TAHAP REVISI
ini adalah karya pertama jadi bahasa dan penulisan masih belum tertata, jgn lupa mampir ke My Beloved Lecturer, ini bahasanya insyaallah lebih rapi, meskipun gak 100%, dan alur cerita bakal berbeda dari novel perjodohan lain, insyaallah 👀💗
please? jangan plagiat woi, mikir nulis novel itu susah, gue sering ngikutin sosmed apa yng lagi trend buat nambah ide ke cerita gue, dan lo dengan entengnya ngambil beberapa adegan di novel gue tanpa izin.
punya otak gak sih? kalau gk bisa bikin novel gk ush dipaksain, daripada nyolong karya orang, sakit hati tau gak!.
mungkin tema cerita kita sama tapi gue punya ciri khas sendiri yang gue bangun sesuai imajinasi gue. gue udh berusaha supaya cerita ini berbeda dari yang lainnya.
deskripsi :
Dijodohin malah jadi bucin?!
Gadis bawel dan super ribet seperti Aira dijodohkan dengan seorang Pria yang lebih tua darinya, Pria dingin yang membuatnya stress karena sikap dinginnya.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pak dosen suamiku-26
Suara Alex menggelitik telinga Aira, pipinya merah padam. Entah apa yang merasuki Aira, tangannya mendekat kewajah Alex yang hanya berjarak beberala centi saja, bergerak mengusap pipi Alex dengan perlahan.
Alex menutup matanya, membiarkan Aira mengusap pipinya.
"U-udah" ucap Aira.
"hmm?"
"Udah dibersihiiiin" ucap Aira memalingkan wajahnya.
"Makasih sayang" ucap Alex.
Jantung Aira berdegub kencang, rasanya ingin berteriak. Alex senang sekali mempermainkannya dengan kata-kata manisnya.
"Kamu nangis karena takut kehilangan saya?"
Sekarang, Alex pula yang membelai rambut Aira.
"Gak!"
"Terus kenapa nangis?"
"Ya-ya karena pengen! minggir deh" ucap Aira ketus, sebenarnya ia gerogi.
Alex menghimpit tubuh Aira, benar-benar sangat dekat.
"Pak.."
"Saya senang liat kamu bela-belain nangis, terus jemput saya pulang" ucap Alex.
Aira tertegun melihat wajah Alex, pria itu tersenyum dan menggemaskan, jika digambarkan mungkin Aira sudah mimisan sekarang.
'Masyaallah indahnya ciptaan tuhan' Batin Aira.
"Saya ini seorang istri pak, mana mau suaminya diambil orang..Mana suaminya ganteng" ucapnya pelan diakhir kalimat.
Alex terkekeh, tangannya menyelusup keleher Aira sebagai tumpuan. "Kamu bukan istri saya"
"Ma-maksudnya? udah jelas-jelas di kartu keluarga ada nama saya Aira Alkeyna posisi Ibu rumah tangga" ucapnya tidak terima.
Alex justru tersenyum lagi.
"Dari mananya kamu ibu rumah tangga dan istri? kamu cuma anak gadis yang tidur seranjang sama saya"
Aira diam mencerna maksud Alex.
"Bapak nyindir saya?"
Alex menggeleng dengan mimik wajah sok imut.
"Ck..Udah gak mau tau, saya tetap istrii bapak! negara mengakui itu" ucapnya.
Aira menatap Alex, pria itu diam dan menatapnya dalam. Aira menelan salivanya, oh tuhan, Aira lupa posisi mereka sekarang sangat intim.
"Pak"
"Aira"
Ucap keduanya bersamaan.
"Sa-saya Pak?" Aira gugup.
"Malam ini jangan ditunda lagi ya?" bisiknya.
Deg!
Aira gelisah, Alex sadar akan itu.
"Saya janji gak akan nyakitin kamu" ucapnya.
"Tapi saya takut.."
Alex menghela nafas.
"Kamu yakin sama saya ya?" ucap Alex menyakinkan.
Aira mengigit bibirnya, dengan ragu-ragu ia mengangguk. Alex mendapat lampu hijau pun tidak tinggal diam, ia tersenyum, senyum yang paling manis menurut Aira.
"A-apasih senyum-senyum!" senggak Aira malu.
"Buat istri saya gakpapa" ucapnya.
'Sialan gue baper'
Cup..
Alex mencium bibir Aira, ******* setiap inci bibir Aira dengan rakus. Aira menutup matanya sembari mengalungkan tangan dileher Alex.
Ciuman panas yang membuat tubuh Aira merasa sesuatu yang aneh, rasanya sesuatu sedang bergejolak dalam dirinya.
"Ngh.." lenguhnya.
Alex menekan bibir Aira agar terbuka, negitu bibirnya terbuka, lidah Alex masuk, mengabsen deretan gigi dan bermain dengan lidah Aira.
Geli, itulah yang Aira rasakan. Jantungnya tidak bisa tenang, pikirannya melayang-layang.
"Ngh...P-Pak"
Aira menepuk pundak Alex, nafasnya hampir habis. Pria itu langsung melepas tautan mereka, bukan berarti Alex berhenti, ia berpindah ke leher mulus Aira, mencium dan menjilatnya.
"Mmhh gelii" racau Aira.
Alex melepas hoodienya, menatap Aira dalam membuatnya salah tingkah. Alex masih menatapnya sampai Aira paham, kalau ia masih memakai hoodie.
Dengan gugup ia melepas hoodienya, menyisakan piyama berwarna hitam miliknya. Alex tersenyum lagi.
"Kamu siap kan?" ucap Alex.
"Takut..."
"Saya bakal pelan" bisik Alex.
