NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Season 2...
Ini menceritakan kisah Halin, putra dari Raline dan Devan. Diselingkuhi saat ingin merayakan anniversary. Mana yang lebih sakit lagi?

Halin pun dikirim untuk melanjutkan sekolah bisnis ke negara Belanda. Lima tahun kemudian dia pulang ke tanah air dan menjadi sosok yang semakin dewasa juga berkharisma.

Setelah sukses, apakah sang mantan akan menyesal? Dapatkah Halin menemukan kebahagiaannya?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat

Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Pertama

Hari ini Raline ingin jalan-jalan dengan Devan ke taman bunga. Dengan senang hati Devan menuruti keinginan istrinya itu. Asal tidak disuruh makan pasta lagi.

"Sayang~ Masa iya pergi ke taman pakaiannya kaya gitu sih?" Omel Raline saat melihat penampilan Devan.

"Kaya gitu gimana sih Yang? Ini sudah rapi lohh."

"Rapi sih rapi tapi ya nggak yang harus pakaian formal juga kali Yang. Ganti dengan yang lebih santai sana."

Devan menuruti Raline untuk segera berganti pakaian. Pilihannya jatuh pada kaus polo dan celana slimfit. Dengan pakaian ini hasil tampilan Devan terlihat kasual dan simpel, tapi tetap rapi. Devan juga mengenakan sneaker warna putih. Membuat penampilannya semakin keren.

"Rasanya aku tidak rela berbagi ketampanan suamiku dengan perempuan lain." Gerutu Raline saat melihat penampilan Devan sekarang.

"Hei Nyonya! Apa Anda tidak sadar dengan penampilan Anda sendiri hemm?" Ujar Devan sambil memicingkan mata. "Penampilanmu sendiri membuat semua laki-laki pasti akan melirikmu." Imbuhnya.

Bagaimana tidak. Penampilan Raline pun tak kalah kerennya dari Devan. Dengan mengenakan dress selutut warna hitam bermotif polkadot dan dipadukan dengan sepatu kets, membuat Raline tampak anggun dan cantik dalam waktu bersamaan.

"Memangnya kenapa? Ini yang paling nyaman dan santai." Bantahnya.

"Memang tidak ada yang lebih panjang apa?" Protes Devan tidak senang.

"Sayangku~ Kita mau jalan-jalan ke taman bunga. Bukannya menghadiri acara pesta." Ucap Raline dengan sedikit menekankan kalimat terakhir.

"Ah baiklah. Kalau begitu kita berangkat sekarang ya."

"Nah itu baru benar." Raline pun menggandeng tangan Devan dengan mesra.

***

Pukul sepuluh mereka pun tiba di taman bunga. Taman terlihat ramai sebab ini akhir pekan. Banyak yang berkunjung bersama keluarga. Ataupun mereka yang sedang memadu kasih.

Raline tampak antusias dan bersemangat. Sedang Devan duduk sambil mengawasi Raline dari kejauhan.

"Ah~ Ini salah satu impianku. Berkunjung ke taman bunga dengan orang yang kucinta." Gumam Raline sambil tersenyum berjalan menikmati pemandangan penuh hamparan bunga-bunga.

Entah kebetulan atau memang disengaja, Alan pun juga berada disana. Dia yang melihat Raline berjalan seorang diri berinisiatif menghampiri Raline.

Alan menatap punggung Raline dengan penuh kerinduan. Kakinya melangkah semakin dekat dengan Raline.

"Hai Sayang~" Sapa Alan saat sudah berdiri tepat dibelakang Raline.

Tubuh Raline seketika membeku saat mendengar suara yang dulu dia rindukan.

"Apa kamu tidak mau menghadapku Sayang?" Kata Alan membuat Raline tersadar.

Dengan pelan Raline membalikkan badannya. Kini dia bisa melihat Alan dari jarak yang begitu dekat. Tanpa dia pinta, air matanya menetes dengan sendirinya.

"Kenapa kamu muncul dalam mimpiku?" Racau Raline.

"Ini bukan mimpi Sayang. Aku datang untukmu." Ucap Alan.

"Kamu jahat Al. Kenapa kamu baru datang kalau ini memang bukan mimpi?" Raline semakin menangis sesenggukan. Dadanya kini terasa sesak.

"Maafkan aku Sayang. Aku pergi karena ingin membuat diriku pantas bersanding denganmu."

"Aku benci kamu Alan." Plakk...!! Raline menampar Alan dan pergi meninggalkan Alan begitu saja. Dia sangat kecewa pada Alan. Begitu mudahnya Alan mempermainkan perasaannya.

Raline terus berlari mencari keberadaan Devan. "Sayang, kamu lagi hamil, jangan lari-lari." Ucap Devan dengan panik saat melihat Raline tengah berlari kearahnya.

Raline langsung menghambur ke pelukan Devan. Devan dapat merasakan bahu Raline terguncang hebat. Devan pun mengusap punggung Raline untuk menyalurkan rasa nyaman.

Setelah Raline sedikit lebih tenang, Devan mengurai pelukan mereka. Dia mengajak Raline untuk duduk.

"Kenapa kamu menangis seperti tadi hemm?" Tanya Devan saat Raline sudah mulai tenang.

"Dia kembali." Racaunya.

"Siapa yang kembali Sayang? Katakan jangan takut. Ada aku." Ucap Devan meyakinkan Raline.

"Alan, Dev. Dia ada disini hiks." Raline masih sesenggukan saat mengatakan pada Devan.

Seketika, tubuh Devan membeku. Deg. Kenapa dia tiba-tiba kembali? Apa tujuannya menemui istriku? Aku harus melindungi Raline. Tidak akan ku biarkan dia mendekati Raline bahkan dalam mimpi pun.

