersusah payah meredam emosinya.

"Aamiin." jawab semua orang kompak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah berbincang di ruang tengah, semua orang kembali berpisah. Kiran masuk ke kamarnya sendiri sedangkan Aslan ikut ke kamar Maya.

Karena sekarang memang masih giliran Maya.

Sampai di kamar, Aslan langsung memeluk sang istri dari belakang. Menciumi pucuk kepalanya berulang.

"Terima kasih sayang, terima kasih karena kamu sudah bertahan hingga sekarang dan akhirnya Allah memberi kita kepercayaan ini." ucap Aslan, dari belakang, ia mengelus perut sang istri yang masih datar.

"Aku sangat bersyukur." timpalnya lagi tanpa melepaskan pelukan.

Maya tersentuh, ia menggigit bibir bawahnya kuat. Mencoba berpikir tenang, tentang masalah yang ia hadapi sekarang.

"Mas." Panggil Maya pelan, ia memegangi kedua tangan sang suami yang sedang melingkar diperutnya.

"Apa? apa ada sesuatu yang kamu butuhkan?" jawab Aslan cepat. Ia lalu melerai pelukkannya dan mendudukan Maya disisi ranjang. Sementara ia menarik kursi nakas dan duduk dihadapan Maya.

"Katakan, kamu butuh apa?" tanya Aslan perhatian.

Maya mendadak gugup, ia ingin sekali berkata 'Ceraikan mbak Kiran', tapi lidahnya kelu, pun hatinya yang tak cukup mempunyai keberanian.

"Ti-tidak Mas, tidak ada yang aku butuhkan. Aku sangat bahagia hari ini." jawabnya gugup.

Ya, bukan sekarang May, jangan gegabah. Batinnya meyakinkan diri.

Aslan tersenyum, seraya mengelus pipi sang istri dengan sayang.

"Jika kamu butuh sesuatu, katakan padaku. Aku akan jadi ayah siaga untuk anak kita." ucap Aslan.

Maya tersenyum, seraya mengangguk kecil. Lalu keduanya berpelukan, menyalurkan kebahagiaan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya, saat makan malam Maya tak jadi memasuki area dapur. Bau bawang benar-benar membuatnya mual.

Saking mualnya, sampai-sampai keringat dingin muncul di sela-sela hijabnya.

Jadilah, malam ini Maya makan malam ditemani oleh sang suami di ruang tengah.

"Kasian sekali Maya ya Umi, memangnya kalau hamil pasti menderita seperti itu ya Mi?" tanya Kiran heran bercampur penasaran.

Ia pernah mendengar tentang morning sickness, tapi tak melihat secara langsung. Saat Tika hamil dulu, Tika tidak mengalami morning sicknees, malah kuat ngidam dan merepotkan Fahmi.

"Tidak sayang, itu tergantung bawaan bayi masing-masing. Waktu Umi hamil Aslan, umi tidak mengalami mual, tapi maunya makan yang manis-manis terus." jelas Yuli sambil mengingat masa lalu.

"Semoga kamu juga segera hamil ya Nak, umi akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu." timpal Yuli tulus. Iwan yang hanya mendengarkanpun obrolan itu merasa bahagia

Bersyukur, keluargaya begitu rukun.

"Terima kasih Mi." jawab Kiran tak kalah tulus.

Selesai makan malam, mereka semua menghampiri Maya dan Aslan. Ikut duduk di ruang keluarga itu.

Semua orang bisa melihat, jika piring nasi Maya hanya berkurang sedikit.

"Mas, memangnya tadi tidak diberi obat mual?" tanya Kiran pada sang suami. Melihat perjuangan hamil Maya benar-benar membuatnya iba.

"Tidak Ran, hanya diberi suplemen makanan, penambah darah dan tambah zat besi." jelas Aslan apa adanya.

"Tapi kasihan Maya kalau jadi tidak bisa makan begitu." keluh Kiran dengan wajah ditekuk.

Yuli tersenyum melihat sikap Kiran itu, jika Maya adalah menantunya yang pendiam maka Kiran adalah kebalikannya, si penggerutu yang lucu.

"Nanti lama-lama mualnya juga akan hilang sendiri sayang." Jelas Yuli pada sang menantu kedua.

Entah kenapa, Maya sangat tak suka melihat interaksi keduanya.

"Aku tidak merasa tersiksa kok Mbak, karena mual ini adalah bawaan janinku, janin yang sudah aku tunggu selama 8 tahun." jawab Maya.

Dan entah kenapa, mendengar jawaban Maya itu, Kiran merasa Maya tak menyukai perhatiannya.

Seperti ada sesuatu yang entah apa ...

1
Rizkaa
Luar biasa
Ratna Dewi
Biasa
Ratna Dewi
Kecewa
Yunia Spm
siapa menabur... pasti akan menuai hasilnya
Yunia Spm
Luar biasa
Yunia Spm
karena dari awal pikiran maya udah negatif aja
galang aulia yuda_2
Lumayan
Akbar Razaq
Seperti tak ada jalan lain saja.Mmg harus ya jadi orang ke 3 dlm rumah tangga Aslan dan Maya.Kau pikir Maya tak sakit hati dasar kau tak peka.Otakmu di mana?
Pergilah kau bs merasakan dunia.luar sana.Asal kau pegang akidah kau akan baik baik saja tanpa harus jd duri dlm rumah tangga orang .Harga dirinu perlu di pertanyakan Kiran
Akbar Razaq
Rupanya Kiran mmg sdh sangat gat allll
Akbar Razaq
Benar kata Fahmi adiknya mmg jala ng sudah di tinggal nikah juga masih mau mau saja.Harga diri di mana?
Akbar Razaq
Nyalahi laki brengseknya wong dianya mau mau juga.
shu qi
malaam2 ngakakkkkk
shu qi
omG.. kalo posisiku spt maya.. tidak akan bs bertahan.. lebih baik pisah drpd di madu. berbagi suami tidak ada dlm kamus..
perih kali novel ini ..
guntur 1609
hati2 jangan sampai nanti dinda jadi pelakor anatara kirana dan widya
guntur 1609
keluarga yg saling pengertian dan harmonis
guntur 1609
kqu yg busuk sebenarnya maya
guntur 1609
kena kau kan maya. niat awal kau jelek..pasti akhirnyabtk mu juga jelek
guntur 1609
brti alfath yg brengs3k. dengan dalih perjodohan
guntur 1609
asal benar saja kau asil ya aslan
guntur 1609
tujuan awalnya saja gak bagus hanya karena anak. apalagi kiran fan aslan tdk saling cinta. maka ada kemungkinan kiran akan makin terpuruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!