Cinta Ke Dua

Mungkin benar kata pepatah cinta hadir setelah patah hati. Kita tidak bisa memilih untuk dia tetap tinggal di sisi kita selama nya, namun kita masih bisa berusaha untuk mempertahan kan nya.

Seperti cinta yang bisa datang kapan saja, penghianatan juga sering kali datang tanpa kita kira. Ada rasa saat bahagia ketika semua hal indah memeluk kita, juga sebalik nya, akan ada kesedihan di setiap jalan perpisahan.

Langit berselimut sendu, menyelimuti batin Dita dan Aji yang telah larut akan perasaan mereka saat ini. Apa yang terjadi terhadao hubungan mereka saat ini, mungkin itu akibat dari apa yang pernah mereka lakukan.

Maka dari itu bila tidak ingin sakit ya, jangan menyakiti seseorang, karena bila kita yang merasa kan nya.. Mungkin tak akan bisa sekuat yang di bayang kan.

Jika Dita dan Aji sedang menerima ganjaran perpisahan, atas apa yang pernah mereka perbuat. Dira malah sedang bahagia karena malam ini dia sedang berada di kediaman pak Lurah Deden, yang tidak lain adalah orang tua dari Adnan.

Kebahagiaan yang Dira dapat malam ini seperti hadiah nan tak terkira dari Tuhan. Bila dulu nya Dira selalu di perlakukan tidak baik di keluarga suami nya, namun kini keadaan nya telah berbalik.

Keluarga calon suami Dira sekarang ini, begitu memulia kan Dira. Mereka bahkan tak ada yang menyinggung tentang masa lalu Dira, yang ada hanya kata - kata manis terhadap Dira, apa lagi Adnan yang tak kalah perhatian nya terhadap Dira, hingga rasa syukur tak henti nya Dira panjat kan kepada Tuhan.

" Ayo makan nya nambah yang banyak nak Dira, seperti bapak mu ini lho bisa nambah sampai tiga piring bila masakan nya cocok. " ucap ibu sembari menyendokan mie cabai hijau ke piring Dira. Ku lihat dari tadi Dira juga happy dengan ibu dan bapak.

" Iya bu, terima kasih.. Tapi emang bapak bisa makan sebanyak itu pak. " jawab Dira.

" lho ya jika masalah makanan bapak mu ini tidak pernah absen nambah nya nak. Hee, " sahut ibu.

" Halah nggak usah di dengerin omongan ibu mu ini Ra, itu hanya akalan ibu saja biar bapak kelihatan rakus di depan calon mantu. " seru bapak tak mau kalah.

" Seru banget sih pak, bu ngobrol nya.. Sampai anak sendiri di cuekin dari tadi. " ucap ku yang di sambut gelak tawa seisi rumah.

" Oh, jadi kang Adnan merasa cemburu dengan Dira. " balas Dira dengan tatapan sayu nya.

" Bercanda sayang.. " jawab ku,

" Pak, denger tu sekarang mas Adnan sudah mulai bucin. Hi hi hi, " komen ibu membuat ku tersipu.

" Lho ya biarin to bu, kaya ibu nggak pernah muda saja. Inget bu bagaimana usaha ibu dulu untuk mendapat kan bapak. Secara bapak kan idaman para gadis pada jaman nya, he he jadi kebucinan mas Adman ini pasti mewarisi gen dari ibu.. Mirip banget, " goda bapak.

" Eh, yo tidak bisa lah pak.. Orang yang suka duluan bapak kok. Ibu mah biasa saja lho, " seru ibu tak mau kalah.

" Ampun Gusti, ini malah pada berdebat sih. Nanti selesai makan ada yang mau mas Adnan sampai kan sama bapak dan ibu, sekarang mas Adnan ke depan dulu ya pak.. Ayo bocil kita tunggu di ruang tengah. " ajak ku,

" Ya sudah mas Adnan dan nak Dira duluan saja ke depan nanti bapak dan ibu nyusul. " ucap ibu.

" Baik bu, " jawab ku seraya mengandengan tangan lembut Dira ke ruang tengah.

Selepas kepergian putra nya, pak Deden dan bu Niluh saling pandang seperti sedang bicara lewat tatapan mata mereka.

" Gimana menurut ibu, " tanya pak Deden meminta pendapat istri nya tentang Dira.

" Ibu suka pak, anak nya baik dan cantik.. Cocok sama mas Adnan. " sahut bu Niluh.

" Syukur lah bu jika ibu juga menyukai nya. Bapak juga nggak ada masalah jika Dira yang akan di pilih mas Adnan untuk mendampinggi nya. " ungkap pak Deden.

" Alhamdulillah, mana mungkin ibu nggak suka pak. Anak nya santun begitu, apa yang kita cari tuh ada di dia pak. " tambah bu Niluh.

" Bapak juga ngerasa begitu bu. Ya sudah sekarang kita susulin mereka ya, kita dengerin saja apa yang akan di sampai kan sama mas Adnan bu. " sahut pak Deden lalu mereka pun bergegas menyusul Dira dan Adnan.

Malam itu di kediaman pak lurah Deden, ruang tengah yang biasa nya sepi dan kosong. Hari ini mulai terisi, penuh akan para insan berbeda usia itu.

" Ada hal apa yang mau mas Adnan sampai kan sama bapak dan ibu. Apa ini mengenai hubungan kamu dengan Dira. " kata pak Deden memulai percakapan.

Mendadak suhu di ruangan itu menjadi panas, rasa tegang juga takut akan bayangan kisah masa lalu, membuat Dira keringat dingin. Meski pun orang tua Adnan baik terhadap Dira, tapi tetap saja rasa was - was datang menghampiri. Di saat tubuh Dira mulai bergetar dengan sigap Adnan meraih telapak tangan Dira. Memberi kekuatan pada calon istri nya itu, Adnan tahu bila saat ini perasaan kekasih nya itu sedang tidak baik - baik saja.

" Sebelum nya mas Adnan mau minta maaf sama bapak dan ibu. Bila selama ini mas Adnan belum bisa jadi anak yang baik, secara lahir batin belum bisa membahagiakan orang tua. Hari ini mas Adnan pulang tidak sendirian, mengajak seseorang ke rumah. Bapak dan ibu pasti sudah paham dengan apa yang menjadi tujuan mas Adnan membawa Dira ke mari. Selain untuk memperkenal kan Dira sama bapak dan ibu, mas Adnan juga ingin meminta restu dari bapak dan ibu untuk kelanjutan hubungan kami. Mas Adnan berharap semoga bapak sama ibu tidak keberatan dengan keputusan ku. " ucap Adnan di iringi dengan suara detak jantung ya yang semakin menjadi, tak karuan.

" Bapak mewakili ibu mu ingin menanggapi apa yang mas Adnan utara kan, tanpa mas Adnan meminta izin pun bapak dan ibu sudah menerima Dira, lahir batin bapak dan ibu merestui hubungan kalian, sama sekali tidak merasa keberatan. Kami sebagai orang tua, juga ingin berterima kasih sama mas Adnan yang sudah menjadi anak yang baik dan berbakti sama bapak dan ibu. Selebih nya bapak dan ibu hanya bisa mendoakan untuk kebahagiaan kalian. Ada yang ingin ibu tambah kan nggak, mumpung momen nya lagi pas ini. " balas pak Deden yang langsung menghadir kan gelak tawa di ruangan tempat mereka saat ini.

Terpantau Dira pun tak luput menitih kan air mata.

...****************...