Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 26 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Liam mengikuti mobil yang membawa Amanda dari kejauhan, hati berdebar kencang. Ia memperhatikan mobil itu masuk ke dalam sebuah mall besar.
Ia memarkirkan mobilnya di seberang jalan, mengamati situasi dari dalam mobilnya. Ia tidak ingin membuat Amanda curiga.
Ia melihat Amanda dan Septian masuk ke dalam toko baju pengantin. Liam menunggu di dalam mobilnya, mengamati situasi dari jauh. Ia tidak ingin terburu-buru. Ia ingin memilih waktu yang tepat untuk mendekati Amanda.
Beberapa jam kemudian, Amanda dan Septian keluar dari toko baju pengantin. Mereka tampak bahagia. Namun, Liam melihat sesuatu yang tidak beres pada wajah Amanda. Amanda tampak sedikit lesu dan putus asa.
Liam mengepalkan tangannya. Ia harus melakukan sesuatu. Ia tidak bisa membiarkan Amanda menikah dengan Septian. Ia harus menyelamatkan Freya.
Ia menunggu sampai Amanda dan Septian masuk ke dalam mobil. Lalu, ia mengikuti mobil itu dengan hati-hati.
Ia akan menunggu kesempatan yang tepat untuk mendekati Amanda. Ia akan menyelamatkan Amanda dari Ricardo. Ia akan membawa Amanda kembali ke pelukannya.
Liam mengemudi mengikuti mobil Amanda dan Septian, suaranya bergetar keras karena campuran emosi yang meledak-ledak.
Ia tidak percaya apa yang ia lihat. Amanda akan menikah dengan Septian. Itu tidak mungkin terjadi.
"Bagaimana… mungkin… Amanda?" gumam Liam, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan.
"Kau… akan menikah dengannya? Tidak… tidak boleh… Amanda…" Rasa cemburu yang besar dan rasa sesak di dadanya.
Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya. Ia mengunci kemudi dengan erat, jari-jarinya pucat karena ketegangan. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Ia tidak bisa kehilangan Amanda.
Ia mengepalkan tangannya, urat nadi di tangannya menonjol. Amarah dan kesedihan bercampur menjadi satu, mendorongnya untuk melakukan sesuatu.
Ia tidak akan membiarkan Ricardo menghancurkan hidup Amanda. Ia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Amanda.
"Aku… tidak akan membiarkanmu… pergi," gumam Liam dengan suara yang keras dan tegas. "Aku… akan membawamu kembali… Amanda…"
...✧༺♥༻✧...
Ia menginjak pedal gas, mobilnya melesat kencang mengikuti mobil Amanda dan Septian. Ia akan menyelamatkan Amanda. Ia harus menyelamatkan Amanda.
Liam memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, jarak dengan mobil Amanda dan Septian semakin dekat. Ia merencanakan sesuatu.
Ia tidak bisa langsung mendekati mereka karena akan membahayakan Amanda. Ia harus memikirkan cara yang tepat untuk menyelamatkan Amanda tanpa membuat Amanda terluka.
Ia memperhatikan mobil Amanda dan Septian masuk ke dalam sebuah kompleks perumahan mewah. Liam memperlambat laju mobilnya, mengamati situasi dari jauh. Ia melihat beberapa penjaga keamanan berjaga-jaga di gerbang kompleks.
Liam memikirkan rencana lainnya. Ia tidak bisa masuk dengan cara paksa. Ia harus memikirkan cara yang lebih cerdik. Ia menghubungi anak buah Amanda melalui komunikasi terenkripsi.
"Aku perlu informasi lengkap tentang keamanan di kompleks ini," kata Liam dengan suara yang rendah dan tajam.
"Aku perlu tahu seluruh rute dan jadwal patroli penjaga keamanan. Aku perlu tahu semua kelemahan mereka. Aku butuh sekarang juga!"
Ia menunggu informasi dari anak buah Amanda. Ia harus memikirkan cara yang tepat untuk mendekati Amanda tanpa membuat Amanda terluka. Ia harus menyelamatkan Amanda dari Ricardo. Ia harus membawa Amanda kembali.
Liam berhasil menyusup ke dalam kompleks perumahan mewah itu dengan cerdik, memanfaatkan celah keamanan yang ia dapatkan dari anak buah Amanda.
Ia bergerak dengan hati-hati, menghindari pengawasan penjaga keamanan. Ia bersembunyi di balik semak-semak, mengamati mobil Septian yang pergi meninggalkan rumah Ricardo.
Setelah memastikan Septian sudah jauh, Liam terus bergerak dengan hati-hati menuju rumah Ricardo. Ia memasuki rumah itu dengan cara yang sama cerdiknya, memanfaatkan celah keamanan yang ia ketahui.
...✧༺♥༻✧...
