NovelToon NovelToon
The Strongest Swordsman Mage

The Strongest Swordsman Mage

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vivi Aulina

[Update Setiap Hari]

Suatu hari dunia mengalami perubahan. Gate dan monster terus bermunculan. Tugas manusia sekarang adalah membasmi para monster sebelum monster-monster itu yang membasmi mereka. Ini adalah cerita seorang pria yang terkenal dengan julukan 'Swordsman Mage terlemah', yaitu Zeha. Dia tiba-tiba mendapatkan kekuatan dari kristal aneh, dan demi menjadi yang terkuat, dia harus mencari sepuluh 'Fragments Of Eternal Power'.

High-Demonic Eyes, kekuatan dari Immortal Demon yang tersegel di dalam Demon Crystal, secara tidak sengaja diaktifkan dan akhirnya menjadi miliknya. Zeha harus menjalani hidup antara cahaya dan kegelapan, kekuatan para dewa dan iblis yang dia miliki, menjadi tumpuan di mana dia akan menjadi yang terkuat.

Dengan kekuatan itu, dia bertekad menjadi penyihir terkuat, melindungi manusia dan membebaskan dunia dari bencana.

+

+

Karya Fantasi-Aksi pertama!

Ayo buruan bacaaa!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi Aulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - PERJALANAN KOTA

Jangan lupa vote, like dan komeeen...

Selamat Membaca...

“Ini barang-barangnya...” Seorang pria berbaju hitam polos datang sembari membawa beberapa barang, berupa pedang, sarung tangan, baju zirah, dan beberapa pakaian yang sudah diperkuat dengan sihir.

“Terima kasih, Cielo,” Zeha membalas, mengambil barang-barang tersebut dan langsung memakainya. Sisa barang yang lain, ia masukkan ke dalam tas.

Cielo Vrendorsan adalah salah satu anggota besar dari serikat perdagangan antar negara. Dia adalah kepala cabang yang berpusat di Wilayah Selatan. Mereka memiliki toko yang menyediakan segala macam barang-barang yang bahkan sulit untuk didapatkan oleh keluarga kekaisaran.

Beruntungnya, Zeha sudah berteman baik dengan Cielo sejak tiga tahun yang lalu, sehingga Zeha bisa mendapatkan barang yang ia inginkan sedikit lebih mudah dari kebanyakan pelanggan.

“Omong-omong, kenapa kau tidak pergi ke acara yang diselenggarakan oleh akademi itu?”

Selain itu, serikat perdagangan yang Cielo jalankan juga merupakan satu-satunya pusat penjualan informasi terakurat yang pernah ada.

“Apa yang kau harapkan dari murid terlemah sepertiku?” Zeha melirik ketus, beranggapan kalau Cielo sengaja menyindirnya.

Cielo tertawa renyah. “Aku hanya sekedar bertanya. Lalu kau akan menggunakan semua perlengkapan ini untuk apa?”

Zeha mengecek perlengkapan yang tengah ia pakai sebelum menjawab, “Untuk berburu di dungeon.”

Jawaban Zeha berhasil membuat Cielo terkejut hingga kedua matanya membola, tak percaya. Pada detik berikutnya, ia tersenyum. “Jangan bercanda. Aku serius.”

“Aku juga serius.”

Cielo terdiam, masih tak percaya. Zeha yang ia kenal sebagai swordsman mage terlemah, ingin masuk ke dalam dungeon? Jelas sekali ia tidak percaya.

“Oi! Yang benar saja!” Cielo tiba-tiba berteriak pelan sembari memukul meja. “Bagaimana caramu melawan semua monster yang ada di si sana?! Bagaimana kalau kau mati dimakan monster?!”

Itu bukan sebuah sindiran, murni kekhawatiran, namun entah kenapa Zeha merasa kesal mendengarnya.

“Bukankah kau terlalu meremehkanku?” balas Zeha kesal.

“Aku bukan meremehkanmu... Aku hanya...”

Zeha tiba-tiba tertawa angkuh sembari berkacak pinggang, membuat Cielo terheran-heran.

“Cielo, asal kau tahu. Aku ini sebenarnya jauh lebih kuat dari monster-monster itu, lho!” ucapnya sombong, sengaja pamer.

Perasaan cemas di wajah Cielo perlahan surut. “Oh, begitu? Apa jangan-jangan monster yang ada di dungeon itu sangat lemah, berbeda dari yang dilaporkan.”

“Sialan! Lagi-lagi kau meremehkanku!” Zeha berteriak kesal.

“Yah, habisnya bagaimana mungkin kau yang tidak punya sihir bisa mengalahkan monster!? Itu, kan jelas mustahil!” Cielo balas berteriak.

