NovelToon NovelToon
Asistenku Bukan Laki-laki

Asistenku Bukan Laki-laki

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:127.6k
Nilai: 5
Nama Author: Naacha_Nadya

Karena permasalahan keluarganya membuat Ciara terpaksa harus bekerja di kantor milik Hassel, seorang CEO Arogant yang memiliki penyakit aneh yaitu dia akan merasa kesakitan apabila bersentuhan kulit dengan perempuan.

Ciara tak sengaja melihat informasi lowongan pekerjaan di internet yang berisikan tentang Hassel yang sedang membutuhkan seorang asisten pribadi. Namun sayangnya di perusahaan yang Hassel pimpin tidak menerima karyawan perempuan di bidang manapun.

Demi bisa membantu keluarganya terpaksa Ciara harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar Ia bisa bekerja di kantor Hassel.
____

"Pak, lepasin Pak kita sama-sama cowok gak pantes kaya gini." Ciara meronta-ronta minta dilepaskan namun, Hassel malah memeluknya semakin erat.

"Saya Hassel William Nagasa menyatakan bahwa diri saya seorang gay karena menyukai Taraka Aidri Rivano."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciara Sakit

Hassel menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil tersenyum cerah. Entah kenapa pagi ini Hassel merasa seperti ada yang berbeda.

Clek...

Refleks Hassel langsung berbalik badan seraya merapihkan dasi dan jas kantornya.

"Kak?" Haven menepuk pundak Kakaknya.

"Ck, kamu ternyata." Hassel nampak kesal menyadari yang datang ternyata sang adik.

"Kakak ngarep yang dateng siapa? Perasaan gak ada yang boleh masuk kamar Kakak selain aku, Ayah dan Tara." Haven menarik-narik dagunya sambil menatap Hassel dengan curiga.

"Ah, aku tau kakak cinlok, kan sama Tara gara-gara tadi malem?" Goda Haven.

"Dih! Gue normal, dengan kesadaran penuh gue tau Tara itu cowok!" Tegas Hassel.

"Ayah nih Yah Kak Hassel pake lo gue." Teriak Haven.

"Iya-iya sorry Kakak lupa." Hassel langsung menarik tangan adiknya agar tidak cepu.

"Ini jam berapa si? Kok Tara belum dateng?" Hassel menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Tuh kan nungguin Tara...." Haven terkekeh.

"Ya jelas Kakak nungguin Tara! Orang dia asisten Kakak. Udah sana berangkat ke kantor kamu sendiri gak usah ganggu orang!" Ketus Hassel.

Haven down smile seraya melipat kedua tangannya meledek sang Kakak.

"Yaudah aku berangkat. Salam buat calon Kakak ipar yang sama-sama berbatang itu." Kekeh Haven.

"Pergi gak lo?!!!" Hassel mengangkat tangannya seolah ingin memukul.

"Ayah Kak Hassel nih pake lo gue." Teriak Haven seraya ngacir keluar kamar.

Hassel menghela nafas gusar seraya mendudukkan dirinya di tepi ranjang sambil melamun.

"Ck, ada meeting pagi lagi. Gue tinggal aja kali ya? Salahnya telat. Paling nanti dia nyusul ke kantor sendiri."

Hassel beranjak dari duduknya dan berjalan pergi. Ia memilih untuk meninggalkan Ciara karena pagi ini ada meeting dengan klien besarnya yang tak lain dan tak bukan adalah Pak James yang telah Ia menangkan tender plus hatinya tadi malam.

****

"Aghhh.... Kepala gue sakit banget." Ciara memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Tapi, gue harus kerja arrghhh..." Ciara ambruk ke atas kasur namun masih setengah sadar.

Mata sayunya itu nampak sudah berat namun Ciara berusaha mempertahankannya tetap terbuka.

"Enggak! Gue harus kerja. Bang Rivan butuh gue!" Ciara pun terbangun dari posisi tidurannya.

Ia berusaha berdiri tegak dan berjalan melipiri tembok. Merasa seperti ada yang mengalir Ciara pun cepat-cepat memegang hidungnya.

