NovelToon NovelToon
Love In London

Love In London

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Syifafkryh

Amanda Zwetta harus terjebak ke dalam rencana jahat sahabatnya sendiri-Luna. Amanda dituduh sudah membunuh mantan kekasihnya sendiri hingga tewas. Amanda yang saat itu merasa panik dan takut terpaksa harus melarikan diri karena bagaimana pun semua itu bukanlah kesalahannya, ia tidak ingin semua orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh. Apalagi seseorang yang dibunuh itu adalah pria yang pernah mengisi hari-hari nya selama lima tahun. Alvaro Dewayne Wilson seorang CEO yang terkenal sangat angkuh di negaranya harus mengalami nasib yang kurang baik saat melakukan perjalanan bisnisnya karena ia harus berhadapan dengan seorang gadis yang baru ia temui yaitu Amanda. Amanda meminta Alvaro untuk membantunya bersembunyi dari orang-orang yang sudah berbuat jahat kepadanya. Akankah Alvaro membantu Amanda? Atau justru Alvaro akan membiarkan Amanda begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifafkryh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMANDA PERGI

Setelah melihat Amanda pergi, Mery langsung bergegas menuju ruang kerja Alvaro.

Tok!!Tok!!

Setelah mendapat izin untuk masuk, Mery segera masuk ke dalam ruang kerja Alvaro.

"Ada apa?" Tanya Alvaro datar.

"Nona Amanda, Tuan." Jawab Mery.

"Ada apa dengan wanita itu?" Tanya Alvaro.

"Nona Amanda pergi. Tadi dia menangis setelah menemui Tuan." Jawab Mery.

"Menemuiku? Dia tidak menemuiku." Ucap Alvaro.

"Tetapi tadi Nona Amanda mengatakan kepada saya bahwa ia akan menemui Tuan di sini. Dan tak lama setelah itu, Nona kembali sambil menangis." Jelas Mery.

Edward yang mendengar ucapan Mery barusan langsung mengerti, kenapa Amanda bisa menangis.

"Aku yakin dia sudah mendengar pembicaraan kita tadi." Ucap Edward.

"Bukankah bagus jika dia mendengarnya? Itu artinya aku tidak perlu repot-repot mengusirnya." Ucap Alvaro yang masih diliputi rasa kesal dan amarahnya.

"Kau bisa pergi, Mery." Ucap Alvaro kepada Mery.

Setelah mendengar ucapan Alvaro, Mery memutuskan untuk pergi dari ruang kerja Alvaro.

"Apakah kau akan membiarkannya pergi begitu saja?" Tanya Edward.

"Lalu aku harus apa? Membiarkan pembunuh itu terus tinggal di rumahku? Tidak akan." Jawab Alvaro.

"Apakah kau tidak kasihan kepadanya, Al? Dia tidak memiliki siapa pun disini. Dia tidak tau lingkungan disini seperti apa. Yang dia kenal hanya kau dan diriku saja. Jika terjadi sesuatu kepadanya nanti bagaimana? Sebaiknya kita cari Amanda sekarang, karena aku yakin wanita itu belum pergi terlalu jauh. Dan mengenai kasus pembunuhan itu, kita bisa menyelidikinya bersama-sama karena aku yakin bahwa Amanda bukan pelakunya." Ucap Edward.

"Untuk apa aku mengasihani pembunuh itu? Itu semua tidak ada urusannya denganku. Jika kau ingin mencarinya, maka carilah sendiri karena aku tidak ingin terlibat lagi dengan pembunuh itu. Aku tidak akan mengizinkannya untuk tinggal di rumahku lagi." Balas Alvaro datar.

Edward yang merasa kesal dengan ucapan sahabatnya pun langsung beranjak berdiri. "Baiklah, jika kau tidak mau membantuku, maka aku akan mencari tahu semua itu sendiri. Dan kau tenang saja, aku tidak akan membiarkannya tinggal bersama denganmu lagi." Ucap Edward sambil berlalu pergi untuk mencari Amanda.

"Aaaarrgghh!!" Teriak Alvaro.

Alvaro benar-benar kesal. Ia tidak menyangka bahwa Amanda sudah membohonginya. Kecewa? Tentu saja Alvaro sangat kecewa karena ternyata, wanita yang ia cintai adalah seorang pembunuh.

