NovelToon NovelToon
Surga Lain Pernikahanku

Surga Lain Pernikahanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

"Apa yang sebenarnya membuat Mas enggan menyentuhku? Mas bahkan selalu menghindar jika aku membicarakan hal itu. Apapun jawaban Mas, aku akan berusaha ikhlas. Setidaknya Mas bicara. Jangan diam seolah-olah hubungan kita itu normal seperti pasangan suami istri yang lain.”

Banyu mengangkat wajahnya. Tanpa bicara apapun, ia segera meraih jas yang ia letakkan di kursi makan lalu melangkah pergi meninggalkan Haura.

***
Pernikahan yang Haura harapkan bisa mendatangkan kebahagiaan itu nyatanya tidak seindah yang gadis itu harapkan. Banyu, lelaki yang enam bulan ini menjadi suaminya nyatanya masih enggan memberikan nafkah batin kepadanya. Lelaki itu terus menghindarinya jika gadis itu mengungkit masalah itu.
Tentu saja itu menjadi pertanyaan besar untuk Haura. Apalagi saat perdebatan mereka, Haura tidak sengaja menemukan sebuah kalung indah berinisial 'H'.

Apakah itu untuk dirinya? Atau apakah kalung itu menjadi jalan jawaban atas pertanyaan besarnya selama i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POSESIF TERSELUBUNG

Banyu benar-benar membuktikan ucapannya. Haura yang seharusnya berada di barisan para bridesmaid itu, kini harus duduk bersama suaminya di barisan tamu VIP. Sikap Banyu tentu saja membuat Haura kesal. Apalagi ia harus bergabung dengan beberapa rekan kerja Banyu yang sama sekali tidak ia kenal, sementara Ulya dan beberapa temannya yang lain berada di barisan lain.

Haura menoleh kepada Banyu. Lelaki itu sedang berbincang dengan pimpinan perusahaan lain. Sejak tadi Banyu bahkan sibuk dengan rekan bisnisnya. Sementara Haura ia biarkan duduk di sampingnya, meskipun hanya sesekali Haura pun ikut bergabung dengan rekan-rekan Banyu tersebut

Tiba-tiba matanya melihat Ulya yang melambaikan tangan ke arahnya. Mengajak Haura untuk bergabung dengan mereka karena sebentar lagi acara pelemparan bunga pengantin setelah mereka berfoto bersama mempelai.

"Mas," bisik Haura dari samping.

Banyu menoleh. Matanya seolah bertanya untuk apa Haura memanggilnya.

"Aku boleh ke sana nggak?" Haura menujuk Ulya yang sedang tersenyum ke arah mereka tersebut.

"Di sini saja. Kamu nggak lihat di situ ramai begitu. Lagipula di sana gadis-gadis semua," jawab Banyu tegas, tanpa nego.

"Pak Banyu, saya ke sana dulu, ya." Lelaki dengan penampilan rapi tersebut pamit dari meja tersebut. Kini tinggallah Banyu dan Haura yang berada di situ.

"Tapi aku bosan di sini, Mas. Tuh sebentar lagi akan ada acara pelemparan bunga. Aku mau ikut itu."

Tatapan Banyu semakin tajam. "Jangan banyak tingkah, Haura. Acara itu hanya untuk perempuan yang belum menikah. Kalau dapat bunganya, memangnya kamu mau apa? Mau menikah dua kali?"

"Kalau jadi jandanya kamu ya iyalah. Ngapain lama-lama sendiri." Haura menjawab santai. Sengaja ia membuat Banyu yang angkuh itu kesal.

Mata Banyu melebar karena merasa terkejut dengan pernyataan enteng istrinya itu. "Kamu?!" Banyu menatap Haura dengan geram. Namun, ia berusaha mengontrol emosinya agar tidak kelepasan menyentil kening istri cantiknya itu.

"Kan kalau jadi jandanya kamu. Kalau nggak jadi janda ya enggaklah. Poliandri kan nggak boleh."

