Falling In Blue

Suasana ruangan itu kembali hening, hanya ada Sora, Grey, Nick dan Sara. Sora meminta Sera untuk membawa Silver bersama dengan Sky, karena Sora ingin menjelaskan sesuatu pada Nick dan Sara. Sora bersyukur karena Grey langsung menerima kehadiran Silver tanpa banyak pertanyaan, tadinya Sora takut jika Grey meragukan Silver sebagai darah dagingnya.

"Dad, Mom." Sora menatap Nick dan Sara bergantian. "Grey adalah satu-satunya pria yang mau bicara denganku, Grey memaksa masuk dalam hidupku yang penuh kegelapan dan kekurangan." Sora mulai menceritakan kisah cintanya.

"Awalnya aku juga ragu, bagaimana bisa ada pria yang menyukai gadis buta sepertiku?" Sora tersenyum getir mengingat masa lalunya. Tentu saja bukan hal yang mudah bagi Sora, berbagai gejolak batin dan rasa tidak percaya diri selalu menghantui nya.

"Babe," Grey menggenggam tangan Sora dan menggelengkan kepalanya. "Jangan di teruskan jika itu membuatmu sedih," kata Grey, Nick dan Sara terdiam melihat itu.

 Selama ini, Sora tidak pernah menceritakan apapun tentang kehidupannya saat masih buta, dan baru kali ini Sora bercerita.

"Aku baik-baik saja, tapi Daddy dan Mommy harus tahu kenapa aku mencintaimu." kata Sora tersenyum, meskipun matanya berkaca-kaca.

"Grey selalu meyakinkanku jika hubungan kami akan berhasil, Grey tidak pernah mempermasalahkan kekurangan ku. Dia selalu mengatakan jika dirinyalah yang memilihku sebagai teman hidupnya." Sora memandang wajah Grey dengan penuh cinta.

"Mungkin diluar sana, Grey bukan pria yang baik. Tapi bagiku, dia seperti malaikat yang datang saat aku terkurung dalam kegelapan. Dia mengulurkan tangannya dan menarikku keluar untuk melihat dunia, memberiku keberanian untuk merajut mimpi dan harapan, membuatku percaya jika aku sama seperti mereka yang bisa melihat, meskipun duniaku gelap, Grey datang memberi warna dengan caranya." Sora mengusap pipi Grey. Senyumnya mengembang meskipun air matanya mengalir.

Nick terdiam seribu bahasa, hatinya merasa begitu sakit dan kembali menyalahkan Dayana, sayangnya wanita itu mati dengan mudahnya. Tak jauh berbeda dengan Sora, Sara juga menangis mengingat betapa sulit kehidupan putrinya selama ini. Ternyata pengasingan yang dulu dia alami, tidak sebanding dengan apa yang dialami putrinya.

"Dad, bagaimana aku tidak jatuh cinta padanya? Apa menurut Daddy aku bisa menemukan pria yang lebih baik dari pada, Grey?" kata Sora tanpa mengalihkan pandanganya yang terus menatap wajah tampan Grey. Grey benar, dia tidak bohong pernah mengatakan jika dirinya sangat tampan, bahkan benar-benar tampan, Sora mengakui itu.

"Aku rela menukar segalanya untuk hidup bersama Grey, bahkan jika aku harus kembali menjadi buta..." Grey langsung menutup mulut Sora dengan tangannya, pria itu menggelengkan kepalanya.

"Aku mencintaimu dan menerima apapun kondisimu, tapi jangan pernah mengatakan hal-hal yang buruk seperti itu," kata Grey mengusap air mata Sora dan menarik wanita itu dalam pelukannya, tidak perduli jika diruangan itu ada Nick dan Sara.

"Aku akan berusaha lebih baik lagi untuk mencintaimu, aku akan bekerja keras agar aku pantas menjadi pendamping hidupmu." Grey menciumi puncak kepala Sora. Nick yang sejak tadi hanya diam, kini matanya juga ikut berkaca-kaca terharu.

Jika sebesar itu cinta Sora pada Grey, bagaimana Nick bisa menolak dan menghalanginya? Terlebih Nick juga bisa melihat perasaan tulus dan sama besarnya yang Grey berikan pada Sora. Kali ini, seperti Nick harus menurunkan ego nya dan merelakan Sora bersama Grey.

...