"Kenapa aku harus mencintai pembunuh itu?!" Tanya Alvaro kepada dirinya sendiri.

Walaupun Alvaro tidak bisa menerima kenyataan tentang Amanda, entah kenapa hati kecilnya mengatakan bahwa Amanda tidak mungkin melakukan hal sekeji itu.

Tak mau terus memikirkan Amanda, akhirnya Alvaro memutuskan untuk pergi menuju kantornya.

Saat ini, Amanda benar-benar tak tahu harus pergi kemana. Ia terus berjalan tanpa arah tujuan karena ia tidak tahu wilayah London. Dan ia juga tidak memiliki siapa pun yang ia kenal selain Alvaro dan Edward.

Di depan sebuah restoran, Amanda langsung berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lutut. Bahu Amanda bergetar, menandakan wanita itu tengah menangis.

"Ayah ... Ibu ... Tolong aku. Bawa aku pergi bersama kalian saja." Ucap Amanda di sela tangisnya.

Tiba-tiba saja ada seorang pria yang menghampiri Amanda. "Nona ... Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu sambil menyentuh bahu Amanda.

Amanda langsung mendongak untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya.

"Kau menangis?" Tanya Pria itu lagi.

Dengan cepat Amanda menghapus air mata yang membasahi wajahnya dan segera beranjak berdiri.

"Aku baik-baik saja, Tuan." Jawab Amanda sambil berusaha tersenyum padahal hatinya sedang bersedih.

"Benarkah? Tetapi sepertinya kau terlihat tidak baik-baik saja, Nona. Lalu kenapa kau sendirian seperti ini?"

Amanda langsung beranjak berdiri dan menatap pria yang kini berada di hadapannya.

Amanda berpikir, apakah pria yang berada di hadapannya ini bisa menolongnya? Tak ingin menunggu lama, akhirnya Amanda memberanikan diri meminta tolong kepada pria yang saat ini berada di hadapannya.

"Tuan ... Aku sedang membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal. Aku tidak mengenal siapa pun di kota ini. Bisakah kau membantuku?"

Akhirnya Amanda memberanikan diri mengatakan hal itu. Tak ada salahnya ia mengatakan yang sejujurnya. Siapa tau pria di hadapannya saat ini bisa membantunya untuk mencari pekerjaan dan tempat tinggal. Pikir Amanda.

"Aku akan membantumu, Nona. Kau bisa tinggal di apartement-ku. Kebetulan aku jarang sekali pulang ke apartement, jadi kau bisa menggunakannya. Dan mengenai pekerjaan, akan aku usahakan untuk mencarikannya untukmu, Nona." Ucap Pria itu.

Amanda langsung tersenyum senang. Akhirnya ada orang yang mau membantunya.

"Terima kasih banyak, Tuan. Terima kasih karena sudah mau membantuku." Ucap Amanda sambil tersenyum senang.

"Sudah kewajiban kita untuk saling membantu, Nona. Mari, ikut denganku."

"Oh ya ... Namaku William. Kau bisa memanggilku Will." Ucap pria yang bernama William itu.

"Namaku Amanda." Balas Amanda.

"Ayo, Amanda. Aku akan mengantarmu ke apartment-ku." Ucap William.

Amanda segera mengikuti William yang terus berjalan ke arah mobilnya. Setelah itu, William menyuruh Amanda untuk masuk dan segera melesat pergi menuju apartment pria itu.

*****

Di tempat yang berbeda, saat ini Luna sedang berada di restoran tempatnya bekerja. Dari tadi Luna terus bulak balik ke kamar mandi karena merasa mual.

"Ada apa dengan diriku?" Tanya Luna pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangannya. Mau tidak mau, Luna mengizinkan orang itu untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Melani? Ada apa kau kemari?" Tanya Luna datar.

Semenjak beberapa waktu lalu saat Luna mendatangi Melani untuk mencari tahu keberadaan Amanda, hubungan Melani dan Luna menjadi tidak baik.

"Ada beberapa orang polisi mencarimu." Jawab Melani ketus.

Entah kenapa setiap mengetahui polisi mencarinya, Luna langsung merasa ketakutan. Ia takut semuanya terbongkar, Luna tidak mau masuk penjara.

