The Strongest Swordsman Mage

The Strongest Swordsman Mage

BAB 1 - PECUNDANG TERLEMAH

Jangan lupa like, vote dan komen supaya author senang dan makin semangat buat update!

Alexander adalah kekaisaran yang memiliki mage terbanyak dibandingkan dengan kekaisaran yang lain, khususnya Swordsman Mage. Karena banyaknya mage hebat dan berbakat, kekaisaran ini menjadi lebih maju daripada wilayah kekaisaran lainnya.

Kekaisaran ini memimpin tiga kerajaan, yaitu kerajaan timur, barat, dan selatan.

Ibu Kota Kekaisaran Alexander terletak di bagian tengah, yaitu Kota Bern. Kota yang selalu ramai karena banyak tempat-tempat dan bangunan yang indah.

Ibu Kota adalah pusat perdagangan, akademi dan tempat di mana menara sihir berada. Semua bangsawan elit tinggal di Ibu Kota.

Sore ini suasana di Balai Kota tampak jauh lebih ramai dari bisanya. Dikatakan bahwa hari ini adalah hari penobatan Mage dan Swordsman Mage tingkat atas dari Akademi Callister. Ada sekitar lima orang yang sedang berdiri di altar, menunggu penobatan mereka.

Akademi Callister adalah salah satu akademi terkemuka di Kekaisaran. Sebagian besar Mage dan Swordsman Mage tingkat atas adalah lulusan akademi tersebut. Hanya orang-orang berbakat saja yang bisa lulus di akademi tersebut.

Penobatan kali ini diberikan langsung oleh Swordsman Mage tingkat atas lulusan akademi generasi ke-10, Riana Abelard. Rambut warna perak yang indah, mata oranye yang selalu tampak tajam dan dingin. Aura yang dipenuhi wibawa, itulah Riana.

Riana naik ke altar, kemudian ia memberikan lencana dan pedang secara bergiliran pada lima orang tersebut. Setelah sesi penobatan selesai, seluruh penonton yang berdiri di sana langsung bertepuk tangan dan bersorak dengan keras.

"Sekarang negara kita memiliki mage yang lebih banyak daripada negara lain, kan?" Salah satu pria bertanya kepada temannya yang berdiri di samping.

"Kau benar. Aku jadi merasa tenang. Hahaha!" Mereka berdua tertawa bahagia.

Semua orang yang ada di sana tampak sangat gembira, terkecuali Zeha yang sedari tadi memasang ekspresi sendu. Zeha adalah mantan siswa dari Akademi Callister, tapi ia tak bisa menguasai ilmu sihir sedikit pun. Ia juga tak mengerti bagaimana bisa dia lulus ujian masuk. Saat itu ia mengira kalau belajar di akademi akan bisa membuatnya menjadi mage yang hebat, namun ternyata selama lima tahun dia sekolah, tak satu pun dia bisa menguasai ilmu sihir. Hingga pada akhirnya, dia dikeluarkan dari akademi.

“Mage di negara kita benar-benar berbakat!”

"Berbakat, ya?"

Zeha tak menyalahkan pernyataan itu. Ia mengakuinya, kalau semua orang selain dirinya itu memiliki bakat yang hebat sampai bisa menjadi Swordsman Mage tingkat atas. Sedangkan dirinya hanya penyihir abal-abal yang kebetulan memiliki kapasitas mana yang melimpah.

Sihir.

Kemampuan luar biasa yang diberikan pada manusia. Namun, tidak semua orang bisa memilikinya. Hebat atau tidaknya sihir seseorang bisa diketahui melalui kapasitas mana mereka. Semakin banyak mana yang kau miliki, maka semakin besar pula sihir yang bisa kau hasilkan. Biasanya mereka yang memiliki kapasitas mana yang banyak adalah para bangsawan.

Namun kasus Zeha berbeda. Dia bukanlah seorang bangsawan, melainkan hanya anak dari seorang nelayan. Ia juga tidak begitu mengerti kenapa bisa memiliki kapasitas mana yang melimpah, sementara orang tuanya tidak memilikinya.

Meskipun itu hanya kesenangan sesaat sebelum Zeha menerima fakta bahwa sihirnya tidak bisa berkembang.

Pihak akademi menyatakan bahwa Zeha menderita penyakit penyumbatan mana. Meskipun itu hanya asumsi sebagai bentuk peralihan dikarenakan mereka sendiri tak tahu masalah apa yang sebenarnya diderita oleh Zeha.

"Nak, apa kau punya uang?"

Seorang wanita tua tiba-tiba memegang tangan kiri Zeha untuk menahan. Alhasil Zeha terkejut dan langsung menoleh ke belakang.

"Astaga, nenek. Ada perlu apa?"

"Nak, nenek lapar.”

"Hah?"

Zeha tak tahu apa yang sedang terjadi, tapi yang jelas sekarang ia perlu memberikan makanan pada nenek itu. Mereka berdua berakhir di sebuah toko roti yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka bertemu. Zeha membelikan cukup banyak roti untuk sang nenek. Nenek itu memakan semua rotinya, dia terlihat sangat lapar.

“Pelan-pelan makannya, nek,” ucap Zeha.

Sang nenek tidak menghiraukan perkataan Zeha dan terus melahap dengan cepat sampai roti itu habis tak bersisa.

