NovelToon NovelToon
ZONA AMAN DAVINA

ZONA AMAN DAVINA

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Kisah cinta mama dan papa cukup membuatku percaya bahwa luka terkadang membawa hal manis, bagaimana mama pergi agar papa baik-baik saja, tanpa mama tahu, papa jauh lebih terluka sepeninggalnya.

Begitu juga dengan Tante Tania dan Appa Joon, tidak ada perpisahan yang baik-baik saja, tidak ada perpisahan yang benar-benar ikhlas. Bedanya mereka berakhir bersama, tidak seperti mama dan papaku yang harus berpisah oleh maut.

kukira kisah mereka sudah cukup untuk aku jadikan pelajaran, tapi tetap saja, aku penerus mereka dan semua ketololannya.

Aku, Davina David.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri Berharga

"Lu tahu apa yang gua denger di penutup hari yang gak terlalu indah ini?!! ".seru seorang dokter yang berlari kepada temannnya sambil membawa nampan makanannya karena memang itu sedang jamnya makan malam.

"Apaan? Gosip ngga penting apa lagi yang lu bawa?", balas temannya dengan nada malas.

"Gua serius jir..."

"Apaan deh ah, lama bener."

"Dokter Kai sama dokter Davina pacaran anjir... "

Klang...

Sendok si pendengar pun jatuh ke pada nampan stainlessnya dan spontan seluruh atensi seluruh isi kantin mengarah pada suara itu.

"Lu ngomong apa?", bisiknya lirih sedikit malu karena sejenak semua mata tertuju padanya.

"Bukan cuma gua yang denger, hampir seluruh orang di deket bangsal umum udah tahu kok. Lu bayangin aja dokter Davina digendong sama cowo lain karena pingsan, terus tiba -tiba dia di kejar sama dokter Ricky, ngga lama direbut sama dokter Kai sambil teriak, " SAYANG... SAYANG... " Aduh...", peliknya sembari mengaduk isi nampannya.

"Woahhh... ".

Dan begitulah hubungan Kai dan Davina terbongkar.

🍁🍁

Kurang lebih satu jam Davina mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Ada aroma Citrus lembut yang hampir hilang dan sangat familiar baginya. Masih ditengah dirinya yang mengumpulkan nyawa dari pingsannya, ia teringat sosok manis yang ia cintai di masa lalu, sosok lembut yang penyayang di usianya yang masih belasan hingga awal dia puluhan. Sosok yang memiliki aroma ini, aroma YANG SANGAT DEKAT INI...

Spontan ia membuka matanya dan kesadarannya 100% kembali bahkan lebih dari itu. Benar saja, Hansel berada di sampingnya, menatapnya dengan sendu. Tatapan yang benar-benar membuat pertahanan Davina runtuh sebagian.

Pria tampan yang ia temui diusia belia, waktu itu ia menemukannya masih unyu-unyu nya, dan sekarang sudah berubah se gagah dan se tampan ini, tinggi, dan... Davina bingung.

.

.

"Vina... Kamu udah baikan? Ada pusing ngga?", tanya Hansel semakin mendekat.

Davina hanya diam, menatapnya tidak lepas, seolah memuaskan matanya dan memberi tatapan yang sama sekali tidak bisa dibaca Hansel. Tidak marah, tidak dingin, tidak hangat juga, biasa saja, cenderung tenang.

"Vina... ", sekali lagi suara itu dibarengi dengan uluran tangan yang mendarat di pipi putih Davina, dan tidak ada penolakan sama sekali, hati Hansel menghangat.

"Buat apa lagi kamu dateng ke aku?".

"A-aku ngg-ngga bisah... ", isak Hansel. Tangisnya pecah detik itu juga. " Maafin aku Davina, maaf."

"Iya, aku maafin, tapi bisa ngga kita saling menjauh kayak 4 tahun ini?".

Hati Hansel mencelos mendengar pernyataan itu, Davina jujur sekali kali ini, dan Hansel sangat tidak suka.

Flash back 4 tahun lalu...

Davina Hope David dokter muda yang sedang menjalani masa residennya di Emery Hospital, dimana ia menyembunyikan identitasnya sebagai anak dari dua dokter terhormat yang kini menjadi dua orang penting di Emery Hospital, Bryan David dan Jung Joon Young. Ia benci menjadi sorotan, benci menjadi objek yang diperhatikan orang, maka dari itu ia melarang kedua ayahnya untuk menyapanya di rumah sakit.