Bruk...

****

"Saya tidak menyangka Pak Hassel mampu memenuhi syarat saya untuk membawa pasangan ke pesta itu. Sebagai penghargaan karena Pak Hassel telah menemukan cinta sejatinya hari ini saya akan memborong__"

Prang...

Hassel memejamkan matanya sekejap saat gelas di sampingnya tak sengaja tersenggol oleh sikunya.

"Mohon maaf Pak, Bu saya tidak sengaja." Hassel menatap orang-orang di ruang meeting merasa tidak enak. Apalagi Pak James yang sampai ucapannya terpotong.

"Grogi sepertinya Pak Hassel ini. Terlalu excited karena baru pertamakali bisa memegang perempuan selama 24 jam" Pak James berusaha mencairkan suasana. Dan berhasil saja semua orang tertawa.

Tak lama kemudian datang seorang OB dan mulai membersihkan pecahan gelas itu.

'Kok gue tiba-tiba jadi kepikiran Tara ya? Sampai meeting mau selesai gini dia masih belum kesini dan gak ada kabar juga.' Hassel melirik handphonenya.

Selesai meeting Hassel memutuskan untuk pergi dan menitipkan kantor kepada Bara sekertarisnya. Karena pikirannya yang selalu tertuju pada Ciara Ia memutuskan untuk pergi ke rumah gadis itu untuk memastikan alasan kenapa gadis itu tidak masuk kantor.

"Awas kamu kalau saya liat kamu lagi enak-enakan tidur!" Hassel mengepal tangannya erat.

Tak terasa mobil Hassel pun telah sampai di pekarangan rumah milik Ciara. Hassel memarkir mobilnya di depan gerbang dan Ia pun masuk melewati gerbang rumah yang tidak dikunci tersebut.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum. Tara." Teriak Hassel namun tak ada sahutan dari dalam.

"Ck, tuh cowok kemana si?" Hassel memutuskan untuk mengintip dari jendela samping untuk memastikan keberadaan laki-laki itu.

"Jangan-jangan dia ngumpet lagi takut gue marahin karena gak kerja?" Duganya.

"Loh, kok kebuka?" Hassel terkejut menyadari jendela samping rumah Ciara terbuka.

Tanpa pikir panjang Hassel pun langsung melangkah masuk melewati jendela yang terbuka itu.

"Tara jangan ngumpet kamu." Teriak Hassel sambil celingukan mencari keberadaan asistennya.

"Tar__" Hassel menghentikan ucapannya saat kakinya tidak sengaja terinjak sesuatu.

"Astaga, Tara." Hassel langsung berjongkok dan membangunkan tubuh Ciara yang tergeletak pingsan di atas lantai dalam keadaan telungkup.

Ciara nampak sudah rapih dengan setelan jas kantor serta sepatu kulitnya, yang Hassel rasa laki-laki itu sempat memiliki usaha untuk berangkat kerja. Entah kenapa Ia jadi merasa bersalah telah seudzon duluan tadi.

Hassel menyentuh pipi asistennya itu yang ternyata sangat panas dan terlihat pucat. Tidak lupa darah segar di hidung gadis itu yang membuat Hassel semakin panik.

Tanpa lama Hassel pun langsung menelepon dokter dan memberitahu alamat rumah Ciara. Setelahnya Ia pun menggendong tubuh Ciara yang pingsan tersebut dan membawanya masuk ke dalam kamar secara acak karena Ia tidak tau yang mana kamar milik Ciara.

Hassel memperhatikan wajah pucat asistennya itu dengan raut khawatir. Beberapa kali Ia mengecek keluar untuk memastikan kedatangan dokter.

"Ck, lama banget si." Hassel semakin gelisah.

Hingga akhirnya tak lama kemudian sang dokter pun datang juga, dan tanpa lama langsung memeriksa keadaan Ciara dengan alat medis yang dibawanya.

"Gimana keadaan Tara Dok?" Tanya Hassel setelah sang dokter selesai memasang selang infus di tangan kanan Ciara.

