Nama: Alethea Novira
Usia saat meninggal: 21 tahun
Kepribadian: Cerdas, sinis, tapi diam-diam berhati lembut
Alethea adalah seorang mahasiswi sastra yang memiliki obsesi aneh pada novel-novel tragis, alethea meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang di kendarai supir nya , bukan nya ke alam baka ia malah justru bertransmigrasi ke novel the love yang ia baca dalam perjalanan sebelum kecelakaan, ia bertransmigrasi ke dalam buku novel menjadi alethea alegria
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agya Faeyza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
plot twist
Langit pagi itu berwarna abu-abu lembut, seolah menyambut kembalinya seseorang yang sudah lama menghilang. Di antara hiruk-pikuk gerbang sekolah, langkah Alethea terdengar ringan tapi mantap. Seragamnya rapi, rambutnya tergerai sederhana, namun sorot matanya… sedikit berbeda dari biasanya.
Ia kembali ke sekolah setelah beberapa hari menghilang tanpa banyak penjelasan. Dan tentu saja, itu tak luput dari perhatian.
Begitu Alethea masuk ke lorong utama, tiga sosok langsung menghampirinya dengan wajah penuh rasa ingin tahu—dan sedikit drama.
Bianca, si ceria yang selalu bicara lebih cepat dari pikirannya.
Sasha, yang tenang tapi tajam matanya.
Dan Friska, si pengamat diam yang lebih banyak mencatat daripada bertanya.
Bianca:
"ALETHEA!! Astaga, kamu ke mana aja?! Kita semua pikir kamu sakit parah atau diculik alien!"
Dia langsung menggandeng lengan Alethea seolah tak akan membiarkannya pergi lagi.
Sasha: (lebih kalem)
"Serius, Thea. Lo bikin kita khawatir. Kita udah tanya-tanya ke guru, tapi mereka cuma bilang ‘izin pribadi’."
Friska: (nada datarnya khas, tapi sorot matanya peduli)
"Apa semua baik-baik aja??"
Alethea: (tersenyum kecil)
"Aku baik kok… cuma ada urusan keluarga yang harus aku urus. Maaf ya udah bikin kalian khawatir."
Bianca: (membuat suara lega yang dramatis)
"Aku hampir bikin teori konspirasi sendiri, tahu gak? Tapi sekarang kamu balik! Dan kita harus rayain!"
Sasha:
"Ngomong-ngomong, kamu kayaknya makin... cool sekarang. Aura kamu beda, ya?"
Friska: (menyipitkan mata sedikit)
"Bukan cuma aura. Kamu kelihatan kayak habis lewatin sesuatu besar."
Alethea tertawa pelan, Ia tahu, mereka bertiga adalah teman-teman baru nya tapi mereka seperti sudah mengenal sejak lama—tapi ada bagian dari hidupnya sekarang yang tak bisa ia bagi ke siapa pun.
Setidaknya… belum .
***
Tak terasa Waktu begitu cepat bel pun berbunyi nyaring, memecah keramaian pagi di lorong sekolah. Suara langkah kaki tergesa-gesa memenuhi koridor, dan kelas pun mulai tenang satu per satu. Alethea duduk di bangkunya, mencoba fokus, walau pikirannya masih berputar pada banyak hal—terutama tentang Sherly dan kejadian beberapa hari lalu di kantin.
Tapi semua kegaduhan di kepalanya seolah dilupakan saat Bu Rina, wali kelas mereka, masuk sambil tersenyum lebar. Di belakangnya berdiri seorang gadis dengan rambut panjang rapi, sikap sopan, dan wajah yang terlihat… terlalu familiar.
Bu Rina:
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Kenalkan, namanya Sherly Anggara. Mulai hari ini, dia akan bergabung di kelas kita."
Sherly: (tersenyum manis)
"Halo semuanya, senang bisa jadi bagian dari kelas ini. Aku harap kita bisa berteman baik."
Beberapa murid langsung menyambut hangat. Bianca bahkan berbisik pada Alethea:
Bianca:
"dia cantik tapi seperti tak sepolos yang kita lihat"
Tapi Alethea hanya membisu. Jari-jarinya engetuk-ngetuk meja pelan. Kepalanya mulai menyusun kemungkinan-kemungkinan.
"Sherly Anggara... bukan kah itu si protagonis wanita yang mempunyai sifat yang lembut juga polos ?? Tapi sepertinya ia tak seperti apa yang di ceritakan di buku , dia seperti mempunyai banyak rahasia" ... gumam alethea dalam hati
Tatapan mereka pun bertemu. Sherly melirik ke arah Alethea—dan tersenyum.