“Siapa bilang aku tidak bisa menggunakan sihir?!”

“Hah?” Cielo sepenuhnya ternganga, tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. “Apa kau... Bisa menggunakan sihir?!”

Sekali lagi, Zeha tertawa sombong. “Kau adalah orang pertama yang mengetahui rahasiaku. Berbahagialah...!”

“Apanya yang berbahagia!? Cepat ceritakan apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana kau yang dulunya tak punya sihir sama sekali, sekarang bisa menggunakan sihir!” Mata Cielo dipenuhi semangat dan antusiasme yang tinggi. Ia sangat penasaran dengan cerita yang disembunyikan oleh Zeha.

Zeha terlihat ragu untuk berbicara, tepatnya, ia ragu untuk menceritakan kebenaran tentang apa yang ia alami di dungeon—saat dimana ia mendapatkan kekuatan dari orb yang ia serap.

“Cielo, aku percaya padamu. Kau adalah temanku yang sangat aku percayai di dunia ini.”

Kepala Cielo sedikit miring, ditambah dengan kedua alis yang menyatu. Ia bingung dan bertanya-tanya kenapa Zeha tiba-tiba mengatakan hal diluar pembicaraan.

“Aku sendiri juga masih ingin mencari kebenaran tentang kekuatan sihir yang aku miliki saat ini.” Zeha melanjutkan kalimatnya yang tertunda. “Nanti aku akan menceritakan semuanya padamu.”

Cielo cukup tersentuh. Pernyataan tulus seperti itu, hanya Zeha yang bisa melakukannya.

Cielo tersenyum panjang, “Baiklah.”

Satu kata yang mewakilkan segalanya. Satu kata yang membuat Zeha merasa lega dan tenang.

-

-

-

Hari ini, Zeha memutuskan untuk pergi ke Ibu Kota. Lebih tepatnya, ia ingin mengunjungi akademi, dan bertemu dengan Klaus—Kepala Akademi sekaligus orang yang bertanggung jawab atas semua gate yang ada di kekaisaran.

Tujuan utamanya adalah meminta izin untuk memasuki dungeon tanpa membawa tim. Zeha harus menemukan fragmen sihirnya yang lain yang ada di dalam dungeon. Ia juga ingin melakukan penyerapan tanpa ada seorang pun yang tahu.

Itu mungkin sangat sulit untuk dilakukan, tapi Zeha tetap ingin mencobanya.

Saat ini ia sedang berada di dalam kereta kuda yang tengah berjalan menuju Ibu Kota. Kereta kuda yang sudah ia pesan sebelumnya dari Cielo. Tentunya tidak didampingi oleh pengawal.

Meskipun Cielo adalah temannya, bisnis tetaplah bisnis.

[“Para assassin itu tidak akan mau bekerja jika tidak dibayar dengan harga tinggi. Maaf, ya!”]

Itulah yang dikatakan oleh Cielo.

Zeha juga memaklumi itu, dan dia baik-baik saja tanpa pengawalan.

“Litch. Ada yang ingin aku tanyakan.”

(Master, tumben anda memanggil saya.)

Zeha mendelik jengkel. “Kenapa? Apa kau sedang bermeditasi atau semacamnya?”

(Aku tidak mungkin bisa melakukan itu...)

“Oh, gitu?” Zeha tiba-tiba menggelengkan kepalanya. “Lupakan. Ada yang ingin aku tanyakan.”

(Apa itu, master?)

“Apakah fragmen sihir yang lain memiliki elemen yang berbeda-beda?”

(Iya. Sepertinya saya sudah pernah mengatakannya.)

“Benarkah?” Zeha kembali berpikir. “Sebenarnya aku memiliki banyak pertanyaan. Tapi karena waktu itu kau bilang kalau sebagian ingatanmu dikunci, aku jadi tidak bisa mengatakannya.”

(Ingatanku akan kembali secara bertahap tergantung banyaknya fragmen yang master serap.)

Detik itu juga, wajah Zeha berubah cerah. “Begitu, ya? Kalau begitu aku tinggal mencari fragmen yang lain secepatnya!”

(...iya!)

“Okee... Ayo kita lakukan!”

...****

...

Kereta kuda sudah berjalan cukup jauh. Waktu yang ditempuh selama perjalanan paling cepat adalah satu hari tanpa istirahat, dan paling lama tiga hari dengan istirahat.

Tentunya, Zeha memilih untuk melakukan perjalanan selama satu hari. Ia hanya akan membuang-buang waktu jika beristirahat di tengah-tengah perjalanan.

