NovelToon NovelToon
I Love You, Paman

I Love You, Paman

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

"Papa tidak setuju jika kamu menikah dengannya Lea! Usianya saja berbeda jauh denganmu, lagipula, orang macam apa dia tidak jelas bobot bebetnya."

"Lea dan paman Saga saling mencintai Pa... Dia yang selama ini ada untuk Lea, sedangkan Papa dan Mama, kemana selama ini?."

Jatuh cinta berbeda usia? Siapa takut!!!

Tidak ada yang tau tentang siapa yang akan menjadi jodoh seseorang, dimana akan bertemu, dalam situasi apa dan bagaimanapun caranya.

Semua sudah di tentukan oleh sang pemilik takdir yang sudah di gariskan jauh sebelum manusia di lahirkan.

Ikuti ceritanya yuk di novel yang berjudul,

I Love You, Paman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28 - Lea & Saka

Hari itu, setelah bel pulang sekolah berbunyi, Lea berjalan pelan menuju rumah. Kepalanya dipenuhi dengan berbagai pikiran tentang tugas sekolah, pekerjaan paruh waktu, dan tentu saja, tentang Saka yang belakangan ini semakin dekat dengannya.

Namun, langkah Lea tiba-tiba terhenti ketika matanya menangkap sosok Saga di seberang jalan. "Paman Saga? Dia mau kemana?."

Tapi Lea di buat terkejut karena melihat seseorang yang berjalan di sebelahnya, yang tidak lain adalah Nadia. Mereka berjalan beriringan sambil sesekali tertawa kecil.

"Kenapa Paman bersama bibi Nadia? Mereka mau pergi kemana?," gumam Lea.

Lea merasakan dorongan yang kuat dalam hatinya untuk mengetahui lebih jauh. Tanpa berpikir panjang, Lea pun memutuskan untuk mengikuti mereka dari kejauhan.

Lea mengikuti Saga dan Nadia dengan hati-hati dengan menjaga jarak agar tidak ketahuan.

Mereka berdua tampak santai, seperti sepasang teman lama yang menikmati kebersamaan. Sementara Lea berjalan dengan tergesa-gesa karena takut ketahuan.

Saga dan Nadia akhirnya memasuki sebuah restoran kecil yang tampak cukup ramai. Lea berhenti sejenak, dan berpikir tentang apa yang harus ia lakukan sekarang.

Setelah beberapa menit berdiri di luar restoran, Lea pun memberanikan diri untuk masuk.

"Ya ampun Lea... Kenapa kamu menguntit mereka, bagaimana kalau paman Saga tau...," gumam Lea, merasa tidak habis pikir.

Karena sudah terlanjur masuk, ia lalu memilih meja di sudut ruangan yang cukup jauh dari meja Saga dan Nadia, tapi cukup untuk melihat gerak-gerik mereka.

Dari tempatnya duduk, Lea bisa melihat Saga dan Nadia berbincang dengan akrab. Mereka tertawa bersama, Nadia bahkan beberapa kali memukul bahu Saga dengan lembut hingga membuat Saga tersenyum lebar.

Melihat adegan seperti itu, Lea pun merasa jika saat ini dadanya memanas. Setiap tawa mereka seolah menambah perasaan sakit di hatinya. "Kenapa mereka terlihat begitu dekat?," pikir Lea.

Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan diri agar tidak terlalu terpancing emosi. "Hufht! Sabar Lea! Sabaaaar...!," gumamnya sambil mengelus dada.

Lea terus memperhatikan setiap gerakan mereka. Nadia terlihat begitu nyaman dengan Saga, dan Saga pun tampak senang berada di dekat Nadia.

Sesekali, mereka tampak begitu tenggelam dalam percakapan, hingga membuat Lea semakin merasa tersingkir.

"Sebenarnya, apa sih yang mereka bicarakan?," gumam Lea penasaran seraya menyeruput minuman yang ia pesan.

Dengan tindakannya itu, tanpa Lea sadari, perasaan yang ia simpan untuk Saga, yang selama ini coba ia pendam, kini seolah meledak begitu saja. "Apa benar mereka hanya teman?" pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.

"Tidak Lea, mereka bukan sekedar teman, Saga menolak cintamu karena bibi Nadia sebabnya, Paman Saga lebih memilih bibi Nadia karena dia lebih dewasa dan lebih menyukainya," gumam Lea seraya menahan air mata yang hampir menetes.

Setelah beberapa saat, Lea memutuskan untuk pergi sebelum mereka melihatnya. Ia keluar dari restoran itu dengan perasaan kesal karena cemburu.

Lea pulang dengan langkah yang berat, ia mencoba memungkiri pemandangan yang baru saja ia lihat. "Apakah Paman lebih suka bibi Nadia daripada aku?," pikirnya, meskipun tahu betapa bodohnya pertanyaan itu.

Namun, pertanyaan itu terus mengganggu pikirannya sepanjang perjalanan pulang.

Saat tiba di rumah, Lea terbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar dengan mata yang berkaca-kaca.

Pikirannya masih kacau setelah melihat Saga dan Nadia bersama tadi sore. Perasaan cemburu dan kecewa kini beradu di dalam hatinya.

Namun, lamunannya tiba-tiba buyar ketika matanya melirik jam di dinding. "Ya ampun! Aku telat!," serunya sambil melompat dari tempat tidur.

Ia segera bergegas bersiap-siap untuk bekerja di kafe. Dengan cepat, Lea mengganti pakaiannya, menyisir rambutnya dengan tergesa-gesa, dan berlari keluar rumah menuju tempat kerja.

Sesampainya di kafe, Lea mendapati tempat itu penuh sesak dengan pengunjung.

Ia bergegas masuk ke dalam dan berharap tidak terlalu banyak masalah yang terjadi selama ketidakhadirannya.

Namun, pemilik kafe yang bernama Roland segera mendekatinya dengan wajah serius.

"Lea, kamu kemana saja? Pengunjung sedang ramai-ramainya, dan kamu baru muncul sekarang?," tegurnya dengan nada sedikit keras.

Lea menunduk dan merasa sangat bersalah. "Maaf, Bos. Tadi saya ada urusan mendadak. Ini tidak akan terjadi lagi," jawabnya dengan suara pelan.

"Ya sudah, segera bantu teman-temanmu. Jangan terlambat lagi lain kali."

Lea mengangguk dan segera menuju ke area kerja. Ia bekerja dengan semangat dan berusaha menebus keterlambatannya.

Namun, malam itu, kafe tidak juga sepi. Pengunjung terus berdatangan hingga membuat Lea harus bekerja lembur.

**

Kini, waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, dan kafe baru saja mulai sepi. Lea merasa lelah luar biasa. Tubuhnya letih, dan matanya hampir tidak bisa terbuka lagi.

Namun, ia harus bertahan karena masih ada tugas yang harus diselesaikan sebelum bisa pulang.

Sambil membersihkan meja, pikiran Lea melayang ke Saka. Ia memikirkan Saka yang biasanya datang menjemputnya setelah jam kerja, tapi kali ini ia merasa tidak enak hati. "Aku sudah terlalu banyak merepotkannya," pikir Lea.

Ketika akhirnya semua selesai dan kafe tutup, Lea keluar dengan langkah gontai. Namun, ia terkejut ketika melihat Saka sedang duduk di atas motornya, menunggunya dengan senyuman yang ramah.

"Saka... kamu masih di sini?," tanya Lea dengan heran.

"Ya, aku bilang akan menjemputmu, kan? Dan aku selalu menepati janji," jawab Saka sambil berdiri dan menghampirinya.

Lea tersenyum lemah, tapi hatinya merasa tidak enak. "Maaf, Saka. Kamu harus menunggu lama sekali. Aku tidak ingin merepotkanmu lagi. Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari."

Saka tersenyum, lalu menyentuh bahu Lea dengan lembut. "Lea, aku melakukan ini bukan karena terpaksa. Aku ikhlas menunggu, karena aku... ingin memastikan kamu pulang dengan selamat."