Di dalam rumah, Amanda tertidur di kamarnya. Namun, walaupun tertidur, Amanda merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia merasakan bahwa Septian bukanlah cinta sejatinya.
Ia merasakan sesuatu yang hilang dalam hatinya. Ia merasakan kerinduan yang mendalam pada seseorang yang tidak ia kenal.
Liam berhasil masuk ke kamar Amanda melalui jendela yang terbuka. Ia memandang Amanda yang tertidur dengan lembut.
Wajah Amanda tampak tenang, namun Liam melihat sedikit kesedihan di mata Amanda. Ia menahan tangisnya, hati berdebar kencang.
Ia mendekat ke Amanda, mengusap wajah Amanda dengan lembut. Sentuhan tangannya sangat hati-hati, takut membangunkan Amanda.
"Apakah… Nona… lupa dengan aku?" bisik Liam, suaranya sangat kecil, hampir tak terdengar.
Ia membungkuk, berbisik di telinga Amanda. "Nona… ingat aku… aku mohon… Liam… itu namaku," bisik Liam lagi, suaranya penuh dengan kerinduan.
Liam mengusap bibir Amanda dengan lembut. Rasa rindu yang tak tertahankan menyerang hatinya. Ia mencium Amanda dengan lembut, mencium bibir Amanda dengan sayang.
"Amanda…" lirih Liam, suaranya penuh dengan cinta.
Liam perlahan mundur, meninggalkan kamar Amanda dengan hati-hati. Ia bersembunyi di balik tirai, mengamati Amanda yang perlahan bangun.
"Apa… tadi… mimpi?" gumam Amanda, suaranya masih ngantuk.
Amanda bangun dari tidurnya, merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasakan sentuhan lembut di wajahnya, dan bau parfum maskulin yang familiar.
Ia mencoba mengingat mimpi yang baru saja ia alami, namun ingatannya masih kabur. Yang ia ingat hanya sentuhan lembut dan suara bisikan yang menarik hatinya.
Ia bangun dari tempat tidurnya, merasakan sesuatu yang berbeda. Hatinya berdebar kencang, merasakan sesuatu yang menarik dan mengerikan pada waktu bersamaan. Ia merasa ada sesuatu yang ia lupakan, sesuatu yang penting.
...✧༺♥༻✧...
Di sisi lain, Liam mengamati Amanda dari balik tirai. Ia melihat kebingungan di wajah Amanda. Ia tahu bahwa Amanda mulai mengingat sesuatu.
Ia harus menunggu kesempatan yang tepat untuk mendekati Amanda kembali. Ia tidak ingin membuat Amanda takut. Liam menunggu sampai Amanda bersiap-siap untuk pergi.
Ia melihat Amanda berpakaian dan menyiapkan barang-barangnya. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tepat untuk mendekati Amanda kembali.
Liam menunggu kesempatan yang tepat. Ia melihat Amanda keluar dari kamarnya, bersiap untuk pergi. Ia berjalan dengan langkah yang lambat, tampak tenang tetapi hatinya berdebar kencang. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres, namun ia tidak tahu apa itu.
Liam mengikuti Amanda dari balik tirai, mengamati pergerakan Amanda. Ia melihat Amanda menuju ke ruang tamu.
Di ruang tamu, Ricardo sedang menunggu Amanda. Ricardo tersenyum pada Amanda dengan tatapan yang mengancam.
Liam mengepalkan tangannya. Ia harus melakukan sesuatu. Ia tidak bisa membiarkan Amanda dengan Ricardo.
Ia harus menyelamatkan Amanda. Namun, ia harus memikirkan cara yang tepat. Ia tidak ingin membahayakan Amanda.
Liam memikirkan rencana lainnya. Ia tidak bisa langsung mendekati Ricardo. Ia harus memikirkan cara yang lebih cerdik. Ia harus menarik perhatian Ricardo agar Ricardo tidak curiga pada Amanda.
Liam menyaksikan dari balik tirai, amukan marah kian membara dalam dadanya. Ia melihat Ricardo memperlakukan Amanda dengan lembut, bahkan menyebut Amanda "anakku".
Amanda sendiri memanggil Ricardo "ayah". Kebohongan Ricardo benar-benar melukai Liam. Ia tidak percaya bahwa Ricardo dapat selicik itu memanipulasi ingatan Amanda.
Amarah Liam memuncak. Ia ingin menerjang keluar dan menghentikan sandiwara Ricardo. Namun, ia harus berhati-hati.
Ia tidak ingin membahayakan Amanda. Ia harus memikirkan cara yang lebih cerdik untuk menyelamatkan Amanda dari cengkeraman Ricardo.
Liam menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia mengepalkan tangannya, urat nadi di tangannya menonjol.
Ia harus memikirkan rencana yang tepat. Ia tidak akan membiarkan Ricardo menghancurkan hidup Amanda. Ia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Amanda.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung.......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa