Namaku. Alesha nabila sakhir, aku tinggal bersama ibu tunggal ayah telah pergi meninggal sewaktu usiaku beranjak ke sepuluh tahun. Waktu seakan terhenti, rasa nya semua itu bagaikan mimpi terburuk ku kehilangan sosok ayah terhebat dalam hidup sangat memukul hatiku.
Aku disaat itu masih berusia sepuluh tahun, harus berdiri dengan kuat bersama sang ibu yang tak henti-hentinya ia menangis.Aku mengerti dengan keadaan ibuku, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu meninggalkannya dengan putri kecil mereka.Ibu terus memeluk tubuh ku yang mungil, aku tak mampu berkata-kata untuk menenangkan ibu karna aku juga sama terpukulnya.
Perlahan ibu melepaskan pelukan nya terhadap tubuh mungil ku dan ia juga sudah tak lagi menangis seperti tadi.Menatap diri ku dan tersenyum dengan luka.
"Sayang kamu lapar tidak?"Ujar sang ibu bertanya pada ku, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda ia, memang disaat itu perut ku telah sakit menahan lapar. Tapi aku tak tega mengatakan nya pada ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26. Kafe
Haii Girls👋
Sebelum baca follow dulu ya akun Author🤓
Mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh dengan cerita lain🙏
...Gimana nih part kali ini??...
...Seru atau biasa aja ya??...
...Vote dan Comment terus buat Author🔥...
...Hargai karya orang lain itu penting pren!!!...
...Rame–in terus setiap cerita Author 🤟...
...Thankyouuuuuuuu!!!...
...Selamat datang dalam cerita ku guys🦋...
......................
Sore itu alesha mendapat–kan pesan dari sahabat–nya arum. Sebenar–nya alesha memang ada keinginan untuk pergi malam ini ke–tempat arum, namun alesha sangat males untuk pergi sendiri atau pergi keluar dengan angkutan umum.
Alesha langsung mengiyakan ajakan arum ketika gadis itu berkata akan menjemput diri–nya. Kini alesha sangat cantik dengan setelan yang ia kenakan, sangat cocok untuk tubuh gadis tersebut yang seperti gitar spanyol.
Jika arum dan alesha tengah berjalan bareng banyak yang mengira alesha kakak–nya arum. Perbandingan tubuh mereka sangat–lah jauh sekali, arum tidak memiliki badan yang semok seperti alesha. Namun kedua gadis itu memiliki kecantikan mereka masing–masing, arum tidak pernah merasa jika berjalan dengan alesha ia terlihat jelek atau ia minder pada sahabat–nya itu.
TIN! TIN!
Klakson mobil arum terdengar. Dari dalam rumah alesha, dengan gerakan cepat alesha turun dari kamar menuju depan rumah–nya.
Dan benar saja yang datang adalah arum sahabat gadis itu. Di jam enam sore arum sudah sampai di–tempat alesha, gerbang rumah alesha di buka oleh satpam yang sudah mengetahui siapa orang di dalam mobil tersebut. Jadi amang tidak perlu bertanya pada pengemudi mobil ad urusan apa.
..."Haii besti–gue." sapa arum yang turun dari Mobil toyota berwarna putih....
..."Haii–juga besti! Gue, yang suka halu! Jadi istri–nya oppa korea." ucap alesha dengan tawa....
..."Eh! Dodol—elo juga suka ngehalu ye! Bukan gue aja nih." ucap arum....
..."Gitu aja elo–ngambek!" ucap alesha yang sudah berada tepat di hadapan arum....
..."Idih—gue yang suka ngambek? Gak salah lidah lo ngomong tuh?" tanya arum balik....
..."Ah! Serah deh. Jadi nggak kita pergi–nya rumi."...
..."Mulut elo–emang! Perlu dikasih pelajaran ye! Asal ganti nama gue aja lo. Bokap sama nyokap bakalan sedih tau gak sih kalau nama putri kecil–nya di ganti gitu aja sama elo!" ucap arum dramatis drama kepada alesha....
..."Najis—lebay banget lo."...
