Neo terbiasa hidup dalam kekacauan.
Berantem, balapan liar, tawuran semuanya seperti rutinitas yang sulit ia hentikan. Bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah yang selalu membara di dalam dirinya. Dia tahu dirinya hancur, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak peduli.
Setidaknya, itulah yang dia pikirkan sebelum seorang gadis bernama Sienna Ivy masuk ke hidupnya.
Bagi Neo, Sienna adalah kekacauan yang berbeda. Sebuah kekacauan yang membuatnya ingin berubah.
Dan kini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan dikirim ke Swiss jauh dari Sienna, jauh dari satu-satunya alasan yang masih membuatnya merasa hidup.
Sienna tidak terima. "Biar aku yang atur strateginya. Kamu nggak boleh pergi, Neo!"
Neo hanya bisa tersenyum kecil melihat gadis itu begitu gigih memperjuangkannya.
Tapi, bisakah mereka benar-benar melawan takdir?
Yuk, kawal Neo-Siennaꉂ(ˊᗜˋ*)♡
Update tiap jam 14.59 WIB
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leo.Nuna_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CYTT(Part 05)Malam yang Tak Terlupakan
Happy reading(。•̀ᴗ-)✧
⋇⋆✦⋆⋇
Langit senja perlahan berganti menjadi malam, menyisakan semburat biru yang menenangkan. Di atas bukit kecil yang menghadap ke laut, berdirilah sebuah vila megah milik keluarga Sienna. Angin laut berembus lembut melalui jendela-jendela besar, membawa kesejukan yang khas.
Setelah perjalanan panjang, Sienna dan Neo akhirnya tiba di vila itu. Untungnya, Sienna sudah mempersiapkan beberapa potong pakaian untuk mereka berdua, sehingga mereka tidak perlu repot memikirkan baju ganti.
Setelah membersihkan diri, Sienna berencana mengajak Neo untuk makan malam di luar, di sebuah tempat yang telah dia persiapkan secara khusus.
Sementara menunggu Sienna berdandan, Neo memilih untuk menonton film. Bukan karena tidak ingin bermain ponsel, tetapi sejak mereka tiba di stasiun tadi, Sienna sudah lebih dulu menyita ponselnya dengan alasan ingin menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan.
Hampir tiga puluh menit berlalu, hingga akhirnya Sienna keluar dari kamar. Neo yang awalnya duduk santai di sofa sontak menegakkan tubuhnya. Matanya terpaku pada sosok Sienna yang kini berdiri di hadapannya dengan penampilan yang begitu memukau.
Malam ini, Sienna mengenakan dress knit off-shoulder berwarna putih dengan lengan panjang yang sedikit longgar dan ujungnya melebar.
Dress itu memiliki siluet ketat yang mengikuti lekuk tubuhnya, ditambah aksen tali bahu rantai memberi kesan elegan dan berkelas. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dengan gelombang alami, membuatnya terlihat semakin anggun.
Neo sempat terdiam, menatapnya lekat-lekat. "Cantik" batinnya tanpa sadar.
Namun, tidak hanya Neo yang dibuat terpesona. Sienna pun terpaku sejenak saat melihat Neo yang kini mengenakan jaket kulit hitam dengan kaus putih di dalamnya, dipadukan dengan celana jeans hitam dan sneakers putih. Tampilan Neo malam ini begitu sederhana, tetapi tetap karismatik.
"Perfect," gumam Sienna, tanpa sadar menatap Neo penuh kagum. Neo, yang menyadari tatapan Sienna, segera melangkah mendekat dan berdiri tepat di depannya.
"Ganteng banget ya?" goda Neo dengan senyum jahil.
Tanpa berpikir panjang, Sienna langsung mengangguk. Sadar dengan reaksinya sendiri, pipinya langsung bersemu merah, sementara Neo hanya terkekeh puas.
"Pacar aku juga cantik," ucap Neo lembut, sukses membuat Sienna semakin gugup.