Lea menatap Saka dengan mata yang sedikit berkaca-kaca karena terharu dengan kebaikannya. "Tapi, kamu tidak perlu sampai seperti ini. Aku merasa bersalah."

Saka tertawa kecil. "Jangan khawatir. Aku lakukan ini karena aku mau, dan sedikit, karena aku ada maunya."

Lea tersentak mendengar jawaban itu, namun Saka segera melanjutkan perkataannya dengan nada bercanda, "Maunya aku... kamu tetap sehat dan aman setiap pulang kerja."

Lea terdiam sejenak, lalu tertawa kecil karena merasa lega dengan candaan Saka. Ia merasa lebih baik setelah berbicara dengannya, setelah seharian kelelahan.

Di sepanjang perjalanan pulang, Lea duduk di belakang Saka, membiarkan angin malam menyapu wajahnya.

Rasa lelahnya pun sedikit demi sedikit menghilang. Ada sesuatu yang menenangkan dalam kebersamaan mereka.

Namun, di balik itu semua, Lea tidak bisa menghilangkan bayang-bayang tentang Saga yang selalu hadir di benaknya.

Merasakan Lea yang hanya berdiam diri, sesekali Saka menoleh ke belakang dan tersenyum untuk mencoba menghiburnya. "Kamu pasti lelah sekali, ya?."

"Iya, tapi tidak apa-apa. Ini sudah jadi tugasku."

"Yang penting kamu tidak sakit. Jangan sampai kecapean, ya."

Lea tersenyum tipis dan merasa bersyukur memiliki teman seperti Saka. Tanpa ia sadari, tidak ada yang namanya benar-benar pertemanan antara laki-laki dan perempuan.

Karena sejatinya, Saka sudah menaruh hati pada Lea yang berharap mendapat balasan yang sama dari Lea.

1
Tarwanto Wanto
/Coffee//Coffee//Rose/
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Suanti
saga di jodoh kan sama nadia aja sama2 dewasa 🤣🤣🤣
Aurora
Udah update lagi kakak... Yuk lanjut baca, makin seru lho... 😍😍👉
Ima Aulia Ima
lnjt kak jangan sedikit" jd bikin penasaran
Aurora: Sabar ya kak... Kalau penasaran kan jadi lebih seru bacanya 😍
Jangan lupa kasih dukungan like nya juga ya, biar othor makin semangat nulisnya... 💪😍❤️
total 1 replies
Ima Aulia Ima
LG seru tp mlh bersambung 😌
Aurora: Siap-siap kak... Bentar lagi meluncur 😍
total 1 replies
Nisa Fatimah
hampir sama jalan ceritanya sama kisah q pas masih remaja /Grievance/
Aurora: Wah masa kak? Kebetulan sekali ya... Semoga kakak di kasih yang terbaik... Aamiin..
total 1 replies
Nisa Fatimah
dari awal baca sampai bab ini,,,q mau kasih /Good//Good//Good/ sama kakak author /Kiss//Kiss//Kiss/
Aurora: Terima kasih banyak kakak... Jangan lupa like juga di akhir episode nya ya kak, biar karya ini makin banyak yang baca 😍😘🙏
total 1 replies
shanum
sampai sini dlu, mampir di "cinta dibalik heroin"
Aurora: Terima kasih sudah mampir kakak... ❤️
total 1 replies
Rina Yuniarsih
Luar biasa
Aurora
Siap kak... Di tunggu ya... 😍🙏
Ima Aulia Ima
lanjut dong kelanjutan ny aku LG seru nie
Ima Aulia Ima
aku TDK sabar untuk kelanjutan ny
Aurora: Ok kak... Di tunggu update selanjutnya ya... 😘
total 1 replies
Rahayu Anam
hadir thor baru mulai baca😚
Aurora: Terima kasih kakak...😍 Ter love love pokoknya, semoga suka ya... 😘❤️
total 1 replies
I'm Girl
Luar biasa
Nomber 1
Karya baru, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!