Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGUNTIT
"Namun, mungkin gadis ini, entah bagaimana, akan mengarahkan kita ke tempat atau orang yang tidak terduga. Ikuti mereka, Eros. Berhati-hatilah agar tidak terdeteksi. Aku harus mengetahui identitas gadis misterius ini," lanjut Pangeran David, memberikan perintah.
"Baik Yang Mulia," jawab Eros, mengangguk.
Kereta Pangeran David diam-diam mulai mengikuti jejak kereta sewaan Elara.
Eros walaupun cukup kaget dengan perintah Tuan nya, tapi tetap menjalankan kereta kuda nya, mengikuti kereta kuda milik Elara, dengan jarak yang cukup jauh, agar tidak terlalu mencolok.
Sementara itu, di dalam kereta, Elara membuka matanya dari meditasi. Ia merasa sedikit peningkatan dalam aliran energinya.
"Nona, sepertinya ada kereta lain yang mengikuti kita," bisik Emi, matanya melirik ke belakang dengan cemas.
Elara tersenyum tipis, ia sudah merasakannya, dari awal Elara sudah tahu bahwa ada orang lain yang melihat pertarungan dirinya dengan para bandit tadi.
"Tidak apa-apa, Emi. Anggap saja itu adalah hadiah dari pertarungan kita. Biarkan saja mereka mengintip. Jika mereka cukup bodoh untuk mengganggu perjalanan Marquess Vesta, maka nasib mereka akan sama seperti para bandit itu," jawab Elara, tenang.
"Perjalanan ini lebih menarik dari yang kuduga," batin Elara, tersenyum miring.
Elara tahu, pertemuannya dengan Jenderal Guntur akan menarik banyak perhatian. Tapi, kehadiran penguntit misterius ini memberinya ide baru.
"Keluarga kerajaan Amorgia. Hem, menarik," batin Elara, tersenyum miring.
Elara tahu bahwa penguntit itu bukan dari Kerajaan Elang, karena walupun kereta kuda milik Pangeran David sudah di samarkan, tetap saja mata tajam Elara, mengetahui nya.
Kereta Pangeran Mahkota David, yang kini mengikuti Elara dengan jarak yang aman, tidak mengalihkan perhatiannya dari kereta sewaan sederhana itu.
Di dalam kereta Pangeran David, suasananya hening. Eros, tangan kanan sang Pangeran, duduk di kursi kusir yang telah dimodifikasi, memastikan mereka menjaga kecepatan yang konstan.
David membuka jendela kecil di sisi kereta, membiarkan udara jalanan menerpa wajahnya. Ia mengeluarkan sebuah peta Kerajaan Elang dan Kerajaan Amorgia, tetapi matanya lebih sering tertuju pada titik hitam kecil, kereta Elara di kejauhan.
"Mereka bergerak menuju perbatasan utara," gumam Pangeran David, menelusuri garis peta dengan jarinya.
"Itu adalah wilayah komando Jenderal Guntur. Tempat yang penuh dengan ketegangan dan bahaya," lanjut Pangeran David, dengan kening yang mengkerut, dalam.
"Sebuah perjalanan yang aneh untuk seorang gadis, Yang Mulia," komentar Eros dari depan, suaranya pelan dan tertahan.
"Jika dia benar-benar ingin pergi, dia pasti akan mengambil jalur perdagangan utama, bukan rute yang dekat dengan pos militer," lanjut Eros, dengan pandangan mata fokus ke depan.
"Itulah yang membuatku penasaran. Dia tidak hanya kuat dalam bertarung, dia juga berani. Biasanya, orang yang menuju perbatasan memiliki dua tujuan. Perdagangan militer atau mencari perlindungan," jawab Pangeran David, mengangguk setuju.
Pangeran David memikirkan kembali gerakan Elara saat melawan bandit.
"Gerakan itu sangat efisien. Tidak ada energi yang terbuang. Dia seolah-olah sudah terbiasa berurusan dengan bahaya hidup dan mati. Itu bukan hanya latihan bela diri biasa, Itu adalah insting seorang prajurit," batin Pangeran David.
Pangeran David adalah ahli strategi yang mendalami ilmu perang. Ia bisa membaca karakter seseorang dari cara mereka bergerak. Kemampuan Elara mengingatkannya pada para komandan terbaik Kerajaan Amorgia.
"Apakah mungkin dia adalah putri rahasia dari Jenderal atau Komandan tinggi yang diasingkan?" tanya Pangeran David, menebak-nebak.
"Dia berpura-pura menjadi bangsawan rendah, tetapi jelas memiliki pelatihan yang mahal," lanjut Pangeran David.
"Atau seorang pelarian, Yang Mulia," ucap Eros, ikut menambahi.
"Kerajaan Elang dikenal dengan intriknya. Mungkin dia melarikan diri dari pengejaran politik di Ibu Kota," lanjut Eros, berasumsi.
"Pelarian yang kuat. Itu adalah aset yang berharga. Jika dia melarikan diri dari intrik, itu berarti dia memiliki pengetahuan yang bisa mengancam posisi orang yang tidak menyukai keberadaan nya," gumam Pangeran David.
Misi utama Julian adalah mencari Tabib untuk Ratu, tapi dia juga penasaran dengan gadis yang baru saja dirinya lihat, gadis kecil yang memiliki kemampuan bertarung, setara dengan prajurit bahkan mungkin lebih.
"Namun, jika gadis ini memiliki koneksi ke perbatasan dan Jenderal Guntur, seorang tokoh kunci di Kerajaan Elang, maka gadis ini bisa menjadi kunci untuk mendapatkan informasi atau koneksi penting, bahkan mungkin ke sumber herbal atau pengobatan langka yang sulit dijangkau oleh Amorgia," lanjut Pangeran David, matanya memancarkan harapan besar untuk segera mendapatkan obat ataupun Tabib yang bisa menyembuhkan Ibunya.
"Jaga jarak, Eros. Biarkan mereka terus maju," perintah Pangeran David.
"Aku akan mengamati tindakannya lebih jauh. Jika dia bertemu Jenderal Guntur, kita akan tahu alasannya bepergian nya," lanjut Pangeran David.
"Baik Yang Mulia," jawab Eros, memelankan laju kereta kuda nya, tapi masih bisa melihat kereta Elara, di depan sana.
Pangeran David merenung, menatap bayangan kereta Elara yang semakin menjauh. Ia tidak terbiasa meninggalkan teka-teki tak terpecahkan. Keberanian dan kekuatan misterius gadis itu telah menarik perhatiannya sepenuhnya.
"Aku tidak akan kembali ke Amorgia tanpa jawaban, dan tanpa seorang Tabib untuk Ibu," batin Pangeran David, mengepalkan tangannya kuat.
Pangeran David memantapkan hatinya. Untuk sementara, ia akan menunda sedikit pencarian Tabib dan fokus mengamati gadis misterius yang entah dari mana asalnya ini. Ia yakin, gadis itu memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar seorang musafir biasa.
"Eros, berapa lama lagi kita sampai di Pos Komando Guntur?" tanya Julian, suaranya kembali ke nada serius yang menunjukkan ia sedang bekerja.
"Dua hari lagi, Yang Mulia. Mereka bergerak cepat. Sepertinya mereka tidak beristirahat di penginapan umum, hanya berhenti di titik-titik terpencil," jawab Eros, yang terus menjaga jarak.
"Itu artinya, mereka ingin menghindari perhatian. Jika gadis itu, yang memiliki kemampuan bela diri tingkat tinggi, ingin menghindari perhatian, maka perjalanannya menuju Jenderal Guntur adalah masalah yang sangat sensitif," ucap Pangeran David, mengetuk-ngetuk jendela dengan jari telunjuknya.
Pangeran David mulai menganalisis segala kemungkinan di benaknya:
"Gadis itu adalah mata-mata Kerajaan Elang. Tidak mungkin. Mata-mata Kerajaan Elang akan menggunakan kereta yang jauh lebih baik dan menyembunyikan kemampuan mereka lebih baik," batin Pangeran David, mulai menganalisis.
"Bisa jadi gadis itu adalah utusan rahasia Ibu Kota. Mungkin. Tapi, utusan resmi akan dikawal. Ini menunjukkan ia bergerak secara pribadi dan mungkin tanpa persetujuan Ibu Kota," batin Pangeran David, sedikit ragu.
"Menurut ku ini yang paling memungkinkan. Gadis itu adalah pelarian yang mencari perlindungan. Ini paling mungkin. Seorang tokoh penting yang melarikan diri dari intrik kekuasaan, dan mencari perlindungan militer di bawah Jenderal Guntur," batin Pangeran David, mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