Keyla Lovania Anderson

"Sayang" panggil Raefal pada istrinya setelah mereka sudah di kamar

"Kenapa mas? apa ada sesuatu?" tanya Raisha khawatir melihat suaminya yang lesu

"Mas sudah bicara sama Gerald, apa kamu tidak keberatan jika semua usaha mas akan beralih pada Keyla disaat Keyla sudah berusia 23 tahun?"

"Gak masalah mas, tapi bukankah itu terlalu lama mas? bukannya kemarin keputusan mas setelah dia lulus SMA?"

"Harusnya gitu sayang, tapi sepertinya lebih baik setelah dia lulus kuliah saja sayang, mas kasihan harus lihat Keyla nanti yang harus mengurus semuanya setelah lulus SMA, dia pasti akan sedikit merasakan masa kebebasan nya sebelum terjun dengan begitu banyaknya berkas"

"Heum mas benar"

"Kapan jadinya kita akan kembali ke Inggris mas? apa kita akan bisa meninggalkan Keyla sendirian di sini? walau hanya beberapa hari?" tanya Raisha sendu

"Itu juga yang sedang mas pikirkan sayang, tapi mau bagaimana semuanya butuh tanda tangan mas disana supaya nanti enak tinggal di teruskan oleh anak kita, tapi kalau kamu gak bisa tinggalin Keyla sendirian, mas gakpapa pergi sendirian sayang"

"Enggak, apa yang mas katakan, kemana pun suami pergi pasti istri akan ikut kemana pun itu"

"Tapi sayang.... "

"Cuman sebentar kan mas? kita pasti akan kumpul lagi sama Keyla seperti biasanya"

"Entah lah sayang, entah kenapa mas merasa ada sesuatu yang mengganjal" jelas Raefal lirih

"Mas jangan terlalu memikirkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi, yakin kita pasti bisa mas, ingat ada anak kita yang masih kecil yang harus kita rawat" ucap Raisha seakan mengerti kemana jalan pikir dari suaminya

"Sekarang kita tidur ya mas, besok kita sudah mulai bersiap, dan meminta izin pada Keyla"

Raefal pun berbaring dan di ikuti sang istri, mereka pun tertidur sambil berpelukan, karena sudah seperti rutinitas setiap malamnya

'Aku juga mikirnya gitu mas, bahkan aku yang lebih ngerasain, tapi aku harus kuat untuk mas, jika memang takdir kita seperti itu, maka kita harus siap mas, kita tidak ada kuasa untuk melawan Takdir Tuhan' lirih Raisha dalam pelukan sang suami

Pagi harinya.....

"Selamat pagii mamaa, papaa" teriak seorang gadis yang memenuhi seisi rumah, siapa lagi kalau bukan peri kecil mereka Keyla

"Selamat pagi sayang, tumben bangun cepet ada apa nihh" tanya sang mama

"Yaa kan anak mama ini selalu rajin tiap hari ma"

"Iya dehh si paling rajin"

"Ih bener lho mah, Key kan rajinnya disaat libur aja hehe" jawab Keyla cengengesan

"Lho masak libur sayang? perasaan kemarin kakak mulai sekolah" kaget sang mama

"Salahin aja papa maa, siapa suruh daftarin anaknya hari jum'at jadinya kan Key mulai masuknya hari sabtu" rajuk Keyla

"Iya deh, papa salah, kakak mau ice cream ndak??" bujuk sang papa pada Keyla

"Mau, mauuuuu" jawab Keyla semangatt

Tanpa mereka sadari ada yang melotot dengan interaksi mereka

"Apaaa??? ini masih pagi yaahh gak usah macem-macem, masih pagi mau makan ice cream" omel Raisha pada mereka berdua

"Ya kan nanti sih belinya kalau udah agak siangan, masak pagi ya kan pa"

"Bener itu sayang" bela sang papa

"Ohh jadi gitu yaa okee, hari ini kalian gak usah sarapan, beli aja sana ice cream ituu sampe perut kalian meledak" ngambek Raisha pada dua manusia yang sama-sama suka ice cream itu

"Aaaa mamaa jangan gituuu" rengek keduanya bersamaan, sedangkan Raisha sudah cekikikan karena merasa geli dengan tingkah mereka

"Maa jangan ngambek dong nanti cantiknya hilang" bujuk Keyla

"Iya maa nanti mas, apa ya?" ucap Raefal memikirkan apa yang cocok untuk membujuk istrinya

"buahahahaha"