..."Udah buruan—jalan! Kalau nggak gue turun nih?" ancam alesha....
..."Iya–iya! Sabar dong sha." ucap arum....
KAFE
Kedua gadis cantik tersebut sudah sampai di tempat tujuan nongkrong mereka hari ini. Disini lah di kafe milik arum yang baru setengah tahun arum kelola dengan sendiri, kafe tersebut adalah hadiah dari orang tua arum untuk–nya.
Kafe yang arum kelola sudah mulai berkembang dengan baik. Banyak anak muda yang menongkrong di tempat–nya, begitu banyak pusat foto yang arum rancang dengan ide–ide nya.
Bukan hanya tempat poto–poto nya saja yang anak muda kejar disana. Makanan dan kopi yang arum sediakan sangat cocok dalam lidah mereka yang dimana membuat pengunjung terus berbondong–bondong ingin mendatangi tempat itu
..."Elo–duduk! Disini dulu sha." ujar arum memberikan meja VIP untuk alesha....
..."Hm! Elo jangan lama–gue udah laper nih." alesha cengar–cengir pada arum....
..."Pikiran lo—makanan mulu ya! Bentar–lagi makanan datang ke meja elo. Gue udah suruh pegawai gue buat hidangi makanan kesini." ujar arum yang ingin pergi memeriksa laporan minggu lalu yang di dapat oleh kafe–nya....
..."Eh—tapi! Ini elo yang traktir kan?" tanya alesha dengan tidak tahu malu....
..."Emang elo–mau bayar?" tanya arum kembali....
..."Heheh! Iya engak sih. Lagian elo gak kekurangan –uang juga kan?"...
..."Uang gue banyak! Tapi kalau elo—tiap hari makan gratis di kafe gue! Bisa bangkrut gue sha." ucap arum....
..."Kan gue–kesini! Engak tiap hari dodol."...
..."Serah lo–deh! Gue tinggal dulu bentar." arum berjalan pergi menjauh dari meja vip milik alesha....
Sepuluh menit arum pergi makanan yang tadi gadis itu katakan kini sudah berada tepat di meja alesha. Tapi sahabat–nya arum belum juga menghampiri–nya, mungkin yang arum urus sangat lah banyak hingga membuat gadis utu sangat lama.
Di meja vip lain–nya ada seorang pria muda yang tak sengaja menatap alesha, jantung kevin berdebar tak karuan sangat kebetulan sekali mereka di pertemukan kembali. Padahal sore tadi mereka sudah bertemu dan kini di malam hari–nya kevin bertemu kembali dengan alesha.
Kevin melihat alesha yang tengah duduk sendiri itu, memutuskan untuk pergi bergabung dengan gadis tersebut. Kevin berjalan dengan sangat keren memang mengambarkan seorang Badboy sekali.
Tanpa meminta persetujuan alesha kevin duduk berhadapan dengan gadis itu. Membuat alesha syok dengan kehadiran seorang pria yang sempat tadi membuat–nya kesal.
..."ELO—?" alesha tak percaya kalau ini kevin anak sahabat ibu–nya....
..."LO SENDIRI?" Tanya kevin dengan suara berat khas milik–nya....
..."Kepo banget sih—lo! Elo juga disini ngapain?" tanya balik alesha....
..."JAWAB PERTANYAAN GUE! ELO SENDIRI DISINI?" tanya kevin kembali....
..."Gue berdua sama—arum sahabat gue! Ada apasih—lo ngikutin gue ya?" tanya alesha dengan wajah takut....
..."PIKIRAN LO KOTOR!"...
..."Bukan pikiran gue kotor! Tapi elo yang—aneh." ujar alesha dengan sewot....
..."TERSERAH ELO."...
..."Dih! Tuhkan lo—emang aneh! Banget sih." cerca alesha....
Namun kevin tidak menghiraukan perkataan alesha, ia hanya menatap layar ponsel–nya. Kevin tidak ingin banyak berdebat pada alesha, takut jika ia lepas kendali malah nanti membawa alesha pergi ke apartemen–nya.
