"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Pasangan Kepo
Arsenio duduk dengan santai di depan kedua sahabat nya yang tengah menatap nya juga Syakilla dengan tatapan menuntut jawaban atas apa yang di lihat mereka tadi saat baru saja memasuki toko.
"Apa?"
Arsenio melontarkan tanya sengit menatap Fathir yang menggelengkan gelengkan kepala nya tak percaya melihat Syakilla yang tengah menundukkan kepala nya dalam-dalam dan Arsenio yang menatap datar kepada nya.
"Apa nya yang Apa?"
Arsenio memutar malas kedua bola mata nya menanggapi ucapan tanya balik yang Fathir tujukan kepada nya.
"Ck. Nggak usah ngeliatin Syaya kaya gitu, Dilla!"
Nadilla berdecak kesal kepada Arsenio, yang tanpa sungkan merangkul Syakilla di hadapan kedua sahabat nya itu.
"Mas, ish!"
Arsenio mengabaikan protesan Syakilla saat Dia merangkul Syakilla.
"Sejak kapan?"
Seolah paham akan sikap Arsenio lakukan terhadap Syakilla, Fathir bertanya langsung yang di yakini Fathir kalau Arsenio paham atas pertanyaan nya itu.
"Ke to the Po!"
Jawaban Arsenio membuat Nadilla berdecak kesal.
"Tinggal jawab aja sejak kapan kalian deket kaya gitu"
Arsenio tertawa kecil melihat Nadilla yang menggerutu kesal sambil sesekali mengusapi pelan perut nya yang mulai membuncit karena perbuatan Fathir yang rutin mengajak nya olah raga malam seminggu tiga kali itu.
"Bumil itu nggak boleh terlalu kepo"
Nadilla memutar malas kedua bola mata nya karena ucapan Arsenio.
"Heran sama kalian berdua. Dari dulu sampai sekarang kon hobi nya sama sih. Dasar pasangan kepo urusan Gue"
Pluk
Beberapa lembar tisue yang sejak tadi Nadilla kuntal kuntal kini mendarat di kening Arsenio yang justru tertawa kecil karena wajah Nadilla yang cemberut.
"Bumil sensi banget sih"
Fathir menggelengkan kepala nya melihat ulah istri juga sahabat nya yang sering kali adu mulut kalau bertemu.
"Harap maklum ya Killa. Mereka berdua memang suka seperti itu kalau kumpul"
Syakilla hanya bisa mengangguki ucapan Fathir sambil tersenyum kecil.
Ya pemandangan perdebatan Nadilla dan Arsenio memang sudah sering kali Syakilla lihat kalau sedang live saat tiba-tiba saja Nadilla ikut live dengan alasan ngidam ingin ikut jualan online secara live dengan Syakilla.
Walaupun begitu ketika mereka keluar dari ruangan maka Arsenio akan kembali ke setelan awal yaitu cuek dengan sekitar nya terutama lawan jenis, dan hanya Syakilla lah yang selama beberapa bulan ini selalu menjadi pusat titik perhatian Arsenio ketika bertemu di mana saja, entah di toko ataupun di kampus, yang kini lebih sering bertemu Syakilla di perpustakaan kampus.
"Pokok nya Gue minta traktir Solera!"
Arsenio berdecak menanggapi ucapan Nadilla.
"Kebiasaan!"
"Bodo amat!" Rajuk Nadilla tak perduli.
"Uang Lo nggak bakalan habis kalau cuma beliin beberapa menu Solera buat Gue, Laki Gue juga karyawan Gue, kecuali bini Lo!" Nadilla menaik turunkan alis nya kepada Syakilla, seolah tengah menggoda Syakilla, dan hal kecil yang Nadilla lakukan itu membuat Syakilla yang biasanya pecicilan itu menjadi malu-malu kucing.
Bahkan tanpa sadar Syakilla sedikit menyembunyikan wajah nya di belakang Arsenio karena Nadilla yang masih terus menerus melemparkan tatapan usil kepada Syakilla.
Arsenio yang melihat ulah usil Nadilla itu pun hanya bisa menarik nafas pelan, sambil sesekali mengusapi punggung tangan tangan Syakilla yang berada dalam gengaman nya itu Arsenio pun akhir nya mengabulkan keinginan Nadilla tersebut.
"Ck. Delivery aja biar bisa makan rame-rame!"
Wajah Nadilla langsung ceria lengkap dengan mengacungkan kedua ibu jari tangan nya menyetujui ucapan Arsenio.
"Itung itung pajak jadian, Sen"
Nadilla sudah sibuk dengan HP nya guna membuka aplikasi salah ojek online untuk memesan makan siang nanti di salah satu restoran favorit nya selama hamil.
"Bukan pajak jadian, tapi resepsi dadakan!"
"What?"
