"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 14. Kamar itu
Dara panik melihat eyang nya kejang - kejang, bi Lastri dan bi Endang masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat eyang yang sudah dalam kondisi mengkhawatirkan.
"Ya Allah, kenapa ini.." Ujar bi Endang.
"Eyang tadi lagi cerita bi, tiba - tiba kejang." Ujar Dara.
Bi Endang menghubungi dokter dengan panik, dan bi Lastri di bantu Dara menggotong eyang nya naik ke ranjang. Eyang tampak seperti orang yang tercekik sekarang, sampai bola matanya memutar ke atas.
"Eyang.. Eyang istigfar yang.." Ujar Dara, dia menahan tangan eyang nya agar tidak mencekik leher nya sendiri.
Dara yang tidak tahu harus berbuat apa akhir nya hanya memeluk eyang nya sambil terus membisikkan agar eyang nya menyebut asma Allah, dan entah apa yang terjadi eyang nya sudah tidak lagi kejang - kejang namun mulut nya terus terbuka dan bola matanya masih memutar ke atas.
"Astagfirullah eyang.." Tangis bi Lastri pecah.
Dara yang melihat itu juga tertegun, eyang nya belum meninggal tapi tubuh nya kaku seolah sedang mengalami sakaratul maut.
"Eyang.." Gumam Dara.
Setelah beberapa jam dokter eyang pun sampai, tapi dokter tidak bisa melakukan apapun karena kondisi eyang sangat aneh. Eyang bernafas namun nafas nya seolah tinggal di tenggorokan saja, sampai mang Nuri bahkan mendatangi rumah mbah uyut agar membantu melihat kondisi eyang.
Menurut mbah uyut.. eyang memang sedang menghadapi sakaratul maut namun kesulitan.. mbah uyut sampai mengerahkan semua apa yang bisa dia lakukan supaya bisa menolong eyang Dara, tapi masih belum bisa melancarkan proses ajal eyang.
"Sebelum eyang begini.. apa eyang menceritakan sesuatu padamu, ndok?" Tanya mbah uyut.
"Iya uyut, eyang cerita tentang tante yang sudah meninggal, cerita tentang siapa mamaku dan cerita tentang keluarga eyang dulu nya. Eyang mau memberi tahu aku sesuatu tapi tiba - tiba eyang kejang.." Ujar Dara..
Dara menceritakan apa yang eyang nya katakan, mbah uyut yang mendengar itu pun manggut - manggut seolah mengerti apa yang Dara katakan.
"Eyangmu ini dulu pernah melakukan sebuah kesalahan besar, ndok.. dendam yang membuat nya menjadi begini.. dan sampai sekarang uyut masih belum bisa menolong nya." Ujar mbah uyut.
"Kenapa, uyut?" Tanya Dara.
Mbah uyut tidak menjawab dan malah menatap Dara dengan tatapan entah apa, tanpa aba - aba lagi mbah uyut menyentuh tangan Dara lalu memejamkan matanya.. Dara diam saja karena dia tidak tahu apa yang sedang di lakukan mbah uyut padanya.
Tiba - tiba mbah uyut membuka matanya dan menatap Dara dengan tatapan sangat terkejut dan berkata..
"Kamu sudah membuat melisa pulang." Ujar mbah uyut, entah apa maksud nya.
"Maksud mbah uyut??" Tanya Dara kebingungan..
"Kamu mau bantu eyang kamu supaya bisa cepat lepas?" Tanya mbah uyut dan spontan Dara mengangguk.
"Mau, Dara nggak tega liat eyang begitu." Ujar Dara.
"Ayo.." Ujar mbah uyut lalu menggandeng tangan Dara.
Dara bingung tapi tidak berani bertanya juga, dia di ajak pergi ke depan pintu sebuah kamar yang terus tertutup itu.. Dan setelah membaca sesuatu yang entah apa, mbah uyut lalu membuka pintu itu yang entah sudah berapa lama tidak pernah di buka.
"Kreekk!!" Suara pintu kamar yang terbuka.
Dara terkejut melihat apa di dalam nya, sebuah ruang kamar sebenar nya karena terdapat ranjang, tapi.. ada sebuah karpet yang di gelar di lantai dan di atas karpet itu terdapat sesuatu seperti sesaji.
