Di dunia kultivasi, Lin Chen, seorang pemuda dari Desa Hutan Bambu yang dianggap cacat karena tidak memiliki Dantian, menemukan sebuah kristal misterius di danau dekat rumahnya. Kristal itu menyatu dengan mata kanannya, memberinya kekuatan Mata Dewa—artefak ciptaan Sang Maha Pencipta yang mampu mengendalikan sembilan hukum di alam semesta.
Dengan kekuatan barunya, Lin Chen perlahan bangkit dari posisi terendah menuju puncak kekuasaan, menjadi sosok yang berpengaruh besar dalam menjaga keseimbangan alam semesta.
Namun, warisan ini membawa tanggung jawab besar, menempatkannya di tengah takdir yang akan mengubah dunia, juga dirinya, selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Terobosan Di Ranah Pengumpulan Qi.
Bab 16. Terobosan Di Ranah Pengumpulan Qi
Di sisi lain, melihat hal itu, Lin Chen hanya tersenyum sinis. Dia segera bergumam
"ZONA KEHANCURAN."
"JURANG TANPA KEHIDUPAN."
WUSH!
Dalam sekejap. Mata Dewa Kehidupan di sebelah kanan Lin Chen mulai bersinar terang, memancarkan cahaya hijau yang menyilaukan. Di saat yang sama, energi Qi dalam tubuhnya bergolak, menarik kekuatan dari inti spiritualnya dan akar elemen pohon kehidupan di dantiannya.
Energi itu mengalir deras ke telapak tangannya, menciptakan lingkaran gelap penuh aura kematian di bawah kakinya yang perlahan meluas.
Tanah di sekitar Lin Chen mulai berubah. Rumput yang sebelumnya hijau layu dalam hitungan detik, bunga-bunga mengering, dan pohon-pohon kehilangan warna serta vitalitasnya dalam radium 1 km.
Kabut gelap tipis menyelimuti area, menghadirkan keheningan mematikan. Lingkungan menjadi dingin dan menekan, membuat suara kehidupan seperti burung atau serangga menghilang sepenuhnya.
Dua pria paruh baya yang melesat ke arahnya langsung terjebak dan segera merasakan dampaknya.
Pria pertama: Tubuhnya langsung melemah. Kakinya gemetar, dan setiap tarikan napasnya menjadi berat. Ia mencoba mengerahkan Qi-nya untuk bertahan, tetapi energi kehidupannya terserap tanpa ampun. Kulitnya memucat, dan auranya perlahan memudar.
Pria kedua: Ia berusaha melarikan diri, tetapi setiap langkah terasa seperti memikul beban besar. Tubuhnya kehilangan vitalitas lebih cepat, dan wajahnya menjadi kusam. Napasnya tersengal-sengal sebelum akhirnya ia terjatuh, menggenggam dadanya.
Lin Chen berdiri tegap, Energi kehidupan yang terserap dari kedua pria itu memperkuat tubuhnya. Auranya yang sebelumnya stabil kini menjadi lebih padat dan tajam,
BOM! BOM! BOM! BOM
Terdengar ledakan teredam 4 kali berturut-turut sebanyak 2 kali, dalam sekejap auranya langsung nembus ke tingkat 9 tahap puncak dari ranah Pemurnian Tubuh. Aura Mata Dewa secara otomatis juga menjadi lebih kuat. Tekanan yang luar biasa membuat keduanya merasa ngeri.
Pria pertama berlutut, matanya penuh ketakutan.
“Ini… mustahil!” serunya lemah sebelum akhirnya terjatuh ke tanah tanpa daya. Sementara itu, pria ramping sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya terkapar tanpa gerakan, seluruh vitalitasnya telah lenyap.
Lin Chen tersenyum mengejek, matanya yang bercahaya hijau berkilau dingin. Lingkaran energi yang mematikan perlahan memudar, meninggalkan tanah yang tandus dan sunyi.
Dengan suara rendah yang penuh ketegasan, ia berbisik pada dirinya sendiri, “Di dunia, yang tampak lemah tidak selamanya terlihat sama, matilah dengan tenang," ucapnya sambil menyerap energi kehidupan terakhir dari kedua pria paruh baya itu.
Tidak disangka-sangka, terdengar suara retakan halus dari dalam dantiannya. Merasakan hal itu, Lin Chen tercengang dan tidak bisa berkata-kata.
Lalu...
KRAK! KRATAK! KRAK! PYAR!
Retakan mulai menjalar dan melebar seperti jaring laba-laba.
KRAK! KRATAK! PYAR!
Retakan itu semakin meluas hingga akhirnya...
KRAK! PYAR!
Dantiannya yang baru saja terbentuk dan terisi penuh kini pecah, menyemburkan vitalitas luar biasa dahsyat ke seluruh tubuhnya.
Dan...
BOM!
Kekuatan yang sangat besar langsung menyebar ke segala arah, tetapi dalam sekejap, energi itu tersedot kembali ke dalam tubuh Lin Chen.
WUSH! BOM!
Hanya dalam hitungan detik, auranya melonjak pesat sekali lagi. Tingkat kultivasinya langsung menembus ke Ranah Pengumpulan Qi tingkat 1, tahap awal (kesuksesan kecil).
Dengan meningkatnya kekuatan, energi Lin Chen yang sebelumnya berkurang kini telah kembali sepenuhnya, bahkan dantiannya menjadi jauh lebih luas dari sebelumnya.
Melihat Zona Kehancuran di hadapannya, Lin Chen hanya bisa menghela nafas, akhirnya bergumam pelan,
"KESEIMBANGAN EKOLOGIS"
"PENGHAKIMAN HIJAU"
"WUSH!"
Mata Kehidupan, mulai bersinar terang dengan cahaya hijau yang memancar ke segala arah. Udara di sekelilingnya berubah, dipenuhi energi kehidupan yang menggetarkan.