Aira mengangguk, Alex kembali menindihnya. Tangan Alex mulai liar, bergerak menyelusup masuk dari balik piyama, tangan satunya dipakai untuk membuka kancing piyama Aira.
"Pak" Aira menahan tangan Alex.
"Hm?"
"Pelan ya?"
Alex mengangguk cepat, ia sudah dibaluti hawa nafsu. Selama ini ia terus menahan tapi malam ini Aira sungguh akan menjadi wanitanya.
Dan akhirnyaa malam paling bersejarah bagi mereka berdua terjadi, mereka melewati malam yang panjang dengan suara-suara desahan yang keluar dari mulut keduanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Reva sibuk memasak didapur, namun ada yang berbeda dari wajahnya. Yap senyumannya tidak luntur sejak bangun tadi, matanya berbinar-binar.
"Nyonya..Kenapa kok seneng banget" ucap sibibi melihat ekspresi majikannya.
"Hihii bibi gak tau" ucapnya sambik tetawa kecil.
Bibi mengerutkan dahinya.
"Saya udah mau punya cucu bii" ucap Reva menampakkan gigi-giginya.
Bibi melongo kaget. "Masyaallah bener Nya? mereka udah...?"
Reva mengangguk, kedua wanita itu berlompat kegirangan.
"Bun, ada apa?"
Keduanya menoleh kesumber suara, ternyata ada Alex yang sudah rapi dengan setelan jas, memandangi tingkah mereka berdua. Reva melepas pelukannya, ia mendekati Alex lalu mengusap punggungnya.
"Duh anak bunda ganteng bangett.. Mau ngajar ya?" tanya Reva tersenyum genit.
Alex mengangguk.
"Em bun" Alex mengaruk belakang lehernya.
"kenapa?"
"Alex titip Aira ya? anterin sarapan keatas"
"Loh Aira kenapa nak?" tanya reva pura-pura kaget, padahal ia sudah mengetahui aktivitas anak menantunya malam tadi.
Alex tidak mungkin mengatakannya, walaupun ini semua ide dari wanita parubaya itu.
"Gak enak badan bun, hari ini dia izin ngampus"
Reva mangut-mangut.
Kamar.
Aira bersandar dipinggiran tempat tidur, ia kesal bukan main, mengingat apa yang diucapkan Alex malam tadi.
*Flasback on.
Alex merengkuh tubuh Aira, kegiatan malam pertama yang menguras tenaga keduanya. Aira juga memeluk erat tubuh Alex menyembunyikan wajahnya.
"Kamu tau siapa wanita yang ketemu sama saya?"
Aira mendongak mendongak.
"Tante-tante gitu kok mau" cibir Aira.
"hahah maaf, dia itu sepupu saya"
Aira membelalakkan mata kaget, ia langsung duduk.
"Apa?! Akh.." Aira meringis karena nyeri dibagian bawahnya.
Alex membantunya untuk kembali tidur dipelukannya.
"Ini rencana bunda, supaya kamu cemburu...Saya awalnya nolak, tapi saya juga penasaran kamu gimana jadi...yaa seperti yang kamu lihat"
Aira mendengus kesal.
"Jadi saya ditipu dong" kesalnya.
"Maaf hehe"
Alex menggenggam tangan Aira.
"Tapi yang kita lakukan barusan, itu bukan rencana bunda, itu..."
"Sstt diam!"
Flasback off*.
"Malu banget, yang gue maki sepupu Alex...Mana ada muka kalo ketemuuu"
"Ish sialan emang" Aira mengacak-acak rambutnya frustasi.
Ia ingin menendang guling didekatnya tapi diurungkan, tubuhnya sangat sakit, bahkan bergerak untuk mandi saja Aira tidak bisa.
"Sshhh sakit banget..Diapain sih gue" ucap Aira.
"Liat aja pak Alex balik, gue suruhin mulu ntar" Aira tersenyum setan.
Tok tok
"Masukkk"
Masuklah Reva dengan membawa nampan berisi sup dan susu.
"E-eh bundaa" ucap Aira.
Reva meletakkan nampan dinakas, ia duduk ditepi ranjang menghadap Aira.
"Kok bunda yang bawain?" tanya Aira kikuk.
"Kamu gamau nih bunda yang bawain"
Aira menggeleng cepat.
"Ih bukan gitu bundaaa, tadi pak Alex bilang dia yang mau bawain"
Reva ber-oh ria.
"Kamu kok bisa sakit sih nak? bukannya tadi malem masih sehat?"
Aira gerogi dan salah tingkah, alasan ala yang bisa diucapkannya.
"Eum...Kecapean mungkin bun"
'Cape dong kan bikin cucu buat bundaa' batin Reva.
Reva menatap Aira, yang ditatap malah salah tingkah.
"Aira" panggilnya.
"Saya bun"
"Lain kali bilang ke Alex mainnya lembut"
'What kok bunda...'
Aira terdiam, dalam hatinya mengumpat, malu rasanya digoda oleh mertua sendiri.
"Hahahaha pipi kamu merah tuh" ledek Reva.
"Ya Allah bundaa" rengek Aira.
"Maaf-maaf, sekarang kamu istirahat, butuh apa-apa panggil bibi yaa, nanti Alexnya bunda marahin"
Aira menggeleng. "Jangan bun, kasian"
Reva menutup wajahnya.
"Bunda gak kuat nih uwu banget" ucap reva malu.
'Astaga mertua gue'
GIMANA NIH?
MAAF MALAM PERTAMA KITA SKIP YA, AKU GAK BERANI BIKIN LEBIH, KARENA AKU GA NGERTI :(.. MOHON PENGERTIANNYA:(
lanjuuuuuuutttt....