Sejak senior highnya ia dekat dan berhubungan dengan anak seorang konglomerat di sebuah perusahaan ternama di Mithnite. Hansel anak baik yang kemudian memilih kuliah bisnis managemen karena ia akan meneruskan perusahaan keluarganya, dan Rachel memilih jurusan kedokteran, pacaran itu pun berlanjut hingga keduanya memasuki usia legal, pacaran yang manis, hingga sesuatu yang buruk pun terjadi.

Ulang tahun Hansel yang ke dua puluh ia mengadakan Pool Party di halaman belakang rumahnya yang megah. Davina muncul dengan penampilan yang sederhana namun elegan.

"Mah... Kenalin pacarnya Hans, Vina, Davina David." seru Hansel dengan senyum sumringahnya menggandeng Davina. Sementara gadis itu tersenyum malu-malu sambil menyodorkan tangannya pada wanita yang Hansel sebut mama itu.

"Oh, iya." Dua kata itu benar-benar meruntuhkan Davina, dibarengi dengan tatapan sinis dan intonasi suara yang datar, berarti dirinya tidak semenarik itu di mata mamanya Hansel, berbeda sekali dengan Hansel yang selalu memperlakukannya sebagai seorang yang berharga.

"Hans, kenalin ini anak temennya mama, Celine, dia masih muda begini udah punya butik sendiri." Sambil menarik gadis yang bernama Celine itu ke hadapan Hansel dan mendorong Davina supaya menjauh sedikit.

Jelas Davina sakit hati, dan wajah Hansel juga jelas sudah tidak enak kepada Davina. Mama nya malas bersikap sombong begitu.

"Hans, aku tunggu disana ya. Permisi tante." Serunya dengan senyum tipis dan menjauh dari Hansel dan beberapa orang didekat mereka.

Ia sebenarnya sudah ingin pulang detik itu juga tapi mengingat ini adalah hari bahagia dan hari jadinya Hansel, ia bertahan disana.

Ia duduk di gazebo yang dihias sedemikian rupa, ia duduk sendirian disana, sambil memperhatikan Hansel dan semua orang yang mengelilinginya. Pikirannya maju mundur untuk pergi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melangkah keluar dari area pesta itu.

"Vina... PINPIN...!", teriak Hansel.

Teriakan itu ditangkap oleh rungu Davina, ia berhenti melangkah dan berbalik. Ia menunggu dimana ia berdiri, memperhatikan kesayangannya berlari dengan panik ke arahnya.

"Kenapa Hans?", tanya Davina heran.

"Sayang, maafin mama aku ya. Dia sebenernya baik kok, karena belum kenal kamu aja, makanya dia agak cuek gitu."

"Oh iya, ngga apa. Kamu balik gih, ini acara kamu. Ngga papa ya aku balik duluan. Aku bisa naik taksi online aja. Selamat ulang tahun, kesayangan." Serunya sambil memberikan kotak berukuran sedang ke tangan Hansel.

"Tunggu sebentar lagi ya sayang, biar aku yang anterin."

"Nggak usah nak, ngapain sih ngerepotin banget. Kalo mau pulang ya udah pulang aja. Manja banget." Suara ketus dan lantang mendekat mengarah pada mereka berdua.

Hati Davina kembali sakit mendengar seruan wanita 50 tahunan itu.

"Mama... ", seru Hansel dengan suara yang tegas.

"Kamu berani bentak mama hanya karena gadis rendahan kayak gini?".

"MAHH... ".

"Buka mata kamu Hansel, bertahun-tahun mama biarin kamu pacaran sama dia karena mama kira kamu cuma iseng, stop Hans, udah cukup hubungan kalian sampai disini aja. Kamu ngga pantes sama gadis rendahan kayak gini."

Davina tidak mampu berkata-kata, air matanya sudah jatuh, dan ia memaksa kakinya untuk bergerak lebih cepat.

"Sayang.... ", tangan Hansel kembali menahannya.

"Udah Hans, ini acara kamu, aku ngga mau ngerusak hari penting kamu. Permisi tante... ", ucapnya lirih.

"Pinpin... ", Hansel kembali mencoba menahannya.

"Apa sih kamu Hans, anak ngga jelas asal-usulnya aja kamu bela-belain, udah deh, pacaran itu tujuannya cari jodoh, cari jodoh itu yang jelas dikit, jangan yang kayak gitu... "

"Kayak gimana tante? Coba jelasin saya kayak gimana?", Davina kembali dan menatap ibunya Hansel lagi.

"Nih... Ini contohnya berani-beraninya melototin orang tua."

"Ya berani lah, orang tante bukan orang tua saya, ya suka suka saya mau melototin kaya gimana juga, apalagi modelannya yang asal ngomong gini!".