"Ih... Neo! Udah ah, ayo berangkat," rajuk Sienna, buru-buru menarik tangan Neo untuk menutupi rasa malunya.
Mereka menuju restoran eksklusif yang telah Sienna persiapkan sebelumnya. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari vila membuat mereka tiba dalam waktu singkat.
Untungnya Sienna sudah melakukan reservasi sebelumnya, sehingga mereka tidak perlu repot memilih tempat duduk. Mereka langsung diarahkan ke meja di balkon yang menghadap langsung ke laut.
Dari sana, pemandangan terbuka luas dan memperlihatkan kapal pesiar megah tengah berlabuh di perairan jernih, lampu-lampu yang berpendar di permukaan laut menciptakan suasana romantis yang nyaris magis.
Untuk memperkuat atmosfer romantis, pihak restoran sengaja menghiasi meja mereka dengan rangkaian bunga mawar di sudut meja serta lilin dalam wadah kaca transparan yang memancarkan cahaya lembut.
Neo menatap sekeliling sebelum mengangguk kecil. "Sangat detail, ya," komentarnya.
Ucapan itu sukses membuat Sienna tersenyum malu. Sienna sendiri sadar bahwa hari ini dia bertindak sangat ugal-ugalan, tapi yang tidak dia sadari adalah bahwa Neo justru menyukai sikapnya hari ini.
Kamu bikin aku semakin sulit untuk melepaskanmu batin Neo, menatap Sienna dengan sorot mata yang sulit diartikan.
Seorang pramusaji datang mengantarkan pesanan mereka. Malam ini, Sienna memilih Steak with Garlic Butter Spaghetti & Caesar Salad, sementara untuk minuman, dia hanya memesan jus anggur dan air putih.
Sebagai bentuk perhatian, Neo memotong steak milik Sienna menjadi potongan kecil agar lebih mudah dimakan. Mendapatkan perlakuan manis seperti itu, Sienna merasa hatinya menghangat. Sungguh, aku tidak siap jika harus berpisah dengannya, batinnya.
"Thank you," ucap Sienna saat Neo menukar piring mereka.
Mereka menikmati makan malam sambil sesekali berbincang ringan. Tawa kecil mereka sesekali terdengar, membuat suasana menjadi lebih hangat.
Setelah selesai makan, Sienna mengusulkan untuk pulang ke vila dengan berjalan kaki. Menurutnya, itu lebih romantis. Dan malam ini, Neo memilih menuruti semua kemauan pacar cantiknya.
Sebelum meninggalkan restoran, Neo menyampirkan jaketnya ke tubuh mungil Sienna.
"Udah malam, udara dingin nggak baik buat kamu," ujarnya sambil menautkan tangannya dengan tangan Sienna.
Sienna langsung merasa hangat bukan hanya karena jaket Neo, tapi juga karena perhatian kecil yang diberikan pemuda itu.
"Kamu hari ini manis banget, sih? Dulu ke mana aja? Kenapa justru pas mau dideportasi baru manis gini?" godanya sambil memukul pelan lengan Neo.
Sienna yang awalnya ingin bercanda justru terkejut karena ternyata Neo menganggap perkataannya dengan serius. "Maaf," ucap Neo pelan, menyadari bahwa dia kurang peka dan terlalu pasif dalam hubungan mereka.
Sienna langsung merasa bersalah. Duh, bisa-bisanya gue merusak suasana romantis ini! batin mengutuk dirinya sendiri.
Tanpa berpikir panjang, Sienna langsung memeluk Neo erat. "Aku nggak bermaksud gitu... Aku cuma takut. Takut nggak bisa lepasin kamu." Bisiknya.
Neo tersenyum, membalas pelukan itu. "Kalau gitu, jangan dilepasin. Dan nggak ada yang nyuruh kamu buat lepasin aku."
"Makasih karena kamu udah mau bertahan sejauh ini sama aku" Tambah Neo mengusap lembut kepala Sienna.
