NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran di Atas Awan (dan Drama Ketinggian)

​Damian Gavriel tidak pernah melakukan sesuatu dengan setengah hati. Jika sistem hukum Lukas telah menghapus status pernikahan mereka, maka Damian akan membangun kembali status itu dengan kemegahan yang tidak bisa dihapus oleh siapapun.

​"Mas, kita mau ke mana sih? Kenapa aku harus pakai gaun yang beratnya seperti memikul beban hidup begini?" tanya Aruna saat mereka berjalan menuju atap gedung tertinggi di Jakarta. Matanya ditutup dengan kain sutra hitam. "Mas tidak berniat mendorongku dari sini karena bosan mendengar ocehanku, kan?"

​"Diamlah, Aruna. Sedikit lagi," bisik Damian sambil menuntun tangan istrinya.

​Saat kain penutup mata dibuka, Aruna terkesiap. Mereka berada di sebuah landasan helikopter yang telah disulap menjadi taman gantung di atas awan. Ribuan kelopak bunga mawar putih menutupi lantai beton, dan di tengahnya terdapat meja makan kecil dengan lilin-lilin kristal. Cahaya kota Jakarta di bawah sana tampak seperti hamparan permata.

​"Wah... Mas Damian... ini..." Aruna kehilangan kata-kata. Matanya mulai berkaca-kaca. "Ini lebih keren dari adegan drakor yang sering kutonton."

​Damian berlutut di atas satu kaki. Ia mengeluarkan sebuah kotak beludru kecil. Di dalamnya bukan lagi berlian biasa, melainkan sebuah cincin dengan batu sapphire biru yang melambangkan ketenangan setelah badai.

​"Aruna Maheswari," suara Damian terdengar berat namun penuh emosi. "Dulu aku membawamu ke hidupku dengan paksaan.

Aku menjeratmu dengan hutang dan ancaman. Tapi hari ini, di hadapan langit, aku ingin memintamu dengan cara yang benar.

Maukah kamu menjadi istriku bukan karena kontrak, bukan karena hutang, tapi karena kamu adalah satu-satunya rumah yang ingin kutuju?"

​Aruna merasa hatinya meleleh. Ia hendak mengucapkan "Ya", namun tiba-tiba...

​HATCHIII!!!

​Aruna bersin begitu keras hingga tubuhnya terhentak ke depan. Efek samping demamnya yang belum seratus persen hilang membuat hidungnya sensitif terhadap aroma ribuan mawar di sana.

​"Ma-maaf, Mas... Hatchii!!" Aruna mencoba menutup hidungnya, namun karena gaunnya yang terlalu panjang dan licin, ia kehilangan keseimbangan.

​"Aruna!" Damian sigap menangkapnya, namun cincin itu terlepas dari kotak dan menggelinding di atas lantai landasan helikopter.

​"Cincinnya! Mas, cincinnya mau terjun bebas!" teriak Aruna panik.

​Mereka berdua berakhir merangkak di atas kelopak mawar, mencari cincin biru itu di antara ribuan bunga. CEO paling ditakuti di Asia dan istrinya yang nyentrik kini sedang bertelentang dan merangkak seperti anak kecil di puncak gedung pencakar langit.

​"Dapat!" seru Aruna sambil mengangkat cincin itu tinggi-tinggi. Ia tertawa terpingkal-pingkal sambil duduk di atas tumpukan bunga. "Mas, lamaran kita benar-benar legendaris. Tidak ada romantis-romantisnya, malah jadi seperti lomba cari kunci motor."

​Damian menghela napas, lalu ia ikut duduk di samping Aruna, tertawa pelan sambil menyeka keringat di dahinya. "Hanya bersamamu semuanya bisa jadi sekacau ini, Aruna."

​Damian mengambil cincin itu dari tangan Aruna dan memasang posisi nya di hadapan gadis itu. "kita ulangi sekali lagi. "ucap damian.

​Aruna menatap cincin itu, lalu menatap Damian dengan mata yang tulus. "baiklah."

Angin malam di ketinggian lantai 60 berembus cukup kencang, membuat rambut Aruna yang sudah ditata rapi mulai berantakan menutupi wajahnya. Damian masih berlutut, menatap istrinya dengan kesabaran seorang pria yang sudah biasa menghadapi badai, namun kali ini badainya berbentuk seorang wanita yang sedang bersin tanpa henti.

​"Aruna, fokus," bisik Damian, mencoba menahan tawa saat melihat Aruna berusaha keras menahan bersin selanjutnya."Aku sedang mencoba menjadi romantis di sini. Ini momen sekali seumur hidup."

