Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Mantu
Natasha berlari menyusuri koridor Rumah Sakit, setelah sebelumnya dia menanyakan kepada bagian resepsionis di mana ruangan papanya dirawat. Dia bahkan meninggalkan Yoga yang berjalan di belakangnya, dia memang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan papa dan mamanya.
" Mama ..." seru Natasha saat dia melihat mamanya terlihat duduk di bangku depan ruang rawat papanya. Dia langsung berhambur ke pelukan Mama Nabilla. " Papa gimana, Ma?"
" Baru saja diperiksa dokter, tunggulah sebentar." Mama menuntun Natasha duduk disampingnya, kemudian pandangan matanya mengarah kepada sosok pria yang datang mendekat ke arah mereka. " Dia??"
" Oh, Hmmm ... iya, Ma. Kenalin ini Yoga. Dia ..." Natasha melirik ke arah Yoga yang terlihat menahan senyumnya. " Dia pacar Tata, Ma." lanjut Natasha dengan suara pelan sambil menggigit bibir bawahnya.
Yoga tersenyum " Saya Yoga, Tante ... seperti yang anak Tante tadi bilang, saya pacarnya Natasha." Yoga mengulurkan tangannya dan meraih punggung tangan Mama Nabilla lalu menciumnya, tentu saja hal itu membuat Mama Nabilla terlihat senang karena sikap sopan yang ditunjukkan Yoga.
" Yoga? Mama kira Andra. Pantas kok wajahnya beda sama foto yang pernah Tata kirim. Maaf ya, Nak Yoga," ujar Mama Nabilla terkekeh merasa tak enak hati. Natasha memang sering bercerita kepada M
amanya tentang Andra, bahkan pernah sekali waktu mengirimkan foto Andra ke Mamanya itu.
" Nggak pa-pa, Tante," sahut Yoga santun. " Bagaimana keadaan Om, Tante?"
" Sudah mulai membaik, Dokter bilang masa kritisnya sudah lewat."
" Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu, Tante."
Mama Nabilla tersenyum. " Oh ya, kamu sudah lama kenal Natasha? Maaf ya kalau tadi Tante salah menduga, soalnya kalau telepon, teman pria yang selalu Tata ceritain itu selalu Andra."
" Ma ..." Natasha merajuk, dia tidak suka Mamanya itu membuka rahasianya, dan Mama Nabilla yang mengerti hanya tersenyum sembari tangannya membelai kepala Natasha penuh kasih sayang.
" Memang Natasha nggak pernah cerita tentang saya ya, Tante?" Natasha yang mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Yoga langsung melirik ke arah Yoga. Pertanyaan Yoga tadi hanya dibalas gelengan kepala Mama Nabilla.
Yoga mendengus kecil. " Saya memang nggak pernah dianggap sama Natasha, Tante." Yoga memasang ekspresi sedih. Dan itu semakin membuat Natasha menatap tajam ke arahnya.
" Benar begitu, Ta?" Mama Nabilla bertanya menyelidik.
" Benar, Tante. sudah nggak dianggap, dijutekin, digalakin, dibentak, dimarahi. Pokoknya nggak ada manis-manisnya deh anak Tante, kecuali wajahnya aja yang manis," goda Yoga mengadu seakan dia benar-benar menjadi korban kedzoliman Natasha selama ini.
" Astaga, Tata! Kamu kok jahat gitu sih sama Yoga!" Mama terlihat mulai terhasut dengan perkataan Yoga.
" Dia bohong, Ma!" Natasha membantah, dia sudah terlihat kesal melihat kelakuan tengil Yoga. Rasanya ingin dia mencakar wajah Yoga yang terlihat menyeringai meledek.
" Mana ada maling yang ngaku, ya kan, Tante?"
" Eh aku bukan maling, ya?!" Natasha melotot.
" Sudah-sudah, kenapa malah berantem, sih?" Mama Nabila melerai keduanya. " Kamu kenal Natasha di mana?"
" Di Kampus, Ma." Sebelum Yoga menjawab, Natasha lebih dulu bersuara.
" Kampus??"
" Iya, waktu itu ada dosen yang pesan beberapa gaun dari butik Tata, dia minta diantar ke kampus dosen itu, terus ketemu dia, deh. Karena dia kuliah di kampus itu." Natasha mengarang cerita. Tidak mungkin dia harus berterus terang ke Mamanya kalau ketemu Yoga pertama kali waktu dia pesan ojek online.
" Oh, kamu masih kuliah?"
" Iya Tante, sedang lanjut S2."