(Masih ingat kan yeorobun, Davina ini masih punya darah Tania didalam dirinya, jadi senggol bacok is a normal thing)

Hansel hanya diam, ia tidak berani lagi menjawab mamanya, itulah yang sangat disayangkan Davina, pria ini tidak membelanya, pria ini diam saja seolah takut mengakuinya didepan orang banyak.

"Kamu ngga punya orang tua lengkap kan? Makanya kamu begini, di didiknya ngga jelas."

Wahhh... Ungkapan itu benar-benar membangkitkan setan dalam diri Davina.

Apa katanya? Tidak jelas? Tidak punya orang tua lengkap katanya?

"Kasian banget ya kamu sayang, punya orang tua begini, ngga kenal sama sekali tapi sok tahunya ngalah-ngalahin Tuhan." Jawab Davina sambil menatap ke arah Hansel.

"PUTUSIN DIA HANSEL, DIA NGGA SOPAN!!!", teriak mamanya Hansel.

"Ohh ngga usah ngerepotin Hansel tante, saya aja. Saya aja yang mutusin dia. Orang tua saya sangat lengkap, saya cukup, saya berharga sekali di mata mereka, permisi ya... Selamat ulang tahun ya Hans, Semoga kamu ingat terus hari ini, selain aku kasih kenang-kenangan hadiah kecil itu, aku juga mutusin kamu per hari ini." Setelah berkata begitu, Davina pergi.

Samar-samar ia mendengar wanita itu masih memakinya dari kejauhan, air mata Davina auto mengucur, kenapa ia diperlakukan sebegitunya? Apa salahnya? Apa dia pernah berbuat salah kepada wanita yang jadi mama pacarnya itu? Bahkan mereka baru berkenalan hari ini.

Dengan langkah yang masih terus menuju keluar dari rumah besar Hansel itu, ia sibuk dengan pikirannya sendiri, apa hari ini ia akan benar-benar melepas Hansel?

"Sayang... Sayang.... Stop... Hiks... ".

"Dia nangis, aku nangis, hati ku luka berat, mamanya gila, aku harus apa? ", batin Davina menatap Hansel yang tergugu dihadapannya ini.

"Kita ngga bener-bener putus kan sayang, aku mohon, aku ngga bisa Davina... "

Dengan sangat lembut Davina melepas genggaman Hansel di pergelangan tangannya, dan sekuat tenaga ia berusaha menarik sudut bibirnya agar tercipta lengkungan indah yang disebut senyum, karena mungkin itulah terakhir kalinya ia tersenyum pada pria kesayangannya ini.

"Hansel, kita ketemu di usia yang masih muda banget, aku terbiasa bareng kamu, kita serius biar kata kita masih kecil waktu itu." Davina terkekeh meski air matanya masih senantiasa membelah pipi mulusnya.

"Aku bahagia pernah milikin kamu, tapi hari ini aku bener-bener ngeliat aslinya pacar yang aku bangga-banggakan itu. Kamu ngga berkutik didepan mama kamu, Hans. Apa memang benar aku seburuk itu? Apa kamu setuju sama mama kamu yang sebut aku se buruk itu? Rendahan kata nya? Apa aku pernah berlaku rendahan sama kamu? Sampai-sampai kamu diem aja? Diatas rasa sayangku ke kamu, masih ada harga diri yang aku bawa.

Kamu harus tahu dan tolong kasih tahu mama kamu juga kalau aku putri berharga papa dan appa ku. Aku ngga pernah cerita ke kamu kan? Aku memang ngga punya mama, tapi aku punya dua ayah, keduanya nge treat aku layaknya putri, aku tuan putrinya mereka, dan tanteku, bahkan melebihi ekspektasi ku bagaimana seorang mama memperlakukan putrinya, se berharga itu aku di mata mereka, Hans. Kata-kata mama kamu bener-bener aku ngga bisa terima, mereka bukan cuma ngerendahin aku, tapi ngerendahin seluruh keluargaku yang mati-matian berjuang buat hidup aku se nyaman ini. Maaf, Hansel. Aku lebih berharga dari pada hubungan kita."

Davina menjelaskan se gamblang mungkin tentang kekecewaan yang pada keluarga Hansel, dan sejak saya itulah Davina benar-benar meng cut off semua yang ada hubungannya dengan Hansel.

Flash back off

"Ngga mudah sama sekali Davina... "

.

.

.

TBC... 🍁

1
Mamah Mput(Bilanoure)
huwaaaaa Dady namu 💜💜💜
Timio: hehehe blio debut 💜
ikutin terus ya my 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!