"Haura Salsabilla," desis Banyu rendah. "Jangan menguji kesabaran saya."

Haura berdecak kesal. Perempuan itu bahkan tidak mau menatap Banyu.

"Kamu tidak bergabung dengan yang lainnya, Haura?" Tiba-tiba saja Sagara muncul.

Haura menoleh pada Sagara yang ternyata datang bersama Sadewa itu. Dua kakak-adik itu terlihat tampan. Ya, Haura akui keluarga suaminya itu memang memiliki gen yang unggul-unggul. Paras mereka sangat patut disebut rupawan, tidak hanya dari yang laki-laki. Namun, Kinan dan saudara perempuannya yang lain pun begitu.

"Banyu mana kasih izin. Lihat aja tuh. Kamu datang, muka Banyu langsung tidak enak dipandang. Posesif mode on." Sadewa bekomentar dengan santai. Kedua lelaki itu duduk di meja yang sama dengan Banyu dan Hania.

"Dia bukannya posesif, Pak. Dia cuma takut saya dapat bunga terus nikah dua kali. Padahal poliandri kan nggak boleh di Indonesia," celetuk Haura kesal membuat beragam ekspresi dari ketiga lelaki itu muncul.

Sadewa dan Sagara langsung terkekeh geli. Sementara Banyu semakin jengkel.

"Duduk di sini aja. Kapan lagi kamu bisa duduk bersama orang-orang ganteng ini?" Sagara yang memiliki kadar percaya diri berlebih itu pun mulai kambuh.

"Idih." Haura spontan bergidik ngeri, lalu menoleh kepada Banyu. "Mas yakin mau tetap aku di sini? Mas Sagara aja sok kegantengan depan aku. Nanti yang ada aku malah muntah, Mas."

Banyu menghela napasnya. Ia memang tidak ingin Haura duduk di sini karena kehadiran Sagara. Namun, membiarkan Haura berada di antara para bridesmaid itu juga bukan pilihan yang tepat. Meskipun sudah menikah, pesona Haura hari ini tidak kalah dengan para gadis.

"Mas ayolah... Aku duduk aja deh. Nggak ikut pelemparan bunga."

Melihat Haura yang terus memohon, akhirnya Banyu pun mengangguk. "Jangan aneh-aneh di sana. Saya bisa lihat kamu dari sini."

Haura mengangguk cepat dengan raut senang. Setelah mendapatkan izin dari suaminya, perempuan itu segera beranjak berdiri dan hendak pergi. Namun, pergelangan tangannya lebih dulu di tahan Banyu.

"Tidak usah kebanyakan senyum. Nanti kamu dikira orang gila."

Haura mendesis kesal. Tatapannya begitu kesal melihat Banyu. Suaminya itu memang punya mulut yang luar biasa. Terkadang lebih baik melihat Banyu diam, daripada harus mendengar kalimat yang menyakiti hatinya.

Sedangkan Sadewa menahan tawa melihat tingkah Banyu yang sengaja membuat Haura kesal. Padahal kalau memang suka seharusnya ditunjukkan dengan cara yang manis. Sementara itu, Sagara menatap interaksi Banyu dan Haura dengan senyum tipis.

...***...

Hania tampak cantik hari ini. Gadis kalem itu kini berdiri di dampingi Daffa dan sudah bersiap akan melemparkan bunga kepada para gadis yang sudah menunggu di bawah.

Ulya sudah berulang kali menyikut Haura agar perempuan itu segera berdiri untuk bersiap. "Buruan, Ra. Itu Hania udah siap. Hadiahnya lumayan itu. Ada vouchernya belanja buat yang dapat."

"Pak Banyu lihat ke arah sini, nggak?" tanya Haura pelan tidak berani menoleh ke belakang tempat suaminya dan para sepupunya tadi berada.

Seakan mulai paham dengan alasan mengapa Haura sejak tadi hanya duduk kalem, Ulya pun menoleh takut-takut ke arah yang dimaksud. Matanya yang awalnya menyipit jadi lebih lebar sumringah.

