Demi menutupi identitas aslinya, Elvano Abraham memilih Sena sebagai pendampingnya dalam suatu acara. Sena yang tak menyadari niat Elvano sesungguhnya menerima tawaran tersebut, karena ia pun ingin lebih dekat dengan Elvano.
Tapi Elvano salah, karena pilihannya tersebut malah membawa dirinya terjebak dalam pesona Sena, begitu pula sebaliknya.
Apakah yang akan Sena lakukan setelah mengetahui motif Elvano yang sesungguhnya? Apa mereka akan terus bersama? Atau justru motif Elvano menghancurkan hubungan keduanya?
Yuk! Ikuti kisah Elvano dan Sena yang harus menemukan cinta sejati di tengah banyaknya rahasia dan kesalahpahaman yang penuh dengan ketegangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SBDST 30.
Mobil sport berwarna hitam metalik memasuki sebuah gerbang hunian mewah dengan halaman yang begitu luas. Seiring roda yang terlihat bergulir lambat, tapi nyatanya melaju dengan begitu cepat, membawa sang pengendara kian dekat pada pintu utama.
Elvano keluar dari dalam mobil, netra tajamnya menyapu keseluruhan bangunan yang ada di hadapannya.
Sepi.
Tak ada siapapun yang terlihat. Langkah kaki Elvano terayun pasti untuk mulai mendekat pada pintu, dan tak berekspresi wajahnya saat melihat daun pintu itu langsung terbuka ketika ia sudah berada di hadapannya.
Ruangan yang begitu luas dan megah tersaji di depan mata, beralaskan granit indah dan segala furniture mewah yang berkilauan menghiasi seluruh kediaman utama keluarga Rykhad.
Elvano sempat terdiam, sebelum akhirnya membawa ayunan kakinya melewati pintu dan masuk ke dalam, meski tak ada satu pun kehadiran seseorang yang terlihat menyambut kedatangannya.
Dengan tak bersuara, Elvano berdiri tegak di tengah ruangan utama kediaman keluarga Rykhad. Terlihat santai, tapi netranya begitu awas memperhatikan sekitar. Elvano sangat tahu, saat ini ia tidaklah sendirian karena dirinya bisa merasakan siluet seseorang yang dari tadi terus berpindah-pindah tempat dan dipastikan tengah memperhatikannya. Posisi Elvano sudah seperti mangsa yang terbuka bebas untuk diterkam hidup-hidup.
Di tengah diamnya, tiba-tiba saja Elvano bergerak cepat, menghindar sekaligus menangkap sebuah busur yang meluncur ke arahnya. Netra elang pria itu bisa membidik seseorang langsung berlari dan bersembunyi di balik sebuah pilar, si pemanah.
Elvano tersenyum miring, ia ingin mendekat. Namun, sepatunya menyentuh sesuatu, dan sebelum dapat membaca keadaan, Elvano dikejutkan dan terpaksa melompat demi menghindari ratusan peluru yang mendadak bermunculan dan mengarah padanya.
"Shit!!" umpat Elvano saat melihat lengan jasnya yang terkena banyak bidikkan peluru. Ia bersembunyi di balik sebuah sofa dengan serbuan ratusan peluru masih terus mengarah padanya.
"Haisss!!" Elvano berusaha untuk melepaskan seluruh kancing baju yang sudah menempel hampir di seluruh jasnya. "Kekanak-kanakan!" kesal Elvano, ia kesulitan menyingkirkan ratusan peluru yang merupakan kancing baju itu karena menempel kuat pada pakaiannya.
"Siapa yang bersembunyi di balik semua ini?! Keluar dan hadapi aku secara langsung! Jangan sembunyi seperti anak kecil!" Elvano bersuara untuk menantang si penyerang agar menampakkan dirinya. Ia juga langsung menyingkirkan busur panah yang terbuat dari keret itu.
Tapi, tidak ada jawaban suara. Melainkan, sebuah pesawat kertas yang terbuat dari kertas origami meluncur ke arahnya, diikuti oleh sebuah balon yang ditiup dan kemudian meletus dengan suara yang keras, tepat di samping telinga Elvano.
Jantung Elvano nyaris saja lepas karena terkejut, wajahnya merah padam saat mendapati seorang bocah tertawa terbahak-bahak setelah berhasil memecahkan balon begitu dekat dengan gendang telinganya.
Bocah itu menjulurkan lidahnya pada Elvano yang menurutnya adalah makhluk asing karena telah memasuki daerah kekuasannya tanpa izin.
"Ternyata kau bocah asli," geram Elvano.
Rain mamasang wajah sombongnya, membuat Elvano semakin kesal dan melangkah cepat, ingin mendekat pada Rain yang lagi-lagi tergelak saat melihat Elvano malah tersungkur hingga menabrak sebuah meja kecil.
Prang!
"Awww...Awww..." Rain menutup mulutnya saat vas bunga kesayangan sang mommy, Amanda jatuh berserakan di atas lantai gara-gara Elvano mencari pegangan. "Kau dalam masalah besar, orang asing," ucapnya lagi dengan ekspresi setengah khawatir.
Sebelum akhirnya, Rain memilih berlari kencang seraya berteriak, "Mommy!! Vas bunga kesayanganmu dipecahkan oleh orang asing!!" adunya mencari keberadaan Amanda.
Meninggalkan Elvano yang kebingungan, sekaligus kesal saat melihat kedua kakinya kini sudah terlilit tali, bersamaan sebuah mobil remot yang masih terus berputar-putar tak karuan karena remot kontrolnya ada di tangan Rain yang menjauh.
"Sial!" Hanya umpatan yang bisa meluncur dari mulut Elvano saat bertubi-tubi serangan konyol mengarah padanya dari seorang bocah, dan ia kesulitan membalasnya.
Elvano tidak ingin gegabah dalam membalas, meski nyatanya ia bisa, karena memiliki senjata. Tapi pria itu ingat, ia sedang berada di kediaman keluarga Rykhad, keluarga yang salah satu anak perempuannya Elvano inginkan untuk menjadi istrinya. Apalagi ia mendengar jelas, bocah itu berteriak memanggil mommynya.
Elvano bangkit setelah menyingkirkan tali yang sempat membelenggu kakinya, bersamaan dengan netranya yang langsung bertabrakan dengan netra dingin seseorang di atas sana.
Reagan memperhatikan sosok Elvano. Ia berdiri di lantai dua dengan tangan yang terlipat di dada. Reagan melihat semua yang dilakukan oleh sang putra bungsu pada pria yang sudah berani mencampakkan putrinya itu.
*
*
*
Rexi meremat kuat ponselnya saat menerima sebuah pesan gambar dari Sena.
"Apa yang buaya sialan ini lakukan di rumah, hah?!" geram Rexi membuat Jack yang berdiri di sampingnya terkejut.
Dengan tanpa berpikir lagi, Rexi meninggalkan perusahaan dan langsung pulang ke kediaman utama keluarga Rykhad.
berawal dari bibir Rey semua.. sama amanda sih../Facepalm//Facepalm/