NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Shankara

Istri Pilihan Shankara

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / istri ideal
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Skinant

Shankara Adhiyaksa. Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono, lelaki tampan mapan dan kaya raya tentunya.

Hidup aman tenang dan damai yang ia jalani berubah seketika ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang perempuan pilihan ayahnya,

Disisi lain pertemuannya dengan wali kelas adiknya membuat Shankara sedikit terusik karena perasaan yang ia rasakan pada wali kelas adiknya sedikit berbeda, bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama

Tapi ia juga tidak mungkin mengecewakan ayahnya walau hatinya bersikeras menolak permintaan sang ayah

Di hadapkan pada dua pilihan, siapa yang akan di pilih Shankara pada akhirnya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skinant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Kamu mau berpisah kan? Aku setuju" ucap Ana pada Shan saat mereka duduk berdua di depan ruang rawat ibu Ana,

Shan menoleh terkejut dengan apa yang Ana ucapkan barusan, ia kira hal ini tidak akan di bahas lagi mengingat Ana kemarin tidak mau berpisah dengannya,

"Sebaiknya memang berpisah saja tidak apa-apa lagipula aku juga harus mengurus ibuku jika aku menikah siapa yang akan menjaganya? Adikku juga pasti sibuk dengan kuliahnya apalagi dia juga kuliah di luar kota yang tidak bisa setiap hari pulang ke rumah" lanjut Ana

Shan tetap diam mencerna segala ucapan Ana yang mendadak membuatnya seperti terhantam sesuatu yang tidak kasat mata tapi sakit sekali di rasakan tubuh dan hatinya,

Ana melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya, tapi sebelum cincin itu terlepas Shan menahannya terlebih dulu,

"Jangan merasa tidak enak hati karena ibuku, beliau sudah baik-baik saja masa kritisnya juga sudah terlewati mungkin dalam 1 atau 2 hari ini beliau sudah bisa pulang ke rumah"

"Jangan di lepas" ucap Shan pelan hampir terdengar seperti bisikan,

"Hm? Aku kembalikan saja, katamu ingin berpisah kan? Maaf jika kemarin sempat menahan mu agar terus bersamaku tapi sekarang aku harus lebih memprioritaskan ibuku, jadi jika aku harus memilih aku pasti akan memilih ibuku"

"Tidak ada yang akan memilih, biarlah semua berjalan seperti biasa dan tidak ada perpisahan" ucap Shan yang terdengar seperti permohonan,

"Ku kembalikan saja, aku akan bicara pada orang tuamu nanti dan juga jika masih terus di lanjutkan aku tidak tau kapan aku bisa siap untuk menikah denganmu sedangkan ibuku juga membutuhkanku" Ana terus bersikeras untuk mengembalikan cincin yang Shan berikan padanya 2 tahun lalu,

Walau sebenarnya ia juga berat melepaskan Shan tapi ia lebih memilih untuk terus bersama dan berbakti pada ibunya,

"Kita akan bahas ini lain kali, sekarang pasang kembali cincinmu dan jangan pernah melepaskannya tanpa persetujuanku"

"Kenapa berubah pikiran lagi?" tanya Ana

"Kemarin aku hanya terbawa emosi aku tidak sungguh-sungguh dengan ucapanku" jawab Shan

"Jika di pikirkan lagi saat kita menikah nanti ibuku akan sendirian karena adikku juga tidak ada di rumah, dan juga jika kita menikah nanti ibuku juga pasti berpikir tentang biaya yang akan beliau keluarkan untuk menikahkan ku dan juga ayahku sudah meninggal dunia sehingga ibu pasti akan sulit mencari wali nikahku karena saudara ibu semua ada di luar kota dan semuanya juga perempuan jika dari pihak ayahku aku tidak begitu dekat dengan keluarga ayahku jadi aku segan untuk meminta tolong pada mereka, terlalu complicated rasanya jika di pikirkan" Ana mencoba untuk menjelaskan alasan masuk akal agar Shan lebih memilih mundur dan ia bisa terus bersama ibunya,

"Sampai kapan?" ucap Shan tiba-tiba

"Apanya?"