"Aman, Ra. Aman. Pak Banyu lagi bicara sama Pak Sadewa dan Pak Sagara. Mukanya serius banget. Ayo buruan."

"Ul, Haura, ikutan nggak? Buruan!" salah satu rekan seruangan mereka yang juga bridesmaid pun bersuara.

"Ikut. Tungguin," jawab Ulya cepat. Ia lantas menatap Haura lagi. "Buruan, Ra." Ulya kemudian langsung memutar badannya dan segera berlari kecil menghampiri segerombolan gadis-gadis cantik itu.

Sedangkan Haura melangkah pelan di belakang sahabatnya itu. Sebenarnya ia tidak benar-benar ingin ikut untuk mendapatkan bunga. Namun, ia hanya ingin ikut meramaikan saja.

Suara MC mulai mengatur posisi mereka. Selain mereka, beberapa rombongan teman lelaki Daffa dan Hania pun ikutan. Senyun sumringah penuh kebahagiaan menyelimuti wajah para single tersebut. Di saat MC sudah mengintruksi untuk melakukan pelemparan, semua yang ikut tampak antusias menyambut bunga tersebut.

Sementara Haura hanya berdiri santai di belakang mereka semua. Namun, diluar dugaan hampir semua yang hadir, bunga tersebut justru mengarah kepada Haura. Perempuan itu menatap bunga yang melayang tepat ke arahnya dengan bingung. Meskipun tidak terlalu niat, tangannya reflek menyambut kedatangan bunga tersebut.

Wajahnya sempat tercengang sesaat. Matanya menatap buket bunga cantik di genggamannya itu.

Suara riuh disertai tepuk tangan membuat Haura akhirnya sadar. Melihat yang lainnya tertawa, Haura pun ikut tertawa. Tanpa ia ketahui, sepasang mata tajam mengarah ke arahnya.

"Selamat untuk Mbaknya yang dapat bunga. Semoga segera ketemu jodoh dunia-akhiratnya, ya. Mana Mbaknya cantik banget lagi. Ini mah habis ini pasti para cowok single itu segera modus tuh!" riuh MC tersebut mengucapkan selamat dan mendoakan Haura.

Haura hanya tersenyum canggung mendengarnya. Begitu pula Ulya dan karyawan perusahaan mereka lainnya. Ada yang tertawa, ada juga yang hanya tersenyum tipis seperti tahu betapa bahayanya doa tersebut jika didengar oleh seseorang.

Saat memutar badannya, mata Haura tidak sengaja melihat Banyu yang kini menatapnya dengan tajam dan dingin. Auranya sama sekali tidak bersahabat.

"Hai!"

Haura menoleh dan mendapati seorang pria berwajah seperti oppa Korea sedang tersenyum padanya.

"Oh, hai!" jawab Haura dengan ramah.

Pria berwajah oriental itu masih tersenyum. "Kamu yang kemarin datang ke Alza bersama Pak Sagara, kan?"

Haura menggangguk lagi. "Iya, Pak...?"

"Giorgino. Nama saya Gio." Gio mengulurkan tangan di hadapan Haura. Senyum ramahnya masih terulas di wajah tampannya.

Haura segera memindahkan bunga tersebut ke tangan kirinya. Namun, belum sempat tangan kanannya menyambut tangan Gio, tiba-tiba seseorang menarik pinggangnya agar mendekat padanya dan menyambut tangan Gio.

"Saya Banyu, suami Haura," ucap Banyu dengan datar. Sementara tangannya masih berada di pinggang istrinya dengan posesif.

Haura mengerjap beberapa kali karena masih terkejut, sementara senyum Gio mendadak hilang dari wajahnya yang ramah.

"Ini kenapa tiba-tiba Mas Banyu seperti ini?"