Pasangan itu menatap Arsenio yang menunjukkan jari tangan kanan nya dan jari tangan kiri nya yang menggenggam jemari tangan kanan Syakilla, dimana di jari manis tangan kanan Syakilla dan Arsenio melingkar sebuah cincin dengan motif yang sama.
Nadilla bahkan bergegas pindah duduk di samping Syakilla, lalu menarik paksa tangan kanan Syakilla dari gengaman Arsenio.
"Seriusan, Killa?"
Nadilla menatap penuh tuntutan kepada Syakilla yang akhirnya di angguki pelan oleh Syakilla.
"Whoa..."
Pekik Nadilla, bahkan tanpa sadar wanita hamil itu nyaris melompat kalau saja Fathir tidak mengingatkannya.
"Jangan lompat-lompat, Sayang!"
Nadilla memasang wajah cenggiran khas nya kalau nada bicara Fathir mulai berubah.
"Spontan Kang"
Fathir menggelengkan kepala karena ulang Nadilla.
"Happy Wedding ya. Kapan emang akad nya?"
Wanita cantik itu bertanya setelah kembali duduk di samping Syakilla, mengabaikan Arsenio yang berada di samping Syakilla dengan wajah kesal, karena Nadilla menarik pelan tubuh Syakilla menjauhi Arsenio, agar Syakilla mendekati kepada Nadilla.
"Semalam, Teh Dilla"
Plak
"Aduh. Sakit Dilla!"
Arsenio terpekik karena tiba-tiba saja Nadilla melayangkan pukulan di bahu kiri Arsenio tanpa Arsenio sadari.
Padahal ditengah mereka ada Syakilla, namun rupa nya tangan Nadilla masih saja bisa menghadiahkan pukulan pedas khas Nadilla di punggung kiri Arsenio yang sedang berhadapan duduk dengan Fathir.
"Lo tuh ya. Akad nikah kok nggak bilang-bilang!"
Kesal.
Tentu saja Nadilla sangat kesal, karena biar bagaimana juga Nadilla sudah menganggap Syakilla sebagai keluarga nya sendiri, terlebih Arsenio yang merupakan sahabat nya juga sang suami selama belasan tahun, kok tega-tega nya sahabat juga karyawan nya itu tidak memberitahukan kepada nya juga sang suami perihal acara istimewa mereka.
"Itu juga dadakan Dilla!" Protes Arsenio sambil mengusapi punggung kiri nya yang masih terasa nyeri akibat pukulan Nadilla sang atlet karate.
"Ck. Kelakuan Om Wisnu kok di ikutin!" Nadilla menggelengkan kepala nya tak percaya karena Arsenio mengikuti jejak salah seorang saudara sepupu Arsenio dari pihak Almarhum Papa nya itu.
"Beda. Kalau Om Wisnu itu maksa nikah sama Tante Nita. Kalau Kita tuh nikah dadakan karena saling cinta. Iya kan, Syayang?"
Jawaban pembelaan Arsenio tak hanya membuat Nadilla memutar malas kedua bola mata nya, namun juga sang suami melakukan hal yang sama, bahkan Fathir mengubah wajah nya menjadi berpura-pura mual melihat ulah Arsenio yang merangkul mesra Syakilla.
"Uwek. Tanda tanda kebucinan mulai terlihat hilal nya" Seloroh calon Ayah itu yang di balas gendikan bahu Arsenio bersamaan anggukan kepala Nadilla dan senyuman juga tunjukkan wajah malu-malu Syakilla.
"Heleh, kaya yang ngomong bukan suhu nya perbucinan aja" Balasan ucapan Arsenio membuat kedua bola mata Fathir mendelik tak terima, walaupun pada asli nya apa yang di ucapkan Arsenio benar ada nya, kalau Fathir memang sudah menjadi bucin nya Nadilla sejak mereka remaja dulu.
Bahkan Fathir sempat menjadi musuh Arsenio karena mengira Nadilla menyukai Arsenio karena Nadilla yang selalu saja mengekori Arsenio kemana pun Arsenio pergi.
Dan usut punya usut ternyata Nadilla yang selalu mengekori kemana pun Arsenio pergi saat remaja dulu karena Nadilla satu tempat latihan dari belajar ataupun karate dengan Arsenio.
Dan setelah tahu kalau Arsenio dan Nadilla mengikuti kegiatan yang selalu saja sama, maka Fathir pun mau tidak mau mengikuti semua kegiatan Nadilla dan Arsenio, karena takut kalau Arsenio dan Nadilla saling menyukai karena sering bersama.
"Heleh, emang yakin Syakilla juga suka sama situ?"
Pertanyaan usil Nadilla membuat Arsenio melayangkan tatapan penuh tanya kepada Syakilla.
typo terkadung
udah di bawa RAK pun gak kurang malah tambah edan