Sepertinya malam ini adalah malam yang sangat panjang dan penuh ujian bagi Grey. Setelah tadi Sora menjelaskan panjang lebar tentang dirinya pada Nick dan Sara, nyatanya itu belum cukup bagi pria paruh baya yang kini berada didepan nya. Ya, Nick memang sudah mengatakan pada Sora jika dirinya menerima Grey, tapi setelah Sora dan Sara pergi ke kamar, Nick malah membawa Grey kedalam ruang kerjanya. Dan disinilah mereka berada.

"Jadi, kenapa kau tidak mendampingi putriku saat dia mencari asal-usul nya?" tanya Nick to the poin. Jika apa yang dikatakan Sora itu benar, seharusnya Grey selalu ada dan mendampinginya, bukan?.

"Saat itu posisiku sangat sulit, bahkan aku tidak bisa menepati janjiku pada Claire untuk menjadi orang pertama yang dia lihat saat perbannya di buka." kata Grey jujur.

"Sora, namanya Sora Chevalier! Kau harus ingat baik-baik itu," ralat Nick, tidak ingin Sora menggunakan nama Claire.

"Chevalier?" gumam Grey namun masih terdengar oleh Nick.

Grey sama sekali tidak menyangka jika wanita yang dicintainya adalah anggota keluarga Chevalier. Nick memang terkenal di seluruh Eropa, namun hanya beberapa orang yang tahu bagaimana wajahnya. Sekalipun Grey adalah CEO dari perusahaan besar di Swedia, nyatanya Grey baru tahu jika pria paruh baya yang dihadapannya adalah Nicolas Chevalier.

"Kau seorang pria dewasa. Dan pria dewasa sangat tahu apa yang dia inginkan, tapi mendengar penjelasanmu..." Nick menatap sinis Grey. "Kau seperti pria plin-plan yang tidak tahu harus mengambil sikap," sambung Nick. Ya, Grey akui jika saat itu dirinya memang plin-plan dan terkesan pengecut.

Grey terdiam dengan kepala tertunduk, kali ini yang dihadapi nya bukanlah orang biasa. Grey sudah mendengar sepak terjang Nick dalam dunia bisnis yang tidak kenal ampun. Bagaimana jika Grey salah bicara dan membuat Nick memisahkannya dengan Sora dan Silver?.

"Tuan, sebenarnya..." Grey mulai menceritakan awal pertemuannya dengan Sora, Grey juga mengakui tentang kebohongan nya yang menjadi seorang pencuri dan lainya. Grey's harus melakukan itu agar Nick percaya padanya. Mungkin semua yang diketahui Sora adalah kebohongan, tapi tidak dengan hati dan cinta Grey padanya.

Perasaan tulus dan jatuh cinta untuk pertama kalinya, itulah kebenaran yang tidak bisa Grey sembunyikan. Grey mengakui jika Sora adalah wanita pertama yang menggetarkan hatinya, dan memporak porandakan hidupnya saat Grey kehilangan jejak Sora.

"Jadi kau bukan pencuri, tapi kau seorang penipu. Begitu?" sinis Nick membuat Grey gelagapan.

"Tuan, aku tidak bermaksud menipu Claire. Emm maksudku Sora, semua terjadi begitu saja. Tapi percayalah jika aku benar-benar mencintai putrimu, aku bersumpah tidak akan membuatnya bersedih." kata Grey meyakinkan Nick.

"Jadi, bagaimana dengan Daddy mu?"

"Daddy sudah meninggal beberapa hari yang lalu." kata Grey, ingatannya menerawang jauh kebelakang. "Saat itu yang ada di pikiranku hanya keselamatan Sora, dia baru saja selesai melakukan transplantasi kornea mata dan jika pemulihannya terganggu, maka Sora akan kehilangan penglihatannya secara permanen. Itu sebabnya aku tidak berdaya menghadapi tekanan Daddy, karena aku menyaksikan bagaimana Sora sangat ingin melihat dunia." jelas Grey tersenyum miris mengingat ketidak berdayaan nya saat itu.

"Sora adalah wanita yang luar biasa, aku bisa melihatnya. Dia tetap terlihat tenang meskipun di hatinya selalu ketakutan, dia percaya diri, meskipun sebenarnya insecure, dia mandiri, tapi sebenarnya dia lemah dan ingin bersandar." Grey sangat tahu bagaimana wanitanya meskipun hanya kurun satu tahun kebersamaannya.

"Anda boleh tidak percaya denganku, tapi aku harap anda tidak memisahkan kami. Biarkan kami hidup bersama," ucap Grey memohon. "Jika mungkin, restui hubungan kami untuk membangun sebuah keluarga bahagia." pinta Grey penuh harap jika Nick akan mengatakan 'iya' dan merestui hubungannya dengan Sora.

*

*

*

*

*

TBC