NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:619
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Aku dan Ami sampai di rumah sebelum maghrib.

"Assalamu'alaikum mama kami pulang," seru ku memasuki rumah.

"Kok sepi ya Nay?" tanya Ami pada ku,

Aku pun heran karna lampu belum pada nyala biasa nya jam segini sudah terang ini rumah.

Aku merasa khawatir, aku dan Ami mencari keberadaan mama sambil memanggil beliau.

"Maaaa, mama dimana? kami sudah pulang ma, " seru ku lagi.

"Assalamu'alaikum, " terdengar suara mama mengucap salam dari depan.

Kami pun berlari ke depan, "mamaaaa, " aku berhamburan memeluk mama.

"Baru juga hitungan jam sudah erat gini peluk nya nak, " ujar mama membalas pelukan ku.

"Nay khawatir ma......, " ucap ku menangis dalam pelukan mama.

"Mama lupa untuk mengunci pintu nak, tadi mama buru buru Zian jatuh dari motor dan sekarang dibawa ke rumah sakit.

" Zian? kok bisa ma, jatuh dimana, terus keadaan nya gimana ma? "

Mama membelai kepala ku, "kalau bertanya jangan main keroyokan nak, "

Mama dan Ami tertawa.

"Zian bukan jatuh nak tepat nya disenggol motor, tadi Zian lari lari depan rumah gak tau nya motor melaju dengan kencang, kaki dan kepala nya berdarah, " jelas mama pada ku.

Zian anak sepupu ku yg ditinggal ayah nya sebelum dia lahir. Aku sering menjaga Zian waktu kecil, hingga aku dan dia dekat.

"Di rumah sakit mana ma? Nay ke sana, " ujar ku lagi.

"Kita tunggu kabar dulu nak, lagian malam gak baik anak perawan keluar tanpa mahram nya, " kata mama pada ku.

"Sholat yuk Nay keburu habis waktu nya ntar, " Ami mengajak ku sholat.

"Sip Mi, " aku pun menuju kamar mandi.

"Assalamu'alaikum, " salam Silvi memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam Sil, kamu sendiri dek? " tanya ku karna tidak melihat Fikri.

"Ya kak, Fikri ke rumah sakit kak dapat telpon tadi, " jelas nya.

"Oh gitu dek, " ucap ku.

Malam ini aku gak bisa tidur, aku merasa gelisah tidak tenang, "Ya Allah apa yg akan terjadi pada hamba, " ucap ku di dalam hati.

Sudah pukul satu malam Fikri belum juga balik, aku duduk di ruang TV sendiri menunggu Fikri balik.

"Dek masih di rumah sakit? " bunyi pesan ku pada Fikri.

HP ku bergetar tertera nama Fikri di layar, "Assalamu'alaikum kak, mama sudah tidur kak?"

"Wa'alaikumussalam sudah dek, ada apa dek? kamu masih lama? " tanya ku.

"Aku masih di rumah sakit kak, Zian pendarahan di kepala sampai sekarang belum sadar kak, " jelas Fikri pada ku.

"Ya Allah Zian, " aku menutup mulut ku agar gak kedengaran mama ku menangis.

"Kakak bisa ke sini bareng bunda Zian?" tanya balik Fikri.

"Sudah malam dek kakak gak berani, " ucap ku.

"Aku matiin sebentar ya kak, " Fikri memutuskan sambungan telpon kami.

Aku bingung mau mengambil keputusan apa, aku masuk ke kamar ku,

"Ami bangun Mi, " Aku membangunkan Ami karna gak mau membuat mama terkejut.

Ami membuka mata dan mengusap nya, "Sudah jam berapa Nay? sudah subuh ya? " tanya nya dengan suara serak bangun tidur.

"Masih jam setengah dia Mi, " ucap ku.

Ami bangun dari tidur nya,

"Ami, Zian pendarahan, aku diminta Fikri untuk membawa bunda Zian ke sana, " jelas ku.

"Kalau gitu mari kita ke rumah Zian dan membawa kakak ke sana kasihan anak nya, " kata Ami turun dari tempat tidur.

