Hati Yang Tersakiti

"Mas apa mas Kenan harus berangkat hari ini juga?" tanya Melinda pada Kenan yang mulai merapikan dirinya.

"Iya aku harus berangkat sekarang agar sampai disana pagi, lagian tiketnya sudah Ambar beli untuk berangkat malam ini." jawab Kenan lalu mengecup kening Melinda.

"Jaga diri baik - baik aku berangkat dulu." ucap Kenan dan pergi meninggalkan Melinda.

Melihat Kenan pergi Melinda hanya bisa melihatnya dari jendela karena dia masih bim merapikan bajunya setelah melayani Kenan dan memuaskan hasrat dirinya.

...💔💔💔...

"Pak keberangkatannya 15 menit lagi." ucap Ambar menyerahkan tiket pada Kenan

"Terima kasih, kau bisa kembali. Dan ingat untuk 3 hari kedepan serahkan semuanya pada Farid." ucap Kenan lalu berlalu pergi.

"Aku bingung dengan bos ku yang satu itu, dia sudah punya istri yang cantik malah terjerat oleh wanita lain yang tak ada apa - apanya dibandingkan dengan istrinya." gumam Ambar lalu kembali pulang.

...💔💔💔...

Tepat pukul 4 pagi Kenan sampai di rumah Fairi, lama Kenan menunggu dibukakan pintu setelah menekan tombol rumah Fairi.

"Loh mas Kenan kok pagi sekali?" tanya bi Mina yang membukakan pintu untuk Kenan.

"Iya bi apa kabar? Dimana Fairi?" Kenan tersenyum menatap bi Mina dan bertanya soal Fairi.

"Alhamdulillah baik mas, silakan masuk mbak Fairi di kamarnya." jawab bi Mina lalu menutup pintu

Kenan berjalan menuju kamar Fairi setelah melepas alas kakinya dan meletakkan kopernya sembarangan, Kenan tersenyum melihat Fairi yang masih terlelap dalam tidurnya. Perlahan Kenan melepas bajunya dan naik ketempat tidur Fairi lalu tidur memeluk Fairi dan mengecup pipi Fairi.

"Hem." Fairi menggeliat karena ulah Kenan. "Jangan macam - macam dan jangan jadi orang yang serakah kau Kenan, aku gak mau." Fairi menahan tangan Kenan yang bertengger di dadanya.

"Maaf, tumben kamu masih tidur jam segini." bisik Kenan dan menurunkan tangannya jadi melingkari perut Fairi.

"Aku mens, sudah aku mau tidur lagi jangan ganggu aku." Fairi menutup matanya lagi dan membelakangi Kenan.

Kenan tersenyum melihat Fairi tak menolak pelukannya. "Dasar, aku memang sedikit serakah. Karena semalam sebelum berangkat aku telah menikmati berhubungan dengan Melinda tapi sekarang saat melihat Fairi aku malah menginginkannya juga." gumam Kenan dalam hati dan menutup matanya dengan memeluk Fairi erat dalam pelukannya.

"Fairi." Kenan meraba namun Fairi tak ada ditempatnya.

"Mas Kenan sudah sudah bangun? Mau makan dulu mas?" ucap bi Mina pada Kenan saat melihat Kenan keluar dari dalam kamar.

"Dimana Fairi bi?" tanya Kenan mencari Fairi yang tak terlihat sejak pagi.

"Oh, mbak Fairi ke rumah pak RT mas." bi Mina

"Ngapain kesana bi?" Kenan

"Untuk menanyakan soal bayar bajak rumah ini mas." bi Mina.

"Kau sudah bangun." ucap Fairi datang dengan senyumnya.

"Deg." jantung Kenan berdebar menatap senyum Fairi yang tak pernah dia berikan untuk dirinya.

"Darimana sayang, apakah ada masalah dengan urusannya? Perlukah aku bantu?" tanya Kenan membalas senyum Fairi.

"Tidak ada, aku mau ke makan ibu apa kamu mau ikut?" tanya Fairi pada Kenan.

"Tentu aku siap - siap dulu." Kenan langsung ganti dengan baju yang pantas.

Fairi dan Kenan berjalan bersama dengan mesrah, Fairi menggandengkan tangan Kenan dan Kenan tak menolak dia terlihat sangat bahagia karena Fairi seolah menerima dirinya sebagai suaminya.

Seharian Kenan terus saja menempel pada fairi, dan Fairi juga mengajak Kenan melakukan banyak hal bersama dan senyum lepas Fairi yang selalu ingin dilihat oleh Kenan hari itu telah dilihatnya.

"Terima kasih Fairi." ucap Kenan pada Fairi

"Terima kasih untuk apa? tanya Fairi pada Kenan yang sore itu sedang duduk berdua menikmati gorengan yang dimasak oleh Fairi

"Karena kau telah memperlihatkan senyum mu yang begitu manis pada ku hari ini." ucap Kenan

"Bukankah kau selalu bilang ingin melihatku sebagai istrimu, di sini aku akan menjadi istrimu." jawab Fairi tersenyum

"Senyum mu sungguh sangat manis, aku menginginkan mu sayang." ucap Kenan

"Begitu, baiklah ayo kita lakukan." Fairi bangun dan mendekati Kenan.

"Eh, bukannya kau masih halangan?" Kenan menatap Fairi bingung.