"Aku harus menunggu sampai kapan untuk menikahimu? Jika 2 tahun ini belum cukup untuk membuatmu yakin aku bisa menyelesaikan itu semua maka akan ku tambah 2 tahun lagi, jika masih belum cukup juga aku masih bisa memberi waktu 2 tahun selanjutnya sampai akhirnya kau akan siap menikah denganku"

"Kamu itu laki-laki baik, bertanggung jawab, tampan, mapan dan kaya raya daripada membuang waktu untuk menungguku lebih baik mencari penggantiku karena sepertinya aku benar-benar belum siap untuk menikah denganmu" lanjut Ana dengan suara serak menahan tangisnya sendiri,

"Bayangkan jika aku menemukan penggantimu, lalu aku menikah dan hidup sebagai suami istri setelah itu kami punya anak dan aku akan menua bersama penggantimu tapi hatiku masih milikmu apa itu adil untuk perempuan yang menggantikan mu?"

"Bukankah dulu kita juga dua orang asing yang kemudian merasakan jatuh cinta pada satu sama lain? Kenapa tidak bisa untuk jatuh cinta kembali pada orang lain?"

"Aku tidak akan bisa jika bukan kamu orangnya, maaf jika perkataan ku menyakitimu tapi aku benar-benar tidak akan melepaskan mu apapun yang terjadi bahkan jika aku harus bersujud untuk meminta maaf padamu akan ku lakukan, ketahuilah aku mencintaimu sebesar itu jadi jangan berpikir untuk berpisah dariku hm?" kini Shan menatap Ana dengan mata yang memerah menahan tangis,

Ia akui emosinya kemarin pada akhirnya membawa dampak buruk bagi hubungannya dan calon istrinya, terlalu mudah baginya mengucap perpisahan sedangkan hatinya tidak siap jika perpisahan itu benar-benar terjadi, jika ia bisa ia akan menarik semua perkataannya kemarin tapi apalah daya semua sudah terjadi dan ia aka berusaha untuk mempertahankan hubungannya saat ini,

Ana tersenyum tapi kepalanya menggeleng tanda menolak semua ucapan Shan, ia sudah berpikir jauh kedepan jika ia akan menikah dengan Shan nantinya, dan itu pasti yang mempengaruhi kesehatan ibunya hingga saat ini beliau terbaring di rumah sakit seperti ini,

Shan dari keluarga yang berada dan dirinya hanya keluarga sederhana yang bisa bertahan karena uang pensiunan dari ibu dan ayahnya juga tertolong karena saat ini dirinya sudah bekerja sehingga bisa membantu untuk menyekolahkan adiknya,

Jika ingin jujur ia juga tidak mau berpisah dengan Shan tapi jika hubungannya terus di lanjutkan ia juga khawatir kondisi jantung ibunya memburuk karena memikirkan pernikahannya, ia tau jika biaya Shan akan sanggup memikul semuanya tapi keluarganya bukan keluarga yang suka memanfaatkan kebaikan orang lain seperti itu jadi memang lebih baik untuk mencari jodoh yang strata sosialnya sama dengan dirinya,

"Aku kembalikan saja" Ana melepas cincinnya dan meletakkan di telapak tangan Shan, walau berat namun seiring berjalannya waktu pasti ia akan terbiasa dengan ini semua,

"Jangan di lepas, aku mohon jangan pernah melepaskan cincin ini kita rawat ibu bersama-sama kita cari pengobatan yang lebih baik untuk ibu kita akan mendampingi ibu sampai beliau menua nanti dan tidak akan membiarkan ibu merasa kesepian karena pernikahan kita,"

