Menanti Janji

***

6 bulan telah berlalu, kini Juna dan Sri masih menjalin pertemanan yang semakin baik dan akrab sehingga keduanya saling nyaman bahkan tidak ingin jika pertemanan itu berakhir begitu saja.

Sementara Sri yang menganggap semua ini lebih dari sekedar teman, dia bahkan selalu memberikan perhatian penuh kepada pria itu. Disaat hari-hari Juna terasa bosan, Sri lah yang paling terdepan untuk menemani. Apa lagi wanita itu sering sekali berada di apartement Juna untuk sekedar memasak dan menginap disana.

Merasakan hal itu, Juna semakin tidak ingin melepas Sri. Menjaga pertemanan ini dengan baik agar Sri tidak kecewa terhadapnya.

Tapi berbeda dengan Nara, hubungan mereka semakin renggang bahkan lost kontak dalam beberapa bulan ini. Juna seperti telah melupakan semua janjinya, juga sisa-sisa cinta nya untuk Nara tinggal sedikit lagi. Yah kasihan sekali, Entah bagaimana dengan Nara, apa kah gadis itu akan baik-baik saja jika mengetahui semua kebohongan Juna?

Tega sekali hati hati Juna menyakiti gadis itu, apakah dia lupa masa-masa indah yang pernah mereka lewati? Hem dasar laki-laki buaya!

Kecewa-kecewa!!!

"Kak Jun! Nanti malam aku mampir ke apartement mu, boleh tidak? " ucap Sri yang terdengar manja dan merengek layaknya seperti anak kecil. Dia pun pagi ini menghampiri Juna ke kantor hanya untuk membawakan bekal, karena selama beberapa bulan ini sudah menjadi kebiasaanya sehingga Juna tidak pernah lagi makan diluar saat jam istirahat.

"Tentu boleh Sri, bukankah kamu punya kartu akses masuk? Sekarang pun kamu datang boleh aja! " Sahut Juna sangat bersemangat kala melihat wajah cantik Sri, apa lagi datang membawa bekal, rasanya Juna senang sekali mendapat perhatian yang penuh dari wanita itu.

"Ih kak Juna, ngapain coba aku datang klo gak ada kamu? Gak seru tau! "rengeknya lagi sambil bergelayut manja di lengan pria itu. Sri berperilaku seperti ini sama sekali tidak ada rasa segan lagi karena Juna selalu membiarkannya.

"Hehe iyah iyah! Ya udah datang nanti malam, aku tunggu loh! Awas klo gak datang! " Juna pun sama, dia bahkan memperlakukan Sri layaknya seperti kekasih, dia dengan lancang mengecup bibir Sri tanpa deg-degan lagi.

Cup!

Dan lagi-lagi Sri merasa melayang diawan-awan, oh romantis sekali padahal baru pagi-pagi! Pokoknya Sri juga harus membalas ciuman ini. Titik!

"Ya udah gih aku mau pergi dulu, selamat bekerja kak Jun. Jangan lupa semangat! "

Cup!

Balasan ciuman nya!

Sri pun sampai melompat kegirangan saking senangnya saling cium-cium bibir seperti ini, bahkan dalam hati dia sangat ingin sekali lebih dari sekedar ciuman. Jika boleh dia ingin sekali melakukan hal yang lebih intim kepada pria itu. Ah dasar mesum! 😖

Melihat Sri yang melompat-lompat kegirangan, Juna tampaknya mengulum senyum sembari mengusap bibirnya dengan jari. Ah, Entah kenapa setiap berada didekati Sri suasana hatinya selalu bahagia. Sungguh pikiran nya sudah tidak lagi berpihak untuk Nara. Cincin tunangan yang melingkar di jari manisnya saja saat ini telah tiada, demi menjaga perasaan Sri dia rela melepaskan. Ya ampun kasihan sekali! 😭

Namun disisi lain, Nara masih setia dan selalu berharap jika Juna masih mencintainya. Kejadian beberapa bulan lalu telah dijelaskan secara detail oleh Juna walaupun hanya kebohongan tapi Nara mempercayainya dan tidak memperpanjang lagi.