" Wah hebat, sangat memprioritaskan pendidikan," puji Mama Nabilla bangga. " Kamu fokus kuliah atau ada kerja juga?" tanya Mama Nabilla hati-hati, dia takut Yoga akan tersinggung dengan pertanyaannya itu.
" Mengisi waktu luang saya ngajar bimbel anak-anak sekolah dan mahasiswa, Tante. Kalau nggak ada jadwal ngajar ya saya ngojek, Tan," ujar Yoga jujur tak ada yang ditutup-tutupi.
" Ngojek?? Driver ojek online??" Mama Nabilla terkejut.
" Iya Tante, ketemu anak Tante pertama kali juga pas dia pesan ojek online saya, Tan."
" Ketemu pertama waktu pesan ojek?" Kening Mama Nabilla berkerut. " Bukannya Tata tadi bilang di kampus?" Mama Nabilla memandang Natasha dan Yoga bergantian. Yoga terlihat santai sedangkan Natasha hanya memutar bola matanya menanggapi kejujuran Yoga.
" Mungkin Natasha malu sama pekerjaan saya, karena saya bukan seorang bos perusahaan, Tante."
" Kamu nggak boleh begitu dong, Ta. Kamu nggak boleh meremehkan pekerjaan seseorang. Apalagi pekerjaan yang dijalani Yoga nggak ada yang salah, kok. Nggak melanggar hukum dan itu pekerjaan halal. Lagipula Mama lihat Yoga itu tipe pekerja keras, mau cari uang sendiri biarpun harus berbagi waktu dengan kuliah, nggak hanya mengandalkan orang tua. Itu namanya mandiri, punya tanggung jawab." Mama Nabilla menasehati Natasha panjang lebar.
Natasha hanya mencebik kesal melirik ke arah Yoga yang terlihat tertawa bahagia sambil mengedipkan matanya. Yoga terlihat senang bisa mengerjai Natasha, membuat wanita itu mati kutu di depan Mamanya. Anggap saja ini pembalasan untuk sikap buruk Natasha selama ini terhadapnya.
***
Natasha duduk di sofa sembari memperhatikan televisi di kamar inap papanya, sesekali matanya menatap papanya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Natasha langsung bergegas mendekati papanya saat dia melihat pergerakan kecil tangan papanya.
" Pa ..." Sapa Natasha lembut mengusap lengan Pak Farhan, Papanya.
" Ta ..." suara Papa Farhan terdengar lemah.
" Pa, Papa kenapa? Papa cepat sembuh, ya. Papa nggak boleh sakit. Tata nggak tenang kalau sakit begini." Natasha terisak terus membelai wajah pria paruh baya berusia setengah abad lebih.
" Papa cuma lelah, Papa ingin istirahat, Ta," ucap Papa Farhan pelan dengan nafas tersengal-sengal.
" Papa jangan banyak bicara dulu, ya. Papa istirahat saja dulu, Tata nemenin Papa di sini." Kedua Natasha meraih tangan rapuh Papanya dan mengecupnya tak henti-henti.
" Apa permintaan Papa sudah kamu penuhi, Ta?"
" Sudah, Pa. Anaknya ada di luar. Nanti Mama panggil suruh masuk, ya." Mama yang sedari tadi tertidur di sofa menyahuti. Mama Nabilla yang terbangun karena mendengar suara Isak tangis Natasha pun akhirnya melangkah ke arah pintu dan menyuruh Yoga yang memang sejak tadi memilih menunggu di depan kamar rawat inap Papa Natasha untuk masuk.
" Nah, ini dia Pah, calon mantu kita," ucapan Mama sontak membuat Natasha dan Yoga saling pandang.
" Kemarilah, Nak ..." panggil Papa Farhan menyuruh Yoga mendekat. Yoga menoleh ke arah Mama Nabilla, Mama Natasha itu mengangguk mempersilahkan.
" Saya, Om ..." Dengan santun Yoga meraih punggung tangan Papa Farhan yang sudah terlepas dari genggaman Natasha dan menciumnya.
" Siapa namu kamu, Nak?" tanya Papa Farhan.
" Saya Yoga, Om ..."
Senyum sedikit mengembang di wajah pucat Papa Farhan. " Om senang, akhirnya Tata mau membawa calon suaminya kemari bertemu dengan kami ...."
*
*
*
Author POV : Sik asik..Sik asik restu didapet. Gaspol Kang Ojol🤭
Bersambung..
Happy Reading😘
sk curi2 kesempatan...😄