"Maaf," lirih Ana yang akhirnya menangis tapi kepalanya tetap menggeleng menolak ucapan Shan,

Shan berlutut di hadapan Ana yang duduk dan tertunduk menyembunyikan tangisannya, pelan ia mengambil kembali tangan Ana dan menyematkan cincin itu jari manis Ana kembali, ia mencium punggung tangan Ana lalu mengelusnya perlahan dan penuh kasih sayang,

"Jika memang berat membayangkan pernikahan kita yang sudah di rencanakan dengan segala bentuk kemeriahan yang diinginkan bunda, kita rubah semuanya menjadi sederhana khidmat dan hanya di hadiri saudara dekat dan anggota keluarga juga teman-teman dekat saja dan jika itu juga masih berat ayo menikah dengan lebih sederhana dengan kita sebagai mempelainya, orang tua kita, saksi, penghulu dan wali nikahmu saja, apapun itu asal aku menikah denganmu tidak akan ku permasalahkan bagaimana bentuknya nanti"

"Bagaimana jika kamu menikah dengan orang yang setara denganmu saja? Dan aku akan ikut bahagia untukmu nanti" ucap Ana menatap Shan sambil berusaha untuk tersenyum agar Shan yakin dirinya tidak apa-apa sekalipun Shan menikah dengan orang lain

Shan mulai kalut, perempuan di depannya ini sudah menunjukkan kepala batunya hingga apapun yang ia katakan tidak bisa di pikirkan secara baik-baik oleh Ana,

"Istirahatlah jangan begadang, aku pulang dulu" Shan lebih memilih untuk memberikan waktu bagi Ana agar bisa berpikir dengan baik,

Ana mengangguk dan membiarkan Shan pulang agar mereka sama-sama bisa berpikir tentang hubungan mereka kedepannya nanti.

1
Sh
35 juta.. duit khayalnya author.. habis ga?? kalau mazih banyak, kirim ke rumahku 1 😄
Skinant: /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Sh
Minggu lalu aku baru baca ortunya..jalan cerita nya ga bisa tertebak..penuh kejutan..aku pikir nikah ama orang kaya enak dan jalannya lurus aja, tapi ternyata penuh kejutan.walau baru 2 novel, tapi bakatnya udah keliatan.sehat selalu dan makin kreatif Author.
Skinant: Terima kasih banyak /Heart/
total 1 replies
Sh
aku kalau ke kantor juga naik ojek online.boleh beliin juga ga ?
Isnaaja
kak kinan semangat nulisnya.
tiap selesai baca aku kasih bunga buat shan. /Kiss/
Skinant: Makasih banyak looohhhh /Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Isnaaja
wah si dimas cari gara gara melulu,, kayanya ini orang mau di sleding deh. /Panic/
Isnaaja
bersambung....
shan kamu harus sabar, othor kita menjedanya untuk beberapa waktu yang tidak bisa ditentukan. /Facepalm/
Isnaaja
uhuy,, kayanya mau belah duren nih. prikitiwww/Chuckle/
aca
ana sok. cantik hadeh
Isnaaja
terimakasih pesan pesannya papah reenan. ☺
Isnaaja
pecat lah si dimas teh,, bikin ulah wae/Panic/
Isnaaja
cepat sehat kak kinan🤗.
Isnaaja
kayanya shan udah bosan hidup /Facepalm/
Isnaaja
baru tau kamu hah?
Isnaaja
benar benar ya kamu itu.
Tami Satra
bunda Annisa datang ya Shan 🤔
Isnaaja
auto dikawinin langsung ini mah.😁😁
Isnaaja
hayo,,siapa yang gak akan suudzon melihat penampakan itu?
Isnaaja
jangan memutuskan sesuatu ketika sedang marah,nanti kamu menyesal loh.
Isnaaja
stalker harus dikasih pelajaran.
Isnaaja
saudara apaan yang begitu aja pake duit 10 juta.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!