"Oke, sekarang kita pulang. Udah malam, dan kita masih harus jalan kaki sekitar lima belas menit lagi," ujar Neo.
Sienna mengangguk setuju, lalu keduanya mulai berjalan berdampingan di bawah langit malam yang bertabur bintang.
Tiba-tiba, Sienna menoleh ke arah Neo. "Kamu masih ingat pertemuan pertama kita?" tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.
"Of course aku ingat hari itu, hari di mana aku pernah menyesal untuk pertama kalinya menolong seseorang" Langkah Sienna langsung terhenti. Dia menatap Neo dengan ekspresi tidak suka, jelas tidak terima dengan jawaban itu.
"Kok gitu?" tanyanya ketus.
Neo mengangkat bahu santai. "Ya kamu bayangin aja, niatnya cuma mau nolong, eh malah jadi diikutin terus ke mana-mana."
Sienna mengerucutkan bibirnya, merasa kesal dengan jawaban Neo. Tanpa mengatakan apa pun, ia langsung melepaskan genggaman tangan mereka dan berjalan lebih dulu, meninggalkan Neo yang hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.
"Tapi sekarang aku takut kehilangan orang itu," lanjut Neo, membuat langkah Sienna terhenti seketika.
Astaga, Neo! Bisa-bisanya dia mainkan perasaannya! batin Sienna. Oke, lihat saja pembalasannya!
Berusaha mengalihkan perasaannya, Sienna langsung berbalik dan berkata, "Malam ini kamu aku hukum! Harus nemenin aku nonton!"
Neo hanya tersenyum kecil. "Katanya nggak mau lepasin, tapi ini malah lepasin tangan aku," celetuknya jahil.
Tanpa pikir panjang, Sienna langsung menerjang tubuh Neo dan mencubit pinggangnya."Aduh!" pekik Neo. "Kok dicubit sih?"
"Ngeselin," jawab Sienna ketus.
Setelah drama kecil itu, mereka akhirnya tiba di vila. Sesampainya di vila, mereka langsung membersihkan diri dan berganti pakaian yang nyaman untuk tidur.
Seperti yang sudah Sienna rencanakan, malam ini mereka akan menonton film dan tentu saja, film yang Sienna pilih.
"Oke, udah siap nonton?" seru Sienna semangat. Hahaha waktunya hukuman dimulai, batin Sienna dengan jahatnya.
Neo hanya mengangguk, tetapi begitu melihat judul film yang dipilih Sienna, ia langsung tegang. Tanpa bicara, dia bangkit, berniat pergi.
Namun, Sienna dengan cepat menahannya. "HU-KU-MAN," ucapnya dengan nada penuh penekanan.
Neo menghela napas, akhirnya kembali duduk di samping Sienna. Film pun dimulai.
Saat film mulai berjalan, Neo terlihat lebih tegang dibanding Sienna. Setiap kali adegan jumpscare muncul, dia otomatis merapat ke arah Sienna. Sampai akhirnya, Sienna bangkit untuk ke kamar mandi.
"Eh, mau ke mana?" tanya Neo panik.
"Kamar mandi," jawab Sienna santai.
Neo refleks mencengkeram tangannya. "Ikut!"
Sienna melotot. "Aku mau pipis, ngapain kamu ikut? Udah, diem aja di sini!" gerutunya sambil melepaskan tangan Neo.
Sienna berjalan pergi, meninggalkan Neo yang mulai gelisah. Tepat setelah Sienna menghilang di balik pintu, adegan jumpscare tiba-tiba muncul di layar bersamaan dengan lampu yang tiba-tiba padam.
"Sayang!" teriak Neo panik.
Dari kejauhan, terdengar suara tawa Sienna yang pecah bersamaan dengan lampu yang kembali menyala. Neo yang menyadari telah dikerjai langsung menatap Sienna tajam.
"Sienna!" geramnya.
Sienna masih tertawa puas. Misi berhasil!
»»——⍟——««
Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!