NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 26 - mentertawakan bucin.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAA- uhuk! Hosh.. AHAHAHAHA!!" Lilie terpingkal. Menepuk tubuh seorang pemuda yang menampilkan raut ingin muntah. Sebelum berkata lagi. "Terus gimana terus gimana."

Mereka berempat sedang berada jauh dari area sekolah. Setelah tadi ingin menculik Dinya, Lilie dan Jack jadi dengan terpaksa mengijinkan sosok pemuda yang mengintili gadis itu untuk ikut bergabung.

"Najis amat lo jadi cowo." Menyenggol malas. Lalu menyorot muak pada Sinan yang hanya diam sembari menyimak percakapan dua orang gadis tersebut.

"Udah main ngilang, dateng-dateng nyulik adek orang, ngajak Lilie ketemuan ditempat sepi, ngebuat adek gue kejebak masalah. Dan bukannya bertanggungjawab dan nyelesain masalahnya yang bener, malah manja-manjaan kek boti. Cowo stres."

Mengomel. Mengeluh. Dan lain sebagainya. Keluhan yang secara jelas menghentikan percakapan antara dua gadis, membuat Lilie dan Dinya menatap geli pada Jack.

"Gue si gak mau tau. Pertanggungjawaban sebuah keharusan, kalau lo gak bersihin nama Dinya. Dan temen-temen lo gak ngebayar perbuatan mereka, siap-siap aja."

Kali ini omelan terdengar lebih serius. Terselip nada peringatan yang tak samar. Jack bersungguh-sungguh akan ujarannya.

"Setuju." Mengangguk. Lilie yang tertular keseriusan si pemuda galak mulai melirik Sinan. Menyorot pemuda tampan tersebut penuh peringatan. Lalu berkata. "Yang orang-orang gila itu lakuin bukannya hal sepele. Gak cuma main fisik, mereka juga melakukan pelecehan."

Mengingat bagaimana Dinya menunggu di depan pintu dengan penampilannya yang kacau, membuat Lilie mengepalkan tangan di bawah meja. Masih menyorot Sinan.

"Dua kali ngelakuin tindakan sinting. Seharusnya posisi mereka udah berat, sangat punya potensi buat di keluarin." Jujurnya. Menghembuskan nafas sembari menghentikan tatapan dari si pemuda yang menunjukkan raut bersalah.

Mendengar juga melihat secara nyata seberapa murkanya pemuda yang terkenal lembut dan ramah tamah itu, ia sebenarnya juga sudah menyimpulkan bahwa mustahil bagi Sinan untuk hanya diam.

Seperti yang terakhir, cepat atau lambat pemuda itu juga akan membalas. Melakukan perlawanan balik yang bisa membuat si lawan kalah dan tak berkutik.

Waktu melompat ke beberapa jam setelahnya. Ketika langit yang terang mulai berubah Oren, dan ketika tawa menyenangkan yang tadi menyelimuti berubah jadi penuh canggung.

Di dalam sebuah mobil yang melaju, terdapat dua sejoli yang saling diam. Dinya nampaknya membuat si pemuda kewalahan akan keterdiamannya. Mungkin. Berkali-kali pemuda itu mencoba untuk mengajaknya mengobrol dan mencairkan suasana, namun seseorang yang diajak hanya membisu. Itu semua sudah berlaku sejak mereka berpisah dengan Lilie dan Jack berpuluh-puluh menit yang lalu.

Srek.

"Kenapa nyebarin foto-foto Bianca." Kata Dinya. Tanpa melirik. Menatap jalanan dari kaca mobil samping. Teringat akan perkataan Bianca sebelum mulai merundungnya. "Gue pikir lo bukan tipikal orang yang ngebales kejahatan pake kejahatan."

"Mustahil aku diem, Dinya." Sahut si pemuda lembut. Juga tanpa melirik. Fokus mengemudi. "Sayangku.. foto-foto kamu di-edit gajelas terus disebarin. Ngebuat kamu langsung diolok-olok, ditertawain seisi lorong. Mustahil aku diem."

Dinya senang. Tapi itu bukan sahutan yang ia inginkan. Sehingga gadis itu bersandar, menatap pemuda di sebelahnya.

"Maksudnya.. kenapa lo ngebela gue sampai segitunya." Akhirnya tidak tahan berujar. Ingin menyampaikan sesuatu yang sudah lama tertahan. "Familiar emang salah satu alasan. Tapi gak mungkin cuma karena itu."

Terdapat jeda. Sinan tak langsung menyahut. Tampak menimbang-nimbang.

"Karena.. aku udah lama nunggu kamu." Sahut si pemuda. Bertepatan dengan lampu merah sehingga dia bisa balas menatap Dinya. Membuat sorot mereka bertabrakan di udara. "Aku udah lama nunggu kamu. Lama banget kamu datengnya."

"Iya." Dengan senyum membenarkan. Menyorot penuh gadis itu yang menerbangkan sorot bertanya. Mengangkat tangan, menangkup pipi si gadis dan mendekatkan wajah mereka. Lantas berbisik. "Jadi, gamungkin aku gak marah dan ngebiarin semuanya berlalu gitu aja. Kendati kamu adalah seseorang yang paling aku tunggu. Paling aku cari-cari."

Bernafas lega ketika lampu hijau menyala. Dinya segera menarik diri ketika si pemuda berduduk tegak dan kembali fokus menyetir.

Berdehem. Nafas hangat pemuda itu masih terasa di telinganya. Membuat gadis datar tersebut sedikit berdebar. Hanya sedikit.

