NovelToon NovelToon
Love Or Tears

Love Or Tears

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Tukar Pasangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Rani seorang guru TK karena sebuah kecelakaan terlempar masuk ke dalam tubuh istri seorang konglomerat, Adinda. Bukannya hidup bahagia, dia justru dihadapkan dengan sosok suaminya, Dimas yang sangat dingin Dan kehidupab pernikahan yang tidak bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kembali untuk berpamitan

Rani merasakan jantungnya berdegup kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Ia tahu, saat ini juga, semua kebohongannya akan terbongkar. Dan ia tidak siap menghadapinya.

Fajar memandang Rani dengan tatapan sendu. Angin sore yang sejuk bertiup lembut, membelai rambut mereka, seolah berusaha menenangkan suasana yang tegang. "Aku sudah mengetahui semuanya, Adinda," ujarnya pelan, suaranya hampir terbawa angin.

"Tentang pernikahanmu dengan Dimas. Aku hanya ingin berpamitan. Aku akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studiku." Lanjutnya.

Rani membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada suara yang keluar. Ia merasa tercekik oleh rasa bersalah karena tidak memberitahu yang sebenarnya.

Belum sempat Rani menemukan suaranya, Dimas muncul di ambang pintu.

"Siapa laki-laki ini, Adinda?" tanya Dimas dengan nada tajam. Suaranya yang dalam memecah keheningan, membuat Rani tersentak.

Rani tergagap, berusaha menenangkan dirinya. "Dia... dia hanya teman lama, Mas," jawabnya dengan suara bergetar.

Fajar, berusaha mencairkan suasana, mengulurkan tangannya pada Dimas. Senyum diplomatis tersungging di bibirnya, meski matanya menyiratkan kesedihan. "Saya Fajar, teman kuliah Adinda dulu. Saya hanya mampir untuk berpamitan."

Namun, Dimas mengabaikan uluran tangan Fajar. Matanya yang tajam menatap Fajar dari atas ke bawah, seolah menilai. Ia justru merangkul pinggang Rani dengan posesif, menariknya mendekat. Cengkeramannya begitu erat hingga Rani meringis pelan.

"Oh, teman kuliah ya?" ujar Dimas dengan nada dingin yang menusuk. "Adinda tidak pernah cerita tentangmu. Kenapa baru sekarang muncul?"

Suasana semakin tegang. Udara terasa berat, seolah dipenuhi oleh ketegangan yang tak terucap. Burung-burung yang biasanya berkicau riang di sore hari pun seolah enggan bersuara.

Rani merasa tidak nyaman dengan sikap Dimas. Ia berusaha melepaskan diri, tapi cengkeraman Dimas semakin erat. Matanya berkilat penuh permohonan pada Fajar, memintanya untuk pergi.

Fajar yang melihat situasi ini menjadi canggung. Ia menyadari bahwa kehadirannya hanya memperburuk keadaan. "Maaf, sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat. Saya permisi dulu," katanya, bersiap untuk pergi.

"Tunggu, Fajar," Rani akhirnya bersuara. Suaranya parau, menahan tangis yang siap meledak. Ia menatap Fajar dengan mata berkaca-kaca. "Maafkan aku."

Dimas semakin geram melihat interaksi mereka. Wajahnya memerah menahan amarah. "Cukup!" bentaknya, membuat Rani terlonjak kaget. "Adinda, masuk ke dalam sekarang," perintahnya kasar.

Fajar yang melihat sikap Dimas merasa khawatir. Ia tahu bahwa kehadirannya di sini hanya akan memperburuk keadaan.

"Adinda," Fajar berkata lembut, berusaha menyampaikan sejuta perasaan dalam satu kata. "Jaga dirimu baik-baik. Semoga kau bahagia." Dengan berat hati, ia berbalik dan melangkah pergi.

Langkah Fajar terasa berat, seolah kakinya terpaku pada tanah. Setiap langkah yang ia ambil untuk menjauh dari Rani terasa seperti sebilah pisau yang mengiris hatinya. Ia bisa merasakan tatapan Rani di punggungnya, tapi ia tidak berani menoleh. Jika ia menoleh, ia tahu ia tidak akan sanggup pergi.

Setelah Fajar menghilang dari pandangan, tertelan oleh bayangan senja yang semakin pekat, Dimas menyeret Rani masuk ke dalam rumah. Pintu dibanting keras, menggema di kesunyian sore yang mencekam.

Di dalam rumah, suasana tak kalah mencekam. Ruang tamu yang luas dan mewah itu terasa dingin dan asing. Lukisan-lukisan mahal yang tergantung di dinding seolah menjadi saksi bisu atas drama yang tengah berlangsung.

Dimas melepaskan cengkeramannya pada Rani, mendorongnya hingga terhuyung. "Jelaskan padaku, siapa laki-laki itu sebenarnya?" tuntut Dimas, suaranya rendah dan berbahaya.

Rani, yang masih shock dengan kejadian barusan, berusaha mengumpulkan keberaniannya. "Sudah kukatakan, dimas. Dia hanya teman kuliah dulu," jawabnya, berusaha menjaga suaranya tetap tenang.

"Bohong!" Dimas menggebrak meja, membuat Rani terlonjak kaget. "Aku bisa melihat cara kalian berpandangan. Ada sesuatu di antara kalian, bukan?"

Air mata yang sedari tadi Rani tahan akhirnya tumpah. "Tidak ada apa-apa. Sungguh," isaknya.

Dimas tertawa sinis. "Kau pikir aku bodoh, Adinda? Selama ini kau menyembunyikan hubunganmu dengannya, kan? Berapa lama kalian main di belakangku?"

Rani menggeleng kuat-kuat. "Tidak, Dimas. Aku tidak pernah mengkhianatimu. Fajar hanya masa lalu."

"Masa lalu?" Dimas mencibir. "Lalu kenapa dia datang kemari? Kenapa kau menangisinya?"

Rani terdiam, tidak mampu menjawab. Ia tahu, apapun yang ia katakan, Dimas tidak akan percaya. Keheningan yang menyesakkan menyelimuti ruangan itu.

Di luar, langit senja telah berganti menjadi gelap. Bulan sabit mulai muncul, seolah tersenyum sedih menyaksikan drama yang terjadi di bawahnya. Angin malam bertiup, membawa aroma kesedihan dan penyesalan.

Sementara itu, di sebuah taksi yang melaju membelah kegelapan malam Jakarta, Fajar duduk termenung. Matanya menatap kosong ke luar jendela, menyaksikan lampu-lampu kota yang berkelap-kelip seperti bintang. Hatinya hampa, pikirannya dipenuhi oleh wajah Rani yang ketakutan dan cengkeraman posesif Dimas.

Ia mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya. Di dalamnya, sebuah tiket pesawat ke New York. Besok pagi, ia akan meninggalkan Indonesia, meninggalkan segala kenangan dan harapan yang pernah ia miliki bersama Rani.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!