​"Aku tahu, Mas! Tapi bunga mawar ini... Hatchi!... mereka terlalu wangi! Hidupku biasanya cuma mencium bau bawang goreng, hidungku kaget mencium bau surga begini!" Aruna menjawab dengan suara sengau, tangannya sibuk mengucek hidung hingga riasan matanya sedikit luntur.

​Damian akhirnya menyerah pada protokol romantisnya. Ia berdiri, menarik Aruna ke dalam pelukannya agar terlindung dari embusan angin, dan membiarkan istrinya bersandar di dadanya yang bidang.

"Lupakan soal bunga. Lihat ke sana."

​Damian menunjuk ke arah langit. Tiba-tiba, puluhan drone terbang membentuk formasi di kegelapan malam. Cahaya lampu dari drone tersebut perlahan membentuk tulisan raksasa: "WILL YOU STAY WITH ME FOREVER, MY ANNOYING SEBLAK QUEEN?"

​Aruna ternganga. "Mas... Mas benar-benar menulis 'Seblak Queen' di langit Jakarta? Besok semua orang akan mengira ini iklan produk makanan terbaru!"

​"Biarkan saja," Damian mengecup dahi Aruna. "Aku ingin semua orang tahu bahwa CEO Gavriel Group telah takluk pada seorang gadis yang mengancam pelakunya dengan tepung terigu. Aruna, sistem hukum mungkin menghapus namamu dari dokumen, tapi aku sudah memahat namamu di setiap rencana masa depanku. Tanpa kamu, mansion itu hanyalah kotak beton yang dingin."

​Aruna berhenti tertawa. Ia menatap Damian dalam-dalam. Di mata pria itu, ia tidak melihat lagi sosok predator yang kejam, melainkan seorang pria yang rela terlihat konyol demi mendapatkan senyumnya.

​"Mas Damian," suara Aruna kini lembut, tanpa candaan. "Dulu aku takut padamu. Aku pikir kamu adalah jerat yang akan mencekik leherku sampai mati. Tapi ternyata, kamu adalah tali pengaman yang menahanku agar tidak jatuh saat duniaku hancur. Jadi, jawabannya adalah iya. Aku mau jadi istrimu lagi, lagi, dan lagi. Meskipun nanti kita harus melewati seribu Lukas atau sejuta Clara."

​Damian tersenyum, lalu ia kembali merogoh saku jasnya. Kali ini ia mengeluarkan sebuah kotak yang berbeda. "Cincin sapphire tadi itu untuk menunjukkan pada dunia. Tapi yang ini... ini untuk kita."

​Ia mengeluarkan dua buah gelang sederhana yang terbuat dari jalinan benang sutra hitam dengan liontin perak kecil berbentuk kunci. "Ini tidak akan menggelinding atau jatuh dari gedung. Ini adalah simbol bahwa kunci hatiku hanya ada di tanganmu."

​Aruna menjulurkan tangannya, membiarkan Damian memakaikan gelang itu. "Ini lebih bagus dari berlian tadi, Mas. Setidaknya kalau aku cuci piring, ini tidak akan nyangkut di saluran air."

​Tiba-tiba, suara tepuk tangan meriah terdengar dari arah pintu keluar landasan helikopter. Ibu Elena, Tiara, dan bahkan beberapa pengawal setia Damian muncul sambil membawa party popper.

​"SELAMAT!" teriak Tiara sambil menembakkan kertas warna-warni ke arah mereka. "Aruna, akhirnya kamu sah lagi! Besok kita pesta seblak tujuh hari tujuh malam!"

​Ibu Elena memeluk Aruna erat. "Terima kasih sudah menjaga anakku, Aruna. Ibu tahu Damian sulit, tapi di tanganmu, dia jadi jauh lebih manusiawi."

​Malam itu ditutup dengan makan malam yang tidak jadi formal. Mereka berakhir memesan martabak manis yang diantar langsung ke lobi gedung karena Aruna mendadak mengidam makanan manis setelah ketegangan di atas awan.

​Sambil duduk di tepi landasan helikopter dengan kaki berayun (dan tentu saja dengan pengawasan ketat Damian), Aruna menyesap teh hangatnya. "Mas, setelah ini tidak ada rahasia lagi kan?"

​Damian menatap cakrawala, lalu merangkul bahu Aruna. "Rahasia mungkin akan selalu ada di duniaku, Aruna. Tapi mulai sekarang, rahasia itu akan menjadi rahasia kita berdua."

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!