"Uhuk! Uhuk!" Dara terbatuk karena kamar itu begitu bau.
Bau nya pengap antara bau kayu lapuk dan lembab juga ada bau - bau aneh yang menusuk hidung Dara, spontan saja Dara menutup hidung nya.
"Ternyata isi nya kamar?" Gumam Dara.
"Kamar tantemu, tante Melisa." Ujar mbah uyut, Dara tertegun..
"Ayo.." Ajak mbah uyut dan mbah uyut lebih dulu masuk kedalam kamar itu dan..
"BRAK!!" Pintu nya tertutup dengan sendiri nya.
"Eh! Uyut, pintunya kekunci." Panggil Dara.
"Cklek! Cklek!"
"Uyut!" Panggil Dara.
Dara tidak bisa mendengar apapun yang di dalam, ternyata mbah uyut sendiri juga sedang panik karena pintu kamar itu terkunci.
"Ndok, panggil pertolongan!" Teriak nya tapi sepertinya Dara tidak mendengar nya.
Dara kebingungan karena pintu nya tidak bisa di buka meski sudah dia coba berkali - kali, sepertinya angin besar tadi membuat pintu itu terkunci dengan sendirinya, dia pun lari mencari bi Lastri. Sementara di dalam, mbah uyut kini panik dan melihat kesekitar kamar yang sudah dia kunci selama puluhan tahun itu.
"Melisa.. ini bude, nak.. kamu jangan menakuti bude." Ujar nya..
Mbah uyut melihat kesana kemari dan dia merasa ada tante nya Dara yang sedang berdiri di sudut kamar dengan kondisi terakhir nya. Tante nya Dara yang Dara lihat sangat cantik tapi kali ini muncul dalam keadaan terakhir nya yang terlibat begitu mengerikan.
Tubuh nya penuh dengan darah, wajah pucat, bahkan darah nya menyatu dengan warna dress merah hati nya.. mbah uyut yang melihat itu pun menangis seketika..
"Melisa.." Gumam nya
"Kenapa kamu lakukan itu padanya!?" Tanya sosok tante nya Dara dengan wajah penuh kemarahan..
"Melisa.. bude nggak punya jalan lain nak." Ujar mbah uyut.
Sosok tante nya Dara menangis terisak - isak, ia menangis sangat pilu entah apa sebab nya. mbah uyut pun berjalan mencoba mendekati sosok tante nya Dara itu namun sosok itu hilang. mbah uyut melihat kesana kemari lagi tapi tidak terlihat keberadaan tante Dara.
"Melisa.." Panggil mbah uyut.
Tiba - tiba saja tante nya Dara itu muncul di depan wajah mbah uyut dengan wajah yang sangat mengerikan sampai mbah uyut mundur dan menabrak lemari.
"Jangan berani kamu menyentuh nya!" Ujar tante Dara sambil berteriak.
"PERGI!!"
Tiba - tiba saja pintu kamar itu terbuka dengan sendiri nya dan mbah uyut terlempar keluar sampai membuat Dara dan bi Lastri kaget dengan kemunculan mbah uyut. Pintu kamar itu lalu kembali tertutup dan tidak bisa terbuka lagi.
"Ya Allah mba yu kenapa?" Tanya bi Lastri dengan khawatir.
Mbah uyut terlihat mengeluarkan darah dari mulut dan hidung nya, Dara mencoba membuka kembali pintu kamar itu tapi tidak bisa, akhir nya Dara membantu mbah uyut dan memapah nya untuk duduk di sofa.
"Mbah uyut kenapa?" Tanya Dara, tapi sebelum mengatakan apapun mbah uyut pingsan.
"Astagfirullah, mba yu!!" Bi Lastri panik.
Tapi di kepala Dara saat ini mengingat semua mimpi aneh nya, mimpi dimana dia melihat bi Lastri dan bi Endang mengepel darah di lantai.. dan juga ketika dia melihat mbah uyut yang mengatakan pada eyang nya untuk jangan membuka pintu kamar itu..
'Ini pasti ada rahasia..' Batin Dara.
BERSAMBUNG..
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?