Melani yang melihat raut wajah Luna yang terlihat ketakutan pun merasa curiga.

"Sepertinya kau sangat ketakutan, Luna. Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan?"

Luna langsung menatap tajam Melani. "Untuk apa aku takut? Aku tidak melakukan kesalahan apapun." Balas Luna.

Tak mau menanggapi ucapan Luna barusan, akhirnya Melani memutuskan untuk kembali bekerja. Meninggalkan Luna bersama polisi yang kini sudah berada di ruangan Luna.

****

Saat ini Alvaro benar-benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Pikirannya terus tertuju kepada Amanda. Ada rasa khawatir yang ia rasakan saat mengetahui Amanda pergi. Tetapi di sisi lain, ada rasa kesal dan benci kepada Amanda karena wanita itu sudah membohonginya. Andai dari awal Amanda berterus terang, mungkin Alvaro tidak akan se-marah ini.

"Kenapa aku harus mencintai wanita yang salah? Jika dari awal aku mengetahui bahwa dia adalah seorang pembunuh, mungkin perasaan ini tidak akan pernah muncul." Ucap Alvaro.

Sejujurnya, hati kecil Alvaro mengatakan bahwa Amanda bukanlah seorang pembunuh. Hati kecil Alvaro percaya bahwa Amanda adalah wanita baik-baik. Tetapi karena amarah dan ego yang sudah menguasai dirinya, membuat Alvaro mengabaikan isi hatinya dan mengedepankan egonya.

Saat Alvaro sedang berkelana dengan pikirannya, tiba-tiba saja suara Emilia membuat Alvaro tersadar.

"Maaf, Tuan. Semua orang sudah menunggu anda di ruang rapat." Ucap Emilia.

Alvaro sampai lupa bahwa hari ini ia ada rapat penting dengan para rekan bisnisnya. Amanda benar-benar sudah menyita pikirannya sehingga Alvaro melupakan segalanya.

"Ah ya ... Aku akan segera kesana." Balas Alvaro.

"Baik, Tuan." Balas Emilia.

Saat Emilia hendak pergi meninggalkan ruangan Alvaro, tiba-tiba saja suara Alvaro menghentikan langkah wanita itu.

"Oh ya ... Apakah Edward sudah berada di sana?" Tanya Alvaro.

"Tuan Edward tidak bisa hadir karena ada urusan mendadak, Tuan." Jawab Emilia.

"Baiklah, kau bisa pergi." Ucap Alvaro.

Setelah itu, Emilia segera pergi meninggalkan ruangan Alvaro. Kini pikiran Alvaro tertuju kepada Edward. Ia yakin, Edward masih mencari keberadaan Amanda sehingga pria itu tidak bisa menghadiri rapat.

"Untuk apa dia mencari wanita pembunuh itu? Tidak ada gunanya sama sekali." Gumam Alvaro.

Setelah itu, Alvaro memutuskan untuk pergi ke ruang rapat tanpa ada Edward.

*****

To be continue ...

1
Ripah Ajha
the best 👍🏻👍🏻
kalea rizuky
lanjut donk
Syifafkryh: Hari ini ya aku lanjutt kakak😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
bagus pergi aja manda Alvaro bakal nyesel km
Syifafkryh: Makasih banyak udh baca ceritaku ya kak😍
total 1 replies
kalea rizuky
pergi jauh aja lah amanda percuma qm di situ
kalea rizuky
amanda ttep aja goblokk
kalea rizuky
luna bner jalang
kalea rizuky
cari krja di tempat lain aja donk
kalea rizuky
sahabat kurang ajar luna
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Anisa Febriana272
Mangat kak🔥🔥🔥
Syifafkryh: Thank you kak😍
total 1 replies
lovebunny
Luna oh Luna 🤣🤣
Syifafkryh: Kenapa luna kenapa?🤣
total 1 replies
Lửa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
Hagia Alverg🪻: hii kakak salin support yuk dinovelku 🤗.minta saran dan ulasannya

Emergency Wedding by: Noni Gia
total 2 replies
ella ellie
Lucu dan menghibur.
Syifafkryh: Makasihh banyak kakk😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!