Devan mengepalkan tangannya menahan geram.

Devan pun langsung mengajak Raline untuk kembali pulang. Dia memapah Raline agar tidak terjatuh.

***

"Dev, kenapa kita ke rumah Ayah?" Tanya Raline saat menyadari ternyata Devan membawa Raline ke rumah Pramudya.

"Supaya kamu tidak terus bersedih Sayang. Di sini kan ada Bunda yang akan menemani saat aku pergi bekerja." Jelas Devan. "Ingat, kamu harus menjaga kandunganmu Sayang. Jangan terlalu banyak pikiran. Mengerti." Pesan Devan mengingatkan Raline.

Raline menganggukkan kepalanya dengan patuh. 'Apa yang dikatakan Devan ada benarnya. Aku tidak boleh terlalu memikirkan Alan. Ada calon anak kami yang harus ku jaga sampai dia terlahir nanti.'

Lestari dan Pramudya menyambut kedatangan anak dan menantunya dengan hangat. Namun Lestari melihat tatapan mata Raline seperti ada beban yang teramat berat. Wajah Raline pun tampak lebih sendu.

Lestari mencoba bertanya pada putrinya itu. "Kamu kenapa Sayang?"

"Kami habis jalan-jalan Bun. Biarkan Alin istirahat dulu ya." Devan menjawab mewakili Raline.

"Oh begitu. Baiklah kalian istirahat saja ya." Ujar Lestari memaklumi.

Devan pun membawa Raline ke kamarnya untuk istirahat. Membiarkan Raline tidur itu lebih baik daripada terus memikirkan laki-laki yang sudah menjadi masa lalunya itu. Begitu pikir Devan.

Setelah memastikan Raline tertidur, Devan memutuskan untuk menemui kedua mertuanya dan membicarakan masalah yang terjadi pada Raline barusan.

Devan mengambil tempat duduk di depan mertuanya.

"Apa Alin sudah tidur Nak Dev?" Tanya Lestari.

"Sudah Bun, baru saja dia tenang." Ucap Devan lirih.

Lestari dan Pramudya juga menyadari raut wajah menantu itu tidak seperti biasanya. Seperti ada hal besar yang ingin dia katakan.

"Katakan apa yang terjadi Dev?" Ucap Pramudya.

"Tadi saat kami jalan-jalan di taman bunga, Raline melihat mantan kekasihnya ada di sana." Ujar Devan menceritakan kejadian di taman tadi.

Mendengar kabar itu membuat Pramudya dan Lestari kaget luar biasa. 'Bagaimana mungkin bisa? Bukankah aku sudah mengancamnya untuk tidak kembali ke negara ini lagi? Kurang ajar.' Batin Pramudya penuh amarah.

"Bagaimana mungkin dia ada di sini? Bukankah selama ini dia menghilang begitu saja?" Tanya Lestari panik. Sebagai Ibu, dia tidak ingin Alan datang menghancurkan kebahagiaan putrinya. Apalagi sekarang ada anak yang hadir di tengah-tengah mereka.

"Devan juga tidak tahu pastinya Bun. Itu yang Raline katakan. Dia terlihat sangat shock." Jelas Devan.

"Lalu apa rencanamu Dev?" Kali ini Pramudya bertanya pada Devan.

"Untuk saat ini biarkan Raline tinggal di sini. Kalau Devan pergi kerja, di rumah ada Ayah dan Bunda yang akan menemaninya. Tolong usahakan untuk terus mengajak Raline bicara. Jangan biarkan dia sendirian. Agar pikiran Raline teralihkan." Ucap Devan menjelaskan tujuannya membawa Raline ke rumah Pramudya.

"Baiklah kalau itu keputusan yang terbaik. Ayah dan Bunda tentu tidak keberatan sama sekali." Ujar Pramudya.

"Untuk sementara juga, Devan akan menempatkan beberapa penjaga untuk keamanan kalian semua. Diluar Devan akan menempatkan beberapa orang untuk memantau, jika ada pergerakan yang mencurigakan mereka akan melaporkan pada Devan, Yah." Lanjut Devan menjelaskan rencananya.

"Baiklah, mudah-mudahan dia tidak berani menyakiti Raline." Ucap Lestari penuh harap.

"Kalau begitu Devan permisi dulu Yah, Bun." Pamit Devan pada mertuanya.

Sepeninggalan Devan, Pramudya pun berbicara dengan Lestari tentang kembalinya Alan.

"Kenapa dia bisa kembali lagi Yah? Bukankah dulu Ayah bilang sudah mengatasinya?" Lestari bertanya pada Pramudya.

"Ayah sendiri juga tidak tahu Bun? Padahal sudah Ayah ancam dan beri dia banyak uang agar mau meninggalkan negara ini." Jawab Pramudya dengan lemas.

Alan mengamati situasi yang terjadi di rumah Pramudya. "Rupanya kamu benar-benar tinggal di sini Sayang. Dengan begini justru kita akan lebih sering bertemu Sayang." Gumamnya licik. Ya, Alan tadi mengikuti Raline dan Devan pulang. Setelah tahu Raline menuju rumah Pramudya, Alan pun penuh senyum licik.

Bersambung.....

Mohon maaf ya kalau update nya agak lama. Kesibukan di duta benar-benar menguras tenaga. Dan author belum bisa membagi waktu antara menulis dan menjalani kegiatan di duta. Sekali lagi mohon maaf ya #Deep Bow#

Salam hangat dan cinta dari bumi reog Ponorogo 😘😘😘

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
OkitaNiken
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!