Beberapa jam berlalu, sang kusir tiba-tiba menghentikan kereta kudanya. Ia tampak begitu terkejut hingga kedua matanya terbelalak. Bibirnya bergetar, tak mampu untuk mengucap sepatah kata.

Zeha lantas keluar lantaran kereta tiba-tiba berhenti tanpa peringatan. Ia menghampiri sang kusir, lantas bertanya. “Ada apa?”

Sang kusir tak berpaling, pandangannya tetap ke depan. Ia berusaha menggerakkan tangan kanannya, menunjuk ke depan. Bibirnya yang bergetar berusaha untuk membuka suara. Ia tengah dilanda ketakutan yang hebat.

“Tu-tuan... Di-di depan...”

Zeha segera mengikuti arah yang ditunjuk, dan saat itu juga ia terkejut mendapati sebuah gate berukuran besar terpampang di depannya, berjarak sekitar sepuluh meter dari tempatnya berdiri.

Ukurannya lebih besar dari gate yang pernah ia masuki.

Zeha berjalan mendekat karena penasaran. Setelah beberapa langkah berjalan, ia dikejutkan oleh energi sihir yang terpancar dari gate tersebut, terasa sangat kuat hingga mampu membuat bulu kuduknya berdiri.

“Litch...”

(Tidak bisa, master. Saya tahu apa yang anda pikirkan, tapi tidak bisa.)

Zeha tanpa sadar meneguk kasar. Keringat dingin mulai menetes satu persatu. “...Berapa jumlah keseluruhan energi sihir di dalam sana?”

(...)

“Litch!”

(...25.382.)

Zeha tersenyum pahit. Itu adalah jumlah energi sihir yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Zeha maju selangkah, berniat memasuki gate.

(Master!)

Litch adalah sosok yang sangat perhitungan dan memiliki rasionalitas yang sangat tinggi. Ia sadar perbedaan kekuatan Zeha dengan monster-monster yang ada di dalam. Karena itu ia melarang Zeha untuk masuk. Litch adalah sosok yang sangat mempertimbangkan resiko.

Dan Zeha adalah pribadi yang bertolak-belakang dengan Litch.

“Litch, jangan khawatir.” Zeha tersenyum tipis. “Aku akan mengalahkan semua monster yang ada di dalam sana. Tidak ada yang tahu kapan gate ini muncul. Jika monster-monsternya keluar, seluruh hutan akan hancur.”

(...)

Litch tidak memedulikan orang lain selain masternya.

“Litch, tolong dukung aku untuk sekali ini.”

(...)

Zeha tersenyum pasrah. Ia merasa jauh lebih sulit menghadapi Litch dari pada Roselina.

Zeha berbalik, melangkah menghampiri sang kusir yang masih membeku. “Tuan, kembalilah ke kota dan minta bantuan kepada kesatria! Beri tahu mereka kalau ada gate tingkat tinggi muncul di jalan utama!”

“Ba-baik...!” Sang kusir langsung menjalankan kudanya, berbalik arah dan melaju sekencang mungkin. Setelah sosoknya hilang dari pandangan, Zeha menghela napas pendek.

“Lalu...” Zeha berbalik. Matanya fokus pada pusaran magis berwarna biru yang berputar di sana. Ia memantapkan seluruh jiwa dan raganya untuk memasuki gate yang diyakini sebagai gate tingkat tinggi.

Tentunya, gate yang berisikan monster-monster yang jauh lebih kuat dari monster-monster yang sudah pernah ia lawan.

“Ayo kita pergi.”

1
Dewo Bumi
cerita na terlalu bertele-tele Thor
Dewo Bumi: gpp 💪💪💪
vamelinaa: se-sebenarnya aku juga ngerasa gitu sih😭
total 2 replies
Gehrman
Apakah ini Reupload?
vamelinaa: iya! makasih sarannya!😄
Gehrman: Lanjutkan Thor, sebenarnya tulisanmu sudah rapi walaupun ceritanya agak klise masih enak dibaca.

Struktur dan pacing ceritanya juga sudah bagus.

Asal rutin update, bakal banyak reader yg baca kok.

Saranku sih bisa diperlihatkan sedikit konflik ceritanya atau motivasi si MC ini biar pembaca tahu ceritanya akan mengarah kemana.
total 3 replies
Gehrman
Emmm keknya aku pernah baca Novel ini deh, kalau tidak salah si nenek ini orang kuat dan bakal jadi guru si MC
Gehrman
Emmm jadi, g akan ada bangsawan2 lain yg ada di luar wilayah kota? 🤔
vamelinaa: ada, tapi gak begitu terkenal
total 1 replies
Alfa Doankk
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!