"Aku menipumu, jika kau menginginkannya lakukan sebelum aku berubah pikiran." ucap Fairi lari masuk rumah.

"Sayang kau jangan menggoda ku." Kenan mengejar Fairi dan mereka bercanda bersama, terlihat hubungan mereka sangat baik dan bahagia.

"Aku mencintaimu istriku." ucap Kenan setelah mereka berdua menghabiskan waktu malam bersama.

"Terima kasih." jawab Fairi membalas pelukan Kenan.

"Kau membangunkannya lagi sayang." bisik Kenan dan dia langsung memulai lagi aksinya, Kenan sangat menikmati pergulatannya dengan Fairi hingga membuat dirinya terus saja melakukannya bahkan tak ada bosannya sampa waktu menjelang pagi baru mereka berdua terlelap karena kelelahan.

Keesokannya Kenan terbangun dan dia tersenyum melihat tubuh Fairi yang polos dalam pelukannya, Kenan mengusap perut rata Fairi dan mengecupnya dengan lembut.

"Kenan apa yang kau lakukan? Jangan membuat aku menginginkan lebih." suara Fairi yang serak terdengar oleh Kenan.

"Dengan senang hati sayang." Kenan langsung bertengger dibawah Fairi dan memberikan rangsangan pada Fairi tepat di daerah sensitifnya.

"Kenan kau sangat nakal." Fairi langsung terbangun sepenuhnya dan mereka melakukanya lagi, lagi dan lagi, bahkan saat mandi pun Kenan meminta jatahnya lagi.

"Apa itu?" tanya Kenan saat melihat Fairi menata sebuah berkas.

"Ini adalah surat apartemen, aku mau menjualnya dan butuh tanda tangan mu." jawab Fairi menatap Kenan.

"Kenapa dijual?" tanya Kenan dan berjalan mendekati Fairi di meja makan.

"Karena aku mau pulang ke rumah, bukankah kau ingin aku kembali lagi ke rumah itu?" tanya Fairi berdiri dan mendekati Kenan.

"Hem, iya. Jadi kau benar mau kembali lagi ke rumah kita?" tanya Kenan tersenyum saat Fairi duduk dipangkuannya.

"Iya, ayo tanda tangani ini dulu" ucap Fairi memberikan bolpoin pada Kenan

"Baiklah sayang ku." Kenan menerima dan mulai menanda tangani, "Ini apa?" tanya Kenan merasa bingung.

"Semua ini dokumen apartemen." jawab Fairi lalu memberikan ciumannya di pipi Kenan.

"Kau paling pintar menggoda." ucap Kenan setelah selesai menanda tangani semuanya.

"Kau baru tau?" jawab Fairi melingkarkan kedua tangannya dileher Kenan.

Brrrt (hanpon Kenan bergetar dan itu telepon dari Melinda)

"Angkat dulu siapa tau penting." jawab Fairi turun dari pangkuan Kenan dan merapikan berkasnya yang sudah ditandatangani oleh Kenan.

"Maaf Kenan, anggap saja itu sebagai hadiah dariku untuk mu." gumam Fairi menatap berkas ditangannya.

"Sudah?" tanya Fairi yang sedang ada dihalaman belakang rumahnya sedang bercocok tanam.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kenan tanpa menjawab pertanyaan Fairi karena dia tak ingin merusak suasana dan kebersamaannya dengan Fairi.

"Bertanam mau ikutan." ajak Fairi dan Kenan pun ikut bertanam dengan Fairi.

Setelah selesai makan malam Fairi menyerahkan hanpon Kenan yang sedang asik jagongan sama warga dan tetangga setempat.

"Kenapa sayang?" tanya Kenan yang melihat Fairi menghampirinya.

"Hanpon kamu dari tadi bunyi dan ada nama Ambar disana." ucap Fairi menyerahkan hanpon Kenan.

"Kalau begitu saya tinggal dulu bapak - bapak." pamit Kenan pada para tetangga.

"Iya mas Kenan." jawab para tetangga.

"Kenapa, apa ada hal penting?" tanya Fairi setelah Kenan selesai menjawab telepon dari Ambar.

"Iya ada masalah di perusahaan dan aku harus balik besok. Ayo kita balik bersama." ajak Kenan pada Fairi

"Aku masih ada waktu 3 hari dan aku masih ingin di sini. Kamu balik duluan saja gak apa nanti aku akan menyusul dan langsung pulang ke rumah. Oh iya ini berkas kemarin yang kamu tanda tangani tolong kamu urus penjualannya, aku mau semuanya beres saat Kemabli nanti." ucap Fairi pada Kenan.

"Baiklah sayang." jawab Kenan tanpa curiga sama sekali.

Keesokan paginya Fairi mengantarkan Kenan ke bandara untuk Kenan Kemabli ke Jakarta, dan setelah kepergian Kenan Fairi langsung menghubungi orang yang mau menyewa rumahnya serta dia telah mempersiapkan segalanya.

"Mbak kita juga berangkat sekarang sekarang?" tanya bi Mina pada Fairi.

"Tidak bi, kita kan berangkat besok pagi. Aku yakin nanti saat sampai Kenan pasti akan menghubungiku. Dan aku juga harus mengurus berkas perceraian ini." jawab Fairi yang ternyata telah menyelipkan berkas perceraian diantara dokumen apartemennya untuk ditanda tangani oleh Kenan.