"Tidak terjadi apa-apa. Dia hanya demam biasa. Hanya saja memang cukup tinggi. Demam seperti ini biasanya disebabkan karena penderita terlalu kelelahan akibat memaksakan diri mengerjakan pekerjaannya dalam satu waktu. Entah itu paginya kerja, sorenya kuliah, lalu malamnya dia mengerjakan hal lain yang membuat dia kurang tidur."

"Saran saya untuk 1 minggu ke depan Tara harus ekstra istirahat karena penyakit demamnya walaupun biasa tapi, sudah cukup parah. Mungkin kemarin-kemarin dia sudah merasakan gejalanya tapi dia memilih untuk mengabaikannya sampai akhirnya dia drop seperti ini." Hassel mengangguk-angguk mendengar penjelasan dokter.

"Kalau begitu saya tinggal ya tolong dijaga baik-baik Mas Tara nya, mari."

"Baik dok terimakasih."

Hassel menghela nafas gusar seraya menaikkan selimut yang menutupi tubuh Ciara lebih ke atas lagi agar gadis itu tidak kedinginan.

"Kenapa si kamu gak bilang kalo sakit. Kebiasaan bikin saya kesel!" Omelnya kesal.

"Tapi... Kasian juga nih orang di rumah sendirian. Kalo gue gak kesini entah jadi apa dia."

Hassel mendudukkan dirinya di tepi ranjang yang masih sedikit kosong. Beberapa menit Ia duduk sambil memperhatikan tetesan air infusan yang terletak di samping ranjang sampai Ia merasa mengantuk.

"Ck! Ngantuk lagi." Hassel terbangun dari duduknya.

Ia pun mengitari kasur dan naik ke atasnya lalu membaringkan tubuhnya di sisi lain kasur yang kosong. Hassel menoleh ke arah Ciara yang berbaring di sampingnya tak sadarkan diri itu.

Hassel tersenyum tipis entah dalam kesadaran penuh atau tidak, sebelum akhirnya Ia memejamkan mata dengan tenang.

1
Rosmaliza Malik
Haven ni lelaki ya Thor? hehe ..ingat cewek...
Rosmaliza Malik
ingatkan pian ni lelaki...rupanya perempuan
Rosmaliza Malik
bagus...
lain dari yang lain.... kelakar sangat...
semangat Cici...demi keluarga mu...
Nanik Dwi Swiswati
kakak buat hassel inget dan Ciara kembali ingat pada kenangan nya dulu
Nora♡~
Astagafirullah... rupa2nya... Ciara(Cici) dan Hassel(cecel) adalah dua Sahabat kecil yang terpisah gara2 satu Insiden... maka mereka terpisah di sebabkan kesalahfahaman terjadi oleh perangai Tante Maira... yang jahat tanpa usul-periksa terus menyalahkan Ciara... lanjut..
Nur Adam
lnjjr
SasSya
oohhh
ini yg kemaren flashback di ingatan hassel
ternyata ibunya yg jahat
tpi kayanya udah gak kumpul sama hasel za
mungkinkah 🤔
ucyy
semangat thor up nya 🔥
💗AR Althafunisa💗
Ternyata biang keroknya mama nya Hanssel, mereka jadi korban berdua ternyata 😌
y4nyarym7
di tunggu up selanjutnya 👍
evi
lanjut
Isthi Qoma Julia
di tunggu up selanjutnya kakak
semangat🤩🔥
ayfa
,🤣🤣🤣🤣
Ejan Din
jangan marah dulu... tya dulu kena Ciara menggunakan identiti kakaknya...
Nabila
cakep keren
Thr!b!
Wah ketahuan tuh..
ucyy
semangat thor 🔥 and sehat selalu 💐☺
Nanik Dwi Swiswati
up dua bab Thor .... penasaran sama reaksi hassel kalau tahu caira cewek
Ita Xiaomi
Suka ceritanya, keren. Anak org kaya yg mau bekerja keras utk membantu org tuanya disaat org tuanya menuju kebangkrutan.
Ita Xiaomi
Ndak ada pula ya photo saat msh bocil yg bs dikenali Hassel?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!