*

*

*

Mohon dukungannya ya, gaes. Jangan lupa like, komen, dan kasih rating yaaa. Terima kasih :)

1
Rieya Yanie
sekalian honeymoon ya kan banyu
Edelweis Namira: Iyaaah. Mau buat anak dia/Facepalm/
total 1 replies
Teti Hayati
Biarin aja ikut, dari pada tar km pulang, Mas Air mu jadi suami milik bersama... 😂
Mending dibawa, dijaga dari gangguan cikal baka pelakoor. ..
Teti Hayati
Biarin, tar pulang Banyu udh nikah smaa Hania... 😂
Jeng Ining
Hayoo jgn salah ambil langkah Nyu, atw perjuanganmu ngedapetin lg hati Haura akan sia²..
Jeng Ining
alhamdulilah...mdh²an sudh bnr² pulih kembali kesehatannya kak
Edelweis Namira: Terima kasih, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Gak usah kagum Ra, mungkin dalam hati dia sedang bersoraak gembira.. gimna mau sedih, toh mungkin dia gak ngerasa kehilangan dg kepergian Daffa..
au ah.. gak bisa aku berpikir positif kalo tentang Hania.. 😂
Edelweis Namira: Wkwkw. Bawaannya suudzon ya
total 1 replies
Ria Ria
awas ya thor kalsu hania sama bayu
Edelweis Namira: Hahaha, semoga nggak ya
total 1 replies
Jeng Ining
hemmmm.. kecelakaan spertinya bikin dia agak amnesia.. lupa apa yg terjadi di malam pertma antara banyu dn Haura🤭, kok gayamu utk menyentuh Haura perlu meyakinkan perasaan dl😅
Edelweis Namira: Wkwkw. Padahal malam itu aja lagi mabuk ya, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Elaaah... kirain dh nikah gak bakal disebut lagi.. 😂
Awass lho, jangan macam2 Hania..
Maaf ya Han, belum sepenuhnya percaya kamu.. soalnya dari yg terakhir kamu muncul, belum ada tanda2 ikhlas-in Haura sama Banyu.. meskupun udh nikah sama Daffa..
Edelweis Namira: Aku juga susah buat percaya
total 1 replies
jekey
kayaknya si hania ini licik
Edelweis Namira: /Facepalm/
total 1 replies
kalea rizuky
hmmm Q kok kasian haura jangan aneh2 ya Thor/Curse/
Edelweis Namira: Tenaang. Aku baik kok sama Haura/Grin/
total 1 replies
Jeng Ining
jgn sampe knp² dg Daffa trs jd celah buat Hania minta surga ke Bayu, trs terjadilah kisah sesuai judul novel ini, plisssss jangaaan ya kak yaaa🙏
Jeng Ining: gud /Good//Facepalm/
total 4 replies
Rieya Yanie
jangan gengsi ma istri dong nyu...klo cinta bilang cemburu bilang
Edelweis Namira: Dia mah love languange nya emang digalakin
total 1 replies
Teti Hayati
Ra, baiknya lebih jaga-jaga dh sama Sagara..
Teti Hayati
Gak tau kenapa, aku kurang suka sama Sagara..
Okelahh dia mau suka smaa siapa haknya dia, kita gak bisa ngatur..gak bisa larang dia sula sma Haura.
Tapi sebagai lelaki Gentle, harusnya lebih bisa ngendaliinlahh.. apalagi dia tau Suaminya Haura bukan orang lain. Masih saudara, dan harusnya sesama laki-laki tau kalo Banyu suka cemburu. Iseng sih iseng. tapi gak keseringan juga, apalagi kalo pas gak ada Banyu,itu mh bukan iseng, tapi emg Niat..
Rieya Yanie
kabar apa ya...
digantung sama aothor
ditinggu up nya kak
Rieya Yanie
nah kan cemburu tapi gengsinya setinggi gunung
Rieya Yanie
semoga lkas sembuh thor..
semangat y
Teti Hayati
Syafakillah laa ba'sa thohuruun in syaaAllah..
moga cepet pulih lagi ka.... 🤗
Teti Hayati
Ini ceritanya keceplosan...?? Klarifikasi dong Mas Air.. jangan malu-malu koceeeeng begitu.. 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!