Tapi senyum itu tak sampai ke mata.
Itu bukan senyum seorang murid baru.
Itu senyum seseorang yang tahu terlalu banyak.
***
Di tempat tersembunyi, jauh dari hiruk-pikuk sekolah, sebuah ruangan gelap dengan dinding batu dan cahaya lampu gantung yang temaram menjadi saksi bisu rencana-rencana kelam yang sedang disusun. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah kursi besar seperti singgasana, berhiaskan ukiran lambang keluarga misterius.
Duduk di sana, seorang pria berpostur tegap namun wajahnya tertutup oleh topeng hitam mengkilap yang hanya menyisakan sorot mata dingin dan penuh perhitungan. Sosok ini adalah dalang dari banyak kekacauan yang tak terlihat di permukaan.
Sosok Bertopeng:
(dengan suara berat dan dingin)
"Bagaimana perkembangan anak itu yang memata-matai Princess Alegria?"
Di depannya, seorang anak buah berseragam hitam dengan simbol burung hantu di dada membungkuk dalam-dalam, tak berani menatap langsung ke mata pria bertopeng itu.
Anak Buah:
"lapor tuan, target telah berhasil menyusup ke dalam lingkaran sekolah tempat princes Alegria berada. Sejauh ini, dia telah berhasil membangun citra baik sebagai anak yang polos… dan mulai memperhatikan gerak-gerik dari princes Alegria ."
Sosok Bertopeng:
"Hmm…"
Dia menyentuh sisi topengnya, mengamati layar hologram kecil yang menampilkan princes Alegria yang selalu di pantau nya dari jarak jauh
Sosok Bertopeng:
"Dan Alethea? Apa dia mulai curiga?"
pengawal:
"Sedikit, Tuan. Tapi seperti yang diharapkan, Alethea terlalu cerdas untuk tidak mencium adanya kejanggalan. Meski begitu… agen kita juga bukan orang biasa."
Pria bertopeng itu menyeringai samar di balik topengnya. Suara logam dari kursinya menggema saat ia bersandar lebih dalam.
Sosok Bertopeng:
"Bagus… tetap pantau anak itu jangan sampai melakukan hal yang akan membuat rencana yang ku susun menjadi hancur berantakan ."
Pengawal: "baik tuan .... laksanakan " ... Sambil membungkuk dan pergi dari sana.
Ia menoleh ke samping, pada meja kayu tua di sebelah singgasananya, tempat sebuah lukisan usang keluarga Alegria dipajang, tapi dicoret silang merah besar.
Sosok Bertopeng:
"Dendam ini belum berakhir Bram , apa kau pikir aku akan menyerah begitu saja setelah apa yang kau lakukan dulu ??. Dan putri mu yang akan menjadi target ku , aku tau betapa berharganya princes alegria di keluarga mu , aku akan menghancurkan mu lewat putri mu terlebih dahulu ... Aku akan menjadikan nya pion dalam permainan yang bahkan belum kau ketahui , hahahah." ucap pria bertopeng dengan penuh dendam sambil melihat Poto keluarga Alegria .
"kau tunggu saja kehancuran mu Bram , permainan baru di mulai , mulai saat ini aku tak kan membiarkan kau hidup tenang" ucap nya dalam hati sambil mengepalkan tangan nya.
Siapa kah sosok pria bertopeng yang tengah mengincar keluarga Alegria ???? tunggu part berikutnya nya ya ???
Tpi saya mw sedikit berkomentar, saya membaca novel kk karna tertarik membaca sinopsisnya.
Tapi menurut saya, percakapan ringannya terlalu banyak, membuat pembaca cepat bosan. Coba kakak kurangi percakapan2nya, tpi lebih menggambarkannya aja dan alur konfliknya buat lebih dalam kata2nya.
Terus penggambaran tokohnya agak kurang menjalankan perannya. seperti papa bram( kaya, hebat, punya banyak pengawal) tpi knapa anaknya kurang terjaga, gk ada pengawal yg memantauan dari dekat/jauh.
Arvel ( berjanji mau jaga adeknya di sekolah) tpi gk tw adek tersesat, pergi menyelatkan Aliando.
Gitu aja sih thor, semoga kedepannya lebih bagus, dan mohon jangan tersinggung dengan komentar saya.😊