NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:41.1k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila hanya ingin kuliah dan menggapai cita-cita sebagai jaksa.
Namun hidup menuntunnya ke rumah seorang duda beranak dua, Dokter Martin, yang dingin dan penuh luka. Di balik tembok rumah mewah itu, Naila bukan hanya harus merawat dua anak kecil yang kehilangan ibu, tapi juga melindungi dirinya dari pandangan sinis keluarga Martin, fitnah, dan masa lalu yang belum selesai.

Ketika cinta hadir diam-diam dan seorang anak memanggilnya “Mama,” Naila harus memilih: menyelamatkan beasiswanya, atau menyelamatkan keluarga kecil yang diam-diam sudah ia cintai.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Di Ranjang Masa Lalu

Martin yang mendengar bualan sang adik pun menghentikan langkahnya. "Jika kau terus mengoceh dan mengganggunya, lebih baik kau balik kanan sekarang juga!"

Mendengar ancaman kakaknya, Marvel tersenyum tipis. "Nggak! Kali ini gak akan kubiarkan!" Ia pun menggendong Rindu sekaligus menarik Naila menuju pintu besar bewarna putih tulang yang berada tepat di tengah bagian rumah laksana istana ini.

Sejenak, ia menarik tangan kecil ponakan yang ada dalam gendongan. Lalu ditempelkan pada sebuah alat pipih yang ada di dekat gagang pintu bewarna gold yang berkilau karena pantulan cahaya lampu yang ada di serambi bagian depan rumah ini.

Ceklit

Terdengar suara nyaring menandakan kunci rumah elektrik di sana telah terbuka. Naila masih diam, matanya penuh rasa kagum, tak percaya dirinya benar-benar ada di rumah sebesar dan secanggih ini.

Marvel menarik gagang pintu tersebut. Rumah yang tadinya bagian dalam tampak gelap, perlahan lampu di sana mulai menyala seakan menyambut kedatangan mereka. Marvel menoleh dan menahan tawa kecil melihat reaksi polos itu.

"Kayaknya kamu bener-bener baru banget lihat rumah begini, ya? Tapi aku yakin, kamu nggak bakal betah. Rumah ini terlalu besar. Ngurusnya pasti capek banget."

Naila sejenak membenarkan apa yang diucapkan Marvel. Namun, dalam pikirannya yang masih lugu, ia berusaha untuk terus merasa yakin, bahwa ia pasti mampu mengemban tugas demi bisa menghidupi dirinya di kota besar nan asing ini. Namun, semuanya hanya disimpan dalam hati.

"Kamu pikir, kakakmu ini seperti apa? Dia hanya akan mengasuh anakku! Bukan untuk mengurus rumah ini!"

Marvel tertawa sinis. "Ah, alasan! Aku yakin kakak ipar terlalu lelah mengurus semua ini. Makanya dia me—"

"Om ... Pak ... Please, jangan bertengkar lagi," sela Naila yang merasa terjebak dalam perselisihan dua adik kakak ini.

"Ka-kalau Om Marvel dan Pak Martin terus begini, saya rasa lebih baik mencari pekerjaan di tempat lain aja deh ."

Marvel menatap Naila lewat ujung matanya. "Kamu mencoba mengancam kami?"

Spontan, Naila mengibaskan tangannya. "Bukan, bukan! Mungkin ya, menurut saya, suasana kerja yang tenang dan damai itu penting. Apalagi, ada dua anak kecil di sini. Mereka pasti meniru apa yang mereka lihat."

Naila menunduk, melihat Rindu yang sekarang memeluk kakinya erat-erat. Ia teringat buku-buku di perpustakaan sekolah. Ia sering membaca soal psikologi anak, tumbuh kembang, dan semua itu membuatnya sedikit paham apa yang dirasakan balita ini.

"Hmmmff, benar. Maafkan saya," akhirnya Martin menyetujui pendapat Naila. Ia menatap sang putri sulung yang tak mau lepas dari pengasuhnya ini. Setelah itu, ia merogoh kantong celana.

"Tangkap!" Ia melempar sesuatu ke arah Marvel.

Refleks, Marvel menangkap benda itu. Matanya mengerjap tak percaya melihat benda yang tak pernah ia sangka diserahkan padanya. "Kunci mobil? Buat apa?"

"Kembali lah ke rumah mama! Aku tak ingin anakku semakin stres gara-gara kamu!"

Marvel menyengir memasukkan kunci tersebut ke kantong kemeja. Tanpa banyak cincong, ia melangkahkan kaki dengan ringan menapaki anak tangga. Di rumah ini, ia, memiliki kamar tersendiri dan dengan leluasa ia mendorong begitu saja pintu tersebut.

"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk!"

Debu langsung menyambutnya. Maklum, kamar itu sudah lama tak dihuni.

"Kak! Apa kau masih kekeuh untuk tidak akan menggunakan jasa ART? Uhuk ... Uhuk ... Uhuk." teriak Marvel sembari mengibas-ngibaskan tangan mengharap udara segar kembali masuk ke rongga pernapasannya.

Di saat itu pula, ia menatap Naila. Namun, bibirnya hanya bisa diam.