"Aneh. Nunggu-nunggu apa coba." Kata Dinya pada diri sendiri. Setelah mendapatkan ketenangan lagi, baru gadis itu berduduk tegak dan melanjutkan. "Tapi gak harus nyebarin foto-foto orang habis OP juga, dipikir gak bakal malu kalau kesebar. Ditambah Valerie sama Lolita, lo juga ngelakuin sesuatu sama mereka."

Mengingat akan ujaran Valerie yang berkata bahwa nomor anonim menghubungi kakaknya. Mengirim foto-fotonya yang sedang berada di club dengan beberapa lelaki, yang sebenarnya hanya Max dan teman-teman mereka yang lainnya.

Sementara Lolita, gadis itu mengaku bahwa Sinan mengirimkan foto-foto bahwa selama ini dia menyontek dengan pemuda pintar tersebut kepada orangtuanya.

"Heum.. sebenarnya bukan cuma Valerie sama Lolita." Santai pemuda yang sedang mengemudi itu. Mengangguk dan tersenyum atas perkataan sang gadis barusan. "Mike, Parel, Rendy. Pokoknya seluruh anggota circle itu. Mereka semua kena."

Menyebarkan vidio tidak mengenakan. Yang berisi tentang seberapa kurang ajar muda-mudi itu, merayakan hari ulang tahun salah satu dari mereka di sebuah cafe, lalu kabur tanpa bayar ketika kegiatan mereka telah selesai. Membuat mereka jadi harus kena sangsi sosial.

"Gila." Dinya berkomentar. Membuatnya jadi bertanya-tanya dan mengherankan mengapa si pemuda bisa bertindak sejauh itu. Memijat kening. "Sinan, kali ini jawab yang bener. Kenapa lo bertindak sejauh ini? Ada yang lo kepengen dari gue.. mungkin."

Nada yang di lontarkan dengan penuh hati-hati, rupanya tidak meringankan reaksi si pendengar. Sinan hampir banting setir. Menepikan mobil itu pada sebuah sebuah area didekat taman.

"Kepengen.." ulangnya. Menahan senyum. Sempat berusaha mengontrol nafas juga degup jantung yang menggila sebelum menurunkan pandangan. Menyorot si gadis dengan seringai. "Kepengen.. jelas aku kepengen. Kenapa masih ditanyain."

Bersama dengan si gadis manis sudah selama ini, mustahil suatu keinginan selayaknya remaja lain tidak timbul. Apalagi mereka yang hampir selalu dan selalu menghabiskan waktu bersama. Seringkali juga berada dalam kos gadis itu.. hanya dirinya dan Dinya. Berduaan.

"Pertama kali ngeliat kamu, aku udah jatuh hati." Kata pemuda itu. Mengangkat tangan untuk menyelipkan anak rambut si gadis ke belakang telinga. Lalu tersenyum lembut sambil berkata. "Kamu cantik, gadis cantik yang berhasil ngebuat aku ngerasain getaran suka untuk yang pertama kalinya."

"Tapi itu bukan alasan utama aku ngedeketin kamu, apalagi karena.. ah." Tersenyum malu-malu sambil mengigit bibir. Terdiam guna menenangkan diri dengan sorot berkabut. Sebelum memfokuskan pandangan pada Dinya lagi. Mengelus pipinya. "Kamu bukan sekedar cewe yang pengen aku ajak ngelakuin apapun yang belum pernah aku lakuin."

Sementara pihak lainnya berujar. Gadis yang menampilkan raut datar hanya diam-diam menikmati momen mereka.

Menikmati elusan penuh sayang yang dilakukan si pemuda pada pipinya, sembari mendengarkan kata-perkata yang keluar dari bibir merah itu muda dengan seksama.

"Kamu jauh lebih berarti dari itu." Tersenyum. Mengunci pandangan keduanya, sebelum berujar lagi sambil mengabadikan wajah si gadis cantik. "Kamu berharga, bernilai. Seseorang yang punya posisi utama dan yang terpenting dihati aku. Kam- ah udahlah.. ya ampun, aku malu."

Tiba-tiba salting. Pemuda tersebut berhasil mendapatkan lirikan bingung dari Dinya atas perilakunya yang berubah-ubah. Tadinya sok serius sekarang nyengir sendiri.

"Dari pada aku yapping, mending kita lanjut." Kata seseorang yang beberapa saat lalu banting setir. Sinan menggaruk tengkuk yang tak gatal. Berduduk tegak. Lantas menyalakan mesin. "Kita ke rumah aku."

Itu ujaran yang juga tidak Dinya harapkan. Maksudnya.. ia hanya tidak menyangka bahwa si pemuda akan mengajaknya ke suatu tempat yang selalu pemuda tersebut alihkan ketika mereka membahasnya.

Srek.

"Kenapa." Katanya yang mengamati raut si gadis. Ia sudah membereskan satu hal, sehingga ia bisa mengajak gadis itu ke rumahnya. "Seneng gak. Harus seneng."

Memang sudah saatnya untuk saling terbuka. Apalagi ketika mendengarkan cerita Lilie yang berkata bahwa gadis datar di sampingnya mulai menanyakan ini itu. Suatu hal yang membuat Sinan merasakan senang yang teramat.

"Aku tinggal sendiri, sebenarnya ada paman sama bibi." Mengemudikan mobil dengan tenang. Lantas kembali membuka topik obrolan. "Tapi mereka kalau malem harus pulang, jadinya aku sendirian."

Sempat terdiam karena tidak mendapat sahutan. Sinan sedikit menimbang-nimbang kalimatnya sebelum berujar. Ragu dan memohon. "Kamu.. malem ini nginep, ya? Temenin aku, masa kamu gak kasian."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!