“Aku menghabiskan 20 perak untuk roti ini. Kurasa aku akan diet malam ini.” Zeha hanya bisa tersenyum simpul mengingat ia tak memiliki uang yang cukup.

“Terima kasih, nak. Kamu baik sekali.” Nenek itu tersenyum manis sampai berhasil membuat hati Zeha menghangat.

“Iya, sama-sama, nek.”

“Karena kamu sudah membelikan nenek roti, nenek akan memberimu hadiah.”

“Nenek mau memberiku hadiah?” Tatapan Zeha berubah saat mendengar ucapan sang nenek. Ia jelas tak mempercayai ucapan nenek itu karena ia tahu kalau nenek itu adalah seorang pengemis yang tak punya uang.

“Tatapanmu itu entah kenapa membuat nenek kesal,” ucap nenek. Mendengar ucapan sang nenek, Zeha hanya bisa terkekeh malu.

“Kau tidak bisa mengembangkan sihirmu sama sekali, kan?” lanjut sang nenek.

Ketika mendengar kalimat itu, senyuman Zeha memudar, matanya membulat dan menajam. “Bagaimana nenek bisa tahu?!”

“Kalau kau ingin tahu, maka datanglah ke tempat ini. Nenek akan menunggumu,” ucap sang nenek sambil memberikan secarik kertas persegi panjang pada Zeha.

Zeha memandangi kertas tersebut cukup lama sebelum dia mengambilnya. Ia kembali membaca teks yang ada di kertas itu dengan kening berkerut.

“Bukankah ini ada di wilayah selatan?”

“Benar. Datanglah ke sana, maka nenek akan memberimu hadiah yang bagus.”

Zeha kembali memandangi kertas itu, membaca dengan teliti alamat yang tertera di sana.

“Tapi, nek. Aku harus bekerja—” Saat menoleh, Zeha dikejutkan oleh sosok sang nenek yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Bahkan dia sendiri tidak bisa merasakan keberadaan nenek itu.

Zeha memutar wajahnya ke kiri dan ke kanan guna mencari sosok sang nenek, namun anehnya dia tetap menemukannya.

“Apa-apaan nenek itu?” Entah kenapa seluruh tubuhnya mendadak merinding.

...*****...

Zeha sedang dalam perjalanan menuju penginapan. Hari ini entah kenapa dia merasa seperti telah bertemu dengan orang yang luar biasa. Ia sangat yakin kalau nenek itu bukanlah seorang pengemis.

“Hei, pecundang!”

Langkah Zeha sontak terhenti ketika ada yang memanggilnya. Ia benci mengakuinya, namun para murid di akademi memanggilnya pecundang. Karena ketidakmampuannya dalam menguasai sihir, ia kerap kali ditindas oleh para murid berandal. Salah satunya adalah pria yang memanggilnya tadi, Ryu Giriand.

“Hei, pecundang! Apa kau tidak dengar? Aku memanggilmu, sialan,” ucap Ryu—sedang berdiri di gang kecil bersama dua orang temannya.

Zeha melirik sekilas, lalu menjawab dengan nada dingin. “Ada apa? Aku sedang sibuk.”

Emosi Ryu langsung meninggi ketika melihat sikap Zeha yang terkesan dingin dan angkuh padanya. “Dasar bajingan tengik!”

Ryu menjulurkan tangan kanannya. “Kemarilah, bangsat!”

“Urk!” Tiba-tiba saja tubuh Zeha terangkat. Zeha memegangi area lehernya seolah tengah dicekik oleh sesuatu. Beberapa detik berikutnya, tubuhnya bergerak dengan sendirinya—mengarah pada Ryu.

Ryu langsung mencengkeram kuat leher Zeha dan membenturkan tubuhnya ke dinding.

“Kuagh!” Zeha tengah berusaha untuk melepaskan cengkeraman di lehernya, namun ia sangat kesulitan karena Ryu menggunakan sihir telekinesis untuk mengendalikan tubuhnya.

"Mati kau, bajingan hina!"

Zeha tak bisa melawan karena ia tak punya sihir. Alhasil, ia hanya bisa mengandalkan kekuatan fisiknya untuk melepaskan diri. Meskipun itu sangat mustahil dilakukan.

“Mohon ampunlah padaku kalau kau masih ingin hidup,” ucap Ryu yang diiringi oleh seringaian tajam.

“Kugh!” Tangan kiri Zeha bergetar hebat. Ia sedang berusaha menggerakkan tangan kirinya. Meski membutuhkan waktu yang cukup lama, ia akhirnya berhasil. Zeha mengangkat jari tengahnya pada Ryu sebagai jawaban atas penawarannya tadi.

Ryu jelas naik pitam. Aura yang ia pancarkan berubah drastis menjadi begitu mencekam.

“Bajingaan ...! Kubunuh kau ...!"

Terpopuler

Comments

Mr. Wilhelm

Mr. Wilhelm

Apakah ini Reupload?

2024-03-31

0

Mr. Wilhelm

Mr. Wilhelm

Emmm keknya aku pernah baca Novel ini deh, kalau tidak salah si nenek ini orang kuat dan bakal jadi guru si MC

2024-03-31

0

Mr. Wilhelm

Mr. Wilhelm

Emmm jadi, g akan ada bangsawan2 lain yg ada di luar wilayah kota? 🤔

2024-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!