NovelToon NovelToon
CINTA KITA BELUM USAI

CINTA KITA BELUM USAI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Beda Usia
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Cinta beda usia namun murni bukan karena embel embel mencari materi tapi karena kesalahpahaman membuat kisah keduanya harus berakhir tanpa kata selesai. Hana yang merasa kecewa karena penolakan sepihak yang diberikan ibu si pria membuat hana memutuskan pergi membawa buah cintanya bersama pandu. Sementara pandu kelimpungan mencari hana sampai membuat hidupnya berantakan.

Penasaran sama kisahnya?
Yuk mampir, baca dan jangan lupa like serta dukungannya yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Surabaya2

Diam diam adnan seringkali memergoki hana menangis. Alasan hana menangis tentu saja karena merindukan ayah dari bayi dalam kandungannya. Hamil tanpa suami tentu bukanlah hal yang mudah apalagi hana mengalami mual dan muntah diwaktu waktu tertentu.

Seperti sejam yang lalu, hana muntah muntah di dalam kamar mandi sampai membuat wajahnya pucat dan tubuhnya lemas. Tapi hana yang memang tak mau menyusahkan adnan lebih banyak lagi memilih untuk diam dan tidak mengeluhkan apapun.

"Han"

Tok

Tok

Tok

Adnan mengetuk pintu kamar hana dengan sebelah tangannya yang memegang segelas besar teh hangat.

Ceklek

"Ya mas"

"Nih" adnan mengangsurkan segelas teh hangat kehadapan hana.

Sudah menjadi rutinitas rutin bagi adnan setiap menjelang maghrib hana memang akan muntah muntah dan adnan akan membuatkan segelas teh hangat manis untuk sang adik. Perhatian yang adnan berikan memang membuat hana bahagia tapi tetap saja pasti akan sangat berbeda sekali jika pandu yang memberikan perhatian itu untuknya.

"Kenapa nangis? Apa perutnya sakit?"

Adnan mendapati mata hana yang memerah dan ada sisa air mata disudut matanya.

Hana hanya menggeleng dan memberikan senyum manisnya.

"Kamu kangen sama pacar mu?"

Tak menjawab hana malah menyesap teh manisnya sambil memejamkan mata.

"Ayo duduk di sofa." Ajak adnan dan diikuti oleh hana.

"Kamu kangen sama pandu?"

Adnan mengulang pertanyaannya dan hana masih saja betah dalam diamnya sambil kembali menyesap tehnya.

"Han"

"Kalau aku bilang kangen apa mungkin aku bisa ketemu dan peluk dia mas?"

Mata hana sudah berkaca kaca.

"Kalau memang kamu mau, mas akan antar kamu untuk ketemu sama pandu."

Hana menggeleng samar sambil menarik napas panjang. Dadanya sesak bak dihimpit banyak batu besar.

"Han"

"Aku kangen mas, tapi aku ga berani untuk ketemu dia. Ibunya, ibunya ga suka sama aku. Aku takut nanti yang ada aku dihina lagi, kemarin saja aku dikata katain matre terus kalau ibunya mas pandu tau sekarang aku hamil." Hana menggeleng tak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Jujur saja mas menyesal bawa kamu pindah kesini."

Deg

Wajah hana langsung berubah pias. Dadanya berdegup kencang mendengar pengakuan adnan sang kakak.

"Bukan han, bukan begitu maksud mas."

Adnan melihat wajah hana sudah langsung muram dan air mata membasahi pipi tirus adiknya.

"Menyesal yang mas maksudkan itu bukan menyesal membawa kamu tinggal bersama mas tapi terburu buru membawa kamu kesini tanpa berbicara dulu dengan ayah anak mu."

Makin tangis hana malam itu, setelah dua bulan pindah ke surabaya baru kali ini kakak dan adik ini berbicara serius.

"Harusnya kita tunggu dulu pacarmu pulang dari luar negeri. Sebuah hubungan memang sangat butuh restu tapi kan situasinya berbeda untuk mu. Kamu memang harusnya bersama pacarmu bukannya disini. Mas salah han, mas harusnya tidak gegabah."

Hana diam, tapi air matanya tak mau berhenti keluar. Sejujurnya hana butuh pandu ada disampingnya melewati masa kehamilan yang seharusnya dilalui dengan suasana kebahagiaan tapi jika sekarang hana harus datang mencari pandu dalam kondisi perut buncit. Malu dan takut tak di terima oleh pandu hal itulah yang menjadi ketakutan dalam hati hana.

"Han"

Hana menggeleng.

"Mas, aku ga mungkin cari mas pandu. Aku ......"

"Kamu takut pandu tidak menerima kalian?"

Tebak adnan dan memang benar.

"Ini anaknya dia, seharusnya dia tidak punya alasan untuk menolak kamu apalagi kalian sama sama mencintai kan?"

Genggaman tangan hana pada gelas tehnya menguat. Dadanya kian sesak, nyeri sekali. Hana ingin menjerit kuat kuat tapi ia menahan diri agar tak sampai melakukannya. Kebimbangan di hati hana menguar dalam seketika. Hana ingin bertemu pandu dan memberitahukan kehamilannya tapi hana pun takut kalau nanti akan mendapatkan cacian lebih keji dari ibunya pandu.

"Han, pikirkan lagi. Mas tidak keberatan untuk menghubungi dia kalau kamu memang ingin bertemu dengannya atau bahkan kalian menikah sekalipun. Mas bukannya menyerah akan kesanggupan mas diawal tentang membiayai kamu dan bayimu tapi melihat bagaimana keadaan mu, mas jadi nelangsa."

Dan kali ini, bukan hanya hana saja yang terisak karena adnan pun sampai meneteskan air matanya.

...****************...

1
muhammad affar
ayo lawan aja mereka dasar emak dan mantan yg sakit
🌹Nabila Putri🌹
lha.... kmrn kmn mb Anabelle. secara hukum anda salah meninggalkan anak-anak yg masih butuh ibunya.anak juga ga mau kok sama anda.
semoga pandu dan Hana bisa mempertahankan keluarga dan anak-anak Dr mak Lampir
🌹Nabila Putri🌹
hahaaaa... emang kl bini ngambek masalah rumah tangga akan selesai diatas ranjang🤣🤣🤣🤣
ranny kurnia mega
tunggu up selanjutnya ya kakak.
Pahrul Alfan
terlalu lembek Hana dan pandu.kenapa ngga menggunakan kekuasaan yang miliki harus tegas dong.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!