NovelToon NovelToon
Allesya

Allesya

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rodelima

"Gue Mau Putus"
Tiga kata itu Nyaris membuat Alle tak bernafas beberapa detik, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Sayang, jangan bercanda deh. ini benar hari anniversary kita tapi kejutannya jangan gini dong, aku ngak suka. *rujuknya dengan suara manja, berfikir ini hanya prank, Ares hanya mengerjainya saja*
Ares tak membalas ucapan Alle namun dia dengan tegas menggenggam tangan gadis disampingnya dan menatap Alle dengan tatapan dingin dan muak.
"Gue udah selingkuh sama Kara, dua bulan yang lalu dan....".
"Dia sekarang hamil anak gue"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodelima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TANGGUNG JAWAB

"Kok rumah kamu sepi, Orangtua kamu pada kemana?" tanya Ares begitu sampai dikamar Kara, memang wanita itu yang menyuruhnya masuk kedalam kamarnya.

"Orangtuaku lagi ada kerjaan diluar kota, besok baru pulang." Kara duduk ditepian kasur menghadap Ares yang duduk di sofa yang ada disampingnya.

"Terus kamu sendirian dirumah? Pembantu? Sepertinya aku tidak melihatnya tadi saat aku masuk kerumah."

"Bibi juga lagi sakit, dia istirahat di kamar."

"Terus nanti kalau ada apa-apa, gimana?" Ares terlihat khawatir.

"Ngak apa-apa Ares, aku udah biasa sendirian kok."

Keduanya terdiam cukup lama, namun kemudian Ares menghela nafas cukup dalam sebelum akhirnya menatap Kara dalam.

"Orangtua kamu sudah tau mengenai kehamilan kamu saat ini?"

Wajah Kara berubah sedih, dia menunduk sembari memainkan jari-jari tangannya.

"Aku belum bilang Ares, aku takut. Aku takut mereka marah."

"Lalu bagaimana Ra, jika kamu ngak bilang sekarang apa nunggu perut kamu membesar?"

Kara mendongak lalu menatap wajah Ares dengan wajah takut.

"Jika Aku nanti yang bilang pada kedua orangtuaku, lalu mereka menyuruh kamu bertanggung jawab bagaimana?"

"Aku akan bertanggung jawab, tapi tunggu sekitar 6 bulan lagi orangtuaku akan pulang."

"Baiklah, nanti jika mereka telah pulang aku akan segera mengatakannya. Tapi..." Kara menggantungkan kalimatnya, membuat Ares menatap wajah wanita itu dengan berani.

"Tapi kenapa?"

"Bukankah kita berdua yang harus mengatakannya? Aku takut Ares."

Ares menimbang sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah, kabari saja waktu yang tepat. Nanti aku akan datang."

"Maaf yah Ares, gara-gara aku hubungan kamu dengan Alle harus berakhir. Dan ..."

"Sudahlah jangan bahas Alle, hubunganku dengannya sudah berakhir. Lagi pula memang sudah tanggung jawabku. Meskipun sebenarnya ini adalah kesalahan."

Kara terlihat menatap Ares lama, wajah pria itu terlihat kusut.

"Apa kamu masih mencintainya Res?"

Ares menatap Kara sejenak, lalu membuang wajahnya kearah lain. "Sudah malam, aku sepertinya harus pulang. Jika nanti kamu perlu bantuan, segera hubungi aku." Ares sudah hampir bangkit, namun Kara tiba-tiba saja menahannya.

Membuat Ares menatap wanita itu dengan heran, namun tanpa aba-aba Kara mencium bibir Ares begitu saja, singkat. Membuat Ares terpaku dengan aksi nekat Kara.

Reflek, Ares langsung mendorong tubuh Kara begitu sadar. Membuat Kara langsung limbung keranjang, untung saja jatuh di ranjang, jika dilantai tentu saja wanita itu akan kesakitan.

"Aw.... Ares." pekik Kara dengan terkejut.

"Ah, maaf Kara, aku refleks." Ares membantu Kara untuk duduk.

"Ah, maafkan sikap aku tadi yang keterlaluan Res, aku cuma, aku cuma. Takut. Aku takut jika nanti kamu menikah sama aku kamu masih memikirkan Alle dan mencintai nya."

"Apa maksud dari ucapan mu Ra?"

"Aku ingin kamu belajar mencintaiku Res."

**********

"Alle sayang, kenapa tubuh kamu semakin kurus? Kamu diet yah?" tanya Caludia. Tante Alle yang kemarin baru pulang bersama dengan om Bima

Mereka tengah makan malam bersama, juga ada Lex yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik Alle begitu murung.

"Ah, aku akhir-akhir ini kurang nafsu makan Tante."

"Mikirin apa sih Al? Coba cerita sama kita, kamu itu sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri, jadi jangan sungkan-sungkan ketika ingin minta bantuan atau apapun, kamu juga punya Lex jika ada yang berniat jahat padamu bilang dia saja."

Alle seketika menatap Lex yang tersenyum miring menatapnya, dia bergidik sesaat.

Orang jahat itu ada disamping kamu Om, ingin sekali Alle menjerit seperti itu namun suara itu seakan hanya mampu tersangkut di tenggorokannya saja.

"Tenang saja Pah, Lex selalu jaga Alle."

"Kamu dengar kata Om kan Al?"

"Iyah Om Alle ngak apa-apa kok, hanya masalah kuliah."

"Yasudah jangan terlalu dipikirkan sayang, kalau kamu butuh uang atau apapun jangan sungkan-sungkan bilang sama tante ataupun Om yah?"

"Iyah Tante."

"Ohiya Al, selama Tante dan Om pergi, Lex masih sering keluar malam tidak? Memang anak Tante ini sulit dibilangin." kesal Claudia menatap anaknya dengan tatapan kesal.

"Laki-laki itu lumrah pulang malam mah, kalau laki-laki tidur masih sore itu banci namanya."

"Selalu saja pintar mengeles kamu."

*******

Pagi harinya, seperti biasa Alle akan menunggu Ares di parkiran, sudah beberapa hari ini dia melakukan rutinitas itu. Meskipun pada akhirnya dia harus kecewa saat Ares ternyata tidak melewati tempat yang dia tunggu, hingga akhirnya dia beralih tempat yang pastinya disinggahin Ares sebelum masuk kelas.

Beberapa saat menunggu, senyumannya terukir ketika melihat Ares keluar dari mobilnya, dia pun segera berlari menghampirinya.

"Kak Ares."

Ares hanya menatap datar, namun Alle tetap menampilkan senyumannya yang manis.

"Kak Ares ganti nomor yah? Aku telpon nomor kakak ngak aktif."

"Ekh, Alle."

Senyum Alle langsung luntur ketika melihat Kara berjalan disisi samping mobil Ares, yang berarti mereka berangkat sama. Memang bukan asing lagi baginya, namun jika melihatnya sendiri di depan matanya seperti ini rasanya jauh lebih sakit.

"Ekh, Kara." Alle berusaha tersenyum tipis.

"Ohiyah, Al. Mau bareng sama aku dan Ares?"

"Ekh Ares, Kara, baru datang?" suara Leo membuat Alle menunduk, bukan karna tak suka dengan pria itu, hanya saja dia merasa tak nyaman karna pria itu selalu saja menjelekkannya dan membuatnya malu.

"Iya nih Yo. Kalian juga baru datang? Ayo sekalian bareng. Ada Alle juga."

Memang tadi Leo datang bersama Andre.

seketika saat menatap Alle, Leo mendengus. Rautnya begitu ketara ketidak sukaannya.

"Beban juga disini, perasaan kemarin-kemarin nunggu di lobi deh."

"Iyah, aku mau bicara sama Kak Ares sebentar."

"Lo lihatkan? Dia sedang bersama pacarnya. ngak ada niatan buat merusak hubungan keduanya kan." sinis Leo.

"Ngak, aku cuma mau tanya ke dia sekali lagi, pasti dia cuma ngeprank aku. Kara sama Ares pasti ngak punya hubungan apa-apa."

Leo mengusak rambutnya dengan kasar, lalu memperagakan ingin mencekik Alle membuat Kara Terkikik.

"Hadeh, selain beban, Lo juga bebal yah. Lo ngak tulikan? Dan Lo juga ngak butakan? Ares udah bahagia dengan Kara. Ikhlasin aja, makanya kalau jadi cewek jangan manja, bosan dan muak gue lihatnya, apalagi Ares yang udah bertahun-tahun dengan Lo." tekan Leo dengan wajah menahan kesal.

"Yo udah sih, kasihan nanti dia jadi nangis." Andre mencoba membekap mulut Leo yang suka ceplas ceplos seperti wanita.

"Biarin aja sih, lagian jadi cewek lemah banget, diperkosa preman baru tau rasa. orang kok lembek banget."

"ih Leo, kok ngomongnya gitu sih. Jahat banget." Kara mendekati Alle yang terus menunduk, mungkin memang merasa sedih dengan ucapan Leo.

"Udah Al, kita masuk saja." Kara hendak menggandeng lengan Alle, namun sebelum tangan itu menyentuh tubuh Alle wanita itu lebih dulu berlari masuk dengan mengusap air matanya.

"Kamu keterlaluan banget kak." Kara menatap Leo kesal, lalu menarik Ares berjalan meninggalkan temannya.

"Gue heran Lo ada masalah apa sih sama Alle?" kayak punya dendam Kusumat aja." ujar Ares sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Leo yang mengomel tak jelas.

*******

Saat tengah di kantin, Alle lagi-lagi sendirian. Dia memang tidak punya teman satupun saat segerombolan teman-teman Ares datang, dia pun bangkit dari duduknya lalu menghampiri mereka.

"Kak Ares, boleh aku minta nomor kakak? Kalau sewaktu-waktu aku minta bantuan kakak."

"Udah lah Al, gue udah bilang berkali-kali, move on. Gue udah ada Kara, gue mau jaga perasaan dia."

Lagi-lagi Alle menunduk, namun kembali menatap Ares yang terlihat jengah dengan kehadirannya.

"Kakak benar-benar sudah cinta sama Kara? Sejak kapan kakak selingkuh? Kapan kakak kenal sama Kara? Dan kapan juga kalian dekat? Aku ngak mungkin percaya begitu saja, jujur sama aku kak. Sebenarnya ada apa? Aku akan menerima apapun yang akan terjadi, kalaupun yang dikandungan Kara adalah anak kakak karna dasar kesalahan, aku bisa kok rawat anak itu dengan kasih sayang penuh."

"PLAK"

1
Anonymous
Up yang banyak ya thor 😊
Graciiellah_: siiap kak 😊
total 1 replies
Graciiellah_
Haha iya kan kak, kaiak cuma dia aja cowok didunia ini. saya aja sedikit palak liat modelan cewek kayak gini.
Aretha Shanum
ga suka nih peran cwenya terlalu menye2 jadi bosan alurnya
Graciiellah_: Hahaha iya kan kak, kyk cowok cuma dia aja, saya aja sedikit emosi sih liat modelan cewek kayak gini.
total 1 replies
Graciiellah_
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!