Naila mencoba mencari makna dari gelagat yang diberikan majikannya ini. 'Apa Bapak pengen aku membersihkannya ya? ' batinnya.

"Maaaa, Lindu ngantuk ..." Rindu kembali menarik kecil tangan Naila.

'Nanti aja deh beresin kamarnya, habis anak-anak tidur.'

"Pak, kalau boleh tau, kamar Rindu dan Reivan yang mana, ya? Biar saya bisa temani mereka tidur," tanya Naila.

Akan tetapi, Martin hanya menggaruk bagian belakang telinganya. "Hmmm, menemani mereka tidur?"

"Iya, Pak. Ini kan salah satu tugas saya sebagai pengasuh mereka kan?"

"Hmmm, begitu ya?" Kepala Martin menoleh ke arah sebuah pintu. Namun, ia kembali terdiam seribu bahasa.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ...." Kali ini, bayi yang berada dalam pelukannya mulai gelisah. Tangannya tak berhenti mengusap mata.

"Kak! Kamu denger nggak sih? Gimana mau ngurus rumah segede ini tanpa ART?" Marvel mengusap lengan panjang pakaiannya dengan kasar menatap kesal pada sang kakak.

"Sudah kukatakan, kau kembali saja ke rumah mama. Tapi memang dasar keras kepala tak mau mendengar apa yang aku katakan."

Marvel melirik Naila yang tampak kerepotan menghadapi Rindu yang juga mulai rewel. "Masa aku meninggalkan kalian berdua aja di sini?" Jari telunjuknya bergoyang ke arah kiri kanan secara bergantian.

"Tak akan kubiarkan syaiton mengisi celah itu."

"Ck! Terserah kau saja!" Martin balik badan, merasa perselisihan di antara mereka tak akan pernah ada ujungnya. Ia pun bergerak menuju pintu sebuah kamar.

Rindu yang mengenal ruangan itu pun mengikuti dan menarik Naila, membuat gadis yang belum paham dengan rumah tersebut hanya bisa mengikuti dengan pasrah.

Setelah menarik gagang pintu, Martin tersentak karena tiba-tiba anak sulungnya sudah menyelonong masuk ke kamar utama tersebut. Rindu terus menarik Naila menuju ranjang yang sangat besar dan langsung memanjat.

"Ayo, Ma ... Kita bobo!" Ia kembali menarik Naila naik.

Namun, kali ini Naila mencoba menahan tarikan gadis kecil itu. Dalam ruang tidur berukuran luas tersebut, tampak banyak sekali foto Martin bersama istrinya. Dengan cepat ia menyimpulkan bahwa ini bukan lah kamar Rindu.

"Kok tidurnya di sini? Kita pindah yuk?" ajak Naila mencoba menarik Rindu. Sesekali ia juga melirik Martin yang masih berdiri di ambang pintu.

"Kita kan bobo di sini, Ma. Bobo sama papa dan adek juga."

Naila mengernyitkan kening. Ia segera memahami maksud perkataan Rindu bahwa selama ini mereka selalu bertiga.

"Kalau begitu, kakak keluar aja ya. Kakak ga bisa tidur sama Rindu di sini." Dengan buru-buru, Naila meninggalkan Rindu yang perlahan mulai menangis. Akhirnya, tangisan Rindu semakin nyaring hingga mampu menahan langkahnya.

"Mamaaaa, Mamaaaa, Mama mau ke mana?" jeritnya.

Mendengar sang putri menangis, Martin pun mendekat dan berdiri di dekat Naila

"Kamu, tidur lah di kamar ini."

1
MomyWa
waaahh, udah tamat aja thor? pdhl pnasaran sm marvel dan azwa
MomyWa
nyeselnya setelah naila terlihat cantik 🤣
MomyWa
cemburu nih yeee
FieAme
semangat selalu thor. gpp gagal..gagal itu awal dari keberhasilan.ssmangat selalu untuk berkarya
Safira Aurora
semangat ya thor. semoga membawa rezeki cerita yang baru.
Eva Karmita
semangat otor semoga di karya yg baru bisa menghasilkan rejeki yang berlimpah aamiin 🤲🤲
Syahril Maiza
semangat terus untuk berkarya yah
Syahril Maiza
semoga karya author berikutnya bisa menghasilkan thor
Cookies
menarik ceritanya
SoVay: terima kasih kakak, sudab bantu rate cerita kami 🙏
total 1 replies
Syahril Maiza
aroma penyelesaian paksa thor
Syahril Maiza
walaaaahh, udah jualan mereka
Syahril Maiza
kok bingung /Facepalm/
Syahril Maiza
akhirnya Naila pulang kampung
Syahril Maiza
tone ceritanya kayaknya dipercepat ya
Syahril Maiza
Alhamdulillah, turut lega
Syahril Maiza
semangat semua tim medis
Syahril Maiza
duh, kasihan sekali 😭
arielskys
aku turut berduka thor, emang regulasi ini kabarnya bikin banyak author gugur. semangat ya. semogayang berikut bisa mendapat rezeki
arielskys
lah? tamat aja thor? waalaaaaaahhhh
arielskys
enak kali kalau suami punya segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!