Lin Chen mengangkat telapak tangannya perlahan, menarik energi Qi dari inti spiritualnya dan menyelaraskannya dengan akar elemen pohon kehidupan di dalam dantiannya. “Bangkitlah kembali,” gumamnya dengan suara tenang namun penuh kekuatan. Cahaya hijau dari Mata Kehidupan memancar kuat, menciptakan lingkaran energi bercahaya yang menjalar dari bawah kakinya.
Akar-akar energi hijau mulai muncul dari tanah, merayap ke segala arah, menyentuh setiap inci tanah yang mati. Setiap kali akar energi itu bergerak, tanah yang tadinya retak mulai pulih. Warna coklat subur menggantikan warna abu-abu gersang.
Pohon-pohon besar mulai tumbuh dari tanah dalam hitungan detik, mencapai ketinggian puluhan meter, daunnya hijau terang memantulkan cahaya. Rumput liar menyelimuti tanah, diikuti bunga-bunga liar yang bermekaran dengan warna-warna cerah, melukis lanskap yang tadinya kelabu menjadi surga hijau. Tanaman buah muncul di antara pepohonan, cabang-cabangnya dipenuhi buah-buahan segar yang menggantung lebat.
Di tengah tumbuhnya hutan baru, tubuh-tubuh hewan yang sebelumnya mati perlahan diselimuti energi hijau. Seekor rusa yang kerangkanya sudah hampir rapuh kembali terbentuk, kulitnya tumbuh, matanya menyala penuh kehidupan, dan ia bangkit dengan gemetar sebelum melompat ke dalam hutan baru.
Burung-burung yang sebelumnya jatuh dan membatu di tanah kembali mengepakkan sayapnya, terbang tinggi ke atas, menciptakan nyanyian alam yang indah. Bahkan serangga kecil yang tergeletak mati mulai bangkit, merayap di antara rumput yang tumbuh subur.
Sebuah kabut tipis berwarna hijau melingkupi area tersebut, membawa udara segar dan menenangkan. Energi kehidupan memenuhi wilayah itu, memberikan perlindungan alami. Suara gemuruh pertumbuhan terus terdengar saat ekosistem baru terus meluas.
Setelah beberapa menit, wilayah yang tadinya penuh kehancuran kini berubah total menjadi surga hijau. Sebuah hutan yang lebat berdiri kokoh, dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Hewan-hewan berlarian, burung-burung berkicau di cabang, dan air yang tadinya kering di sungai mulai mengalir kembali dengan gemericik lembut. Bunga-bunga liar menambah keindahan, memenuhi udara dengan aroma yang menenangkan.
Lin Chen menurunkan tangannya perlahan, napasnya terengah karena energi besar yang telah ia keluarkan. Namun, ia tersenyum kecil,
"Akhirnya semua kembali stabil," ucapnya dengan senyum puas.
Di sisi lain, mata semua orang terbuka lebar melihat apa yang terjadi. Satu demi satu kejadian seperti keajaiban membuat ekspresi mereka menunjukkan keterkejutan, kekaguman, dan sedikit kengerian. Entahlah, ekspresi mereka begitu rumit. Namun yang jelas, semua itu adalah campuran perasaan kagum dan hormat kepada sosok yang jauh lebih kuat.
Sosok di depan mereka benar-benar seperti jelmaan dewa.
Kembali Ke Lin Chen.
Lin Chen berbalik dan menatap semua orang. Dengan tenang, dia berkata,
"Semuanya sudah berakhir. Aku harap para senior sekalian bisa merahasiakan apa pun yang kalian lihat hari ini. Jika ini tersebar, junior ini mungkin akan menghadapi banyak masalah di masa depan," ucap Lin Chen sambil menangkupkan tangannya dengan sopan ke arah semua orang.
Mendengar hal itu, Yu Huan segera menjawab,
"Apa yang kamu bicarakan? Kamulah yang lebih pantas dipanggil senior! Dalam dunia kultivasi, kekuatan adalah hal yang paling dihormati. Dan soal kejadian hari ini, jangan khawatir. Rahasia ini akan kami lindungi, bahkan jika nyawa kami menjadi taruhannya. Bukankah begitu, Adik Qin?" kata Yu Huan sambil menatap nona mudanya, yang kini memang diperlakukan seperti adik kecil oleh dua kakaknya. Yu Huan dan Ming Zhao.
Ming Zhao sudah benar benar bertobat dan merenungkan kesalahannya kali ini.
Qin Yue, dengan respon cepat, langsung menimpali,
"Itu benar! Tentu saja, apa yang terjadi hari ini akan menjadi rahasia selamanya. Benarkan, teman-teman?" ucapnya sambil menoleh ke arah kedua temannya.
Salah satu temannya, yang sedari tadi menatap Lin Chen tanpa berkedip, tiba-tiba berkata tanpa sadar,
"Tentu saja... Dia memang sangat tampan."
Begitu menyadari ada yang salah dengan kata-katanya, wajahnya langsung memerah karena malu. Hal ini sontak membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
Lin Chen hanya tersenyum tak berdaya, tetapi dia tetap berkata dengan sopan,
"Kalau begitu, terima kasih atas pengertian semua senior. Sebagai murid baru di Sekte Pedang Surgawi yang baru saja mendaftar tahun ini, aku, Lin Chen, sangat senang bisa bertemu dengan banyak orang baik di sini."
Mendengar pengakuan itu, semua orang terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa orang yang telah menolong mereka adalah murid baru.
"Jadi itulah alasannya dia memanggil kita senior," gumam Yu Huan.
Lin Chen, pria muda yang penuh misteri, ternyata adalah junior mereka di Sekte Pedang Surgawi.