"Na hubungan kamu dan Juna bagaimana, masih aman kah ? tanya Tuti, kedua gadis itu tengah bersantai ditanam sekarang. Hitung-hitung buat hilangi rasa penat di hati.

"Hem masih aman sih Tut, cuman kok aku merasa Juna udah berubah sekarang! "

"Maksudnya? "

"Kami lost kontak Tut, dulu Juna yang selalu setia memberi kabar. Sekarang gak lagi, nomornya aja jarang aktif! "

Menceritakan kepada Tuti apa yang tengah di rasakan nya bukan hal yang buruk, Nara malah bersyukur punya sahabat kayak Tuti karena apa pun kekesalannya dia bisa curahkan kepada sahabatnya itu.

"Ya ampun aku gak nyangka beb, trus kamu gak mempertanyakan kejelasan dari semua ini? "

Melihat Nara sedih, bawaannya Tuti pun ikut mewek. Rasanya tidak sanggup jika harus melihat Nara menangis, hati Tuti juga terasa teriris.

"Bagaimana bisa aku bertanya sementara Juna tidak ingin menghubungi ku! "

Dan memang benar saja, Nara pun ingin sekali mempertanyakan soal hubungan mereka. Tapi bagaimana? Juna sendiri tidak ingin terhubung dengannya.

"Aku ikut sedih mendengar ini! " ucap Tuti mulai berkaca-kaca, keduanya saling berpelukan bahkan Tuti antusias mengelus pundak sahabatnya. "Makasih Tut kamu selalu ada buat aku! " Walau pun Nara menangis tapi hatinya masih bisa berterima kasih atas kebaikan Tuti padanya, dimana lagi ada coba sahabat yang seperti itu?

"Na, jujur aku gak ingin kamu berlarut seperti ini, saran ku mending cari kesenangan untuk sekedar pelampiasanmu! "

Ide cemerlang itu pun terbesit di otak Tuti, sebenarnya dia hanya bermaksud agar Nara tidak sesedih - sedih ini lagi. Jika ada seseorang yang mengisi kekosongan hatinya mungkin perlahan dia bisa melupakan Juna.

Perlahan, Nara melerai pelukan mereka lalu menatap Tuti dan menggelengkan kepalanya.

"Gak Tut, aku gak bisa! Menepati orang lain dihatiku sangat susah! " ucapnya dengan lesu sembari menjatuhkan kedua bahunya, lelah! "Hais kamu ini, klo Juna bermain -main yah tinggal balas dong! susah amat jadi cewek! " saat melihat Nara yang semakin lembek hati Tuti semakin geram, dalam urusan cinta-cinta seperti ini sebenarnya dia banget tapi sayang sejauh ini dia masih jomblo.

Biar pun Nara tidak setuju dengan idenya, tapi Tuti tetap kekeuh. Tidak bisa di biarkan, pokoknya harus cari cowok cakep untuk Nara biar hatinya tidak sesakit-sakit ini lagi! batin Tuti sambil tersenyum mengangguk - angguk!

Ah dasar sahabat lakna! 😂

"Kita pulang yuk Tut, aku bosan disini!" ucap Nara berdiri dari duduknya. Menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya dengan perlahan, tangannya mengusap seluruh air matanya. Dia sudah agak baikan sekarang, enaknya sehabis nangis langsung tidur maka dari itu Nara bersiap ingin pulang sekarang.

"Oke deh, tapi please jangan nangis lagi! " sahut Tuti ikut berdiri lalu memegang kedua pipi Nara dengan gemes. "Udah gak nangis kok, udah kamu tenang! " melihat tingkah Tuti alhasil dia tersenyum, ya ampun lucu sekali sahabatnya itu!

"Nah gitu dong, harus senyum Na! Senyum!"

"Ih udah, nih udah senyum! "

"Kurang lebar Na, lebarin dikit! "

"Ah Tut jangan ngadi-ngadi! "

Akhirnya Nara terhibur dengan sikap Tuti, sehabis nangis dia langsung saja disambut dengan senyuman kembali. Tuti paling bisa dah buat kembalikan moodnya!

***

BERSAMBUNG...

Request dari pembaca! Kita udah up episode baru!

Buat teman-teman ayo mampir..

Ingat, jangan lupa tinggalkan jejakmu!

Terimakasih. 😊😊😊