"Masalah nya aku gak berani Mi malam malam gini, "

"Insyaallah kita akan baik baik saja, ada Allah yg menjaga kita Nay, ayuk kita bangunin mama minta izin, " Ami masuk kamar mandi untuk mencuci muka, dan aku membangunkan mama.

"Ma, bangun ma Nay mau ngomong," aku menggoyangkan tubuh mama, "ada apa Nay? Fikri sudah balik?" tanya mama sambil duduk.

"Fikri belum pulang ma, Zian pendarahan di kepala ma, Nay diminta membawa kakak ke rumah sakit, " jelas ku.

"Kalian pergi dia motor nak? ada aman? " mama memastikan.

"Insyaallah aman ma kata Ami tadi, Nay ngajak Ami ma, "

"Gapapa nak kalian hati hati ya, " ucap mama.

"Nay siap siap dulu ma, "

Mama berjalan di belakang ku, Ami keluar kamar dengan memakai jaket.

"Aku keluarin motor ya Nay, " ucap Ami.

"Sip Mi aku siap siap bentar, "

Empat puluh menit kami sudah sampai di rumah sakit, aku menghampiri Fikri dan kakak masuk ke ruangan IGD.

"Kamu sudah makan dek? " tanya ku pada Fikri.

Fikri menggelengkan kepala.

"Kamu cari makan lagi dek ntar kamu sakit lagi, " kataku mengusap pundak Fikri.

"Nanti saja kak, tadi aku sudah beli cappucino, " ucap Fikri.

Aku, Ami dan saudara yg lain duduk di bangku tunggu. "Ya Allah kuatkan Zian, " doa di dalam hati.

Suara isakan tangis terdengar dari ruangan IGD, terlihat bunda Zian menangis histeris dipegangi perawat, kami berlari ke arah kakak, aku memeluk kakak, "Zian Nay anak kakak gak ada lagi Nay, " kakak terisak dalam pelukan ku, aku gak tau harus berkata apa.

Adek bunda Zian mengurus semua nya, "kakak pulang sama ambulan? " tanya Fikri kepada bunda Zian.

"Kakak pulang sama anak kakak, " jawab kakak masih terisak.

"Kakak temanin kakak dek, " kata ku pada Fikri.

"Terus kak Ami pulang sama siapa kak? " tanya nya lagi.

"Ntar kakak ikuti mobil saja, " ucap Ami.

"Ya sudah bareng aku kak, " ucap Fikri lagi.

Seminggu sejak kepergian Zian, kakak jatuh sakit mama menjaga kakak di rumah sakit karna orang tua kakak menjaga cucu nya yg baru lahir.

Kegiatan aku dan Ami sekarang mengajar les dan mengaji di rumah.

Kami mengajar mengaji anak anak usia tujuh tahun ke bawah.

Aku sangat senang dan sayang sama anak anak kecil, karna bagi ku mereka masih polos dan jujur, sikap mereka juga unik, walaupun mereka susah diatur, tapi kejahilan dan sikap lucu mereka menjadi penghibur dikala hati gundah.

Kami mengajari mereka seperti anak TK, kami mengajar sambil bermain dan bernyanyi. Mereka juga pintar dalam hal menghafal doa sehari hari dan surah surah pendek.

"Assalamu'alaikum, " salam Fatih dan Arfa memasuki ruangan yg sengaja kami khususkan untuk belajar.

"Wa'alaikumussalam adek adek ganteng ustadzah, " jawab kami berdua berjalan menghampiri mereka dan mensejajarkan tubuh kami dengan mereka, mereka menyalami kami.

"Gimana kabar nya sayang? " tanya kami berdua.

"Alhamdulillah ustadzah, " jawab mereka.

Kami membimbing mereka untuk duduk, "sembari menunggu teman teman datang kita nyanyi anak anak nabi yuk, " ajak ku pada mereka berdua.

"Hore........., " girang mereka berdua.

Murid mengaji kami ada lima belas orang, itu bocil semua, sikap nya menguji kesabaran 😁

Ada yg berantem saat kami lagi mengajari teman nya iqro', ada yg gak sabaran menunggu teman nya nyetor hafalan. Pokok nya dua jam itu luar biasa deh 😁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!