NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Di sebuah kamar yang luas, yang di dominasi warna hitam abu abu, seorang wanita cantik tengah membereskan tempat tidurnya setelah melaksanakan sholat subuh, di pandanginya sebuah foto di atas nakas samping tempat tidur, foto lelaki yang dia cintai, siapa lagi kalo bukan foto Irul. Yah, Dian tidur di kamar pribadi Irul, sedangkan Irul tidur di kamar tamu.

Setelah merapikan kamar yang di tempatinya, Dian keluar kamar, tujuannya adalah dapur, dia akan membuatkan sarapan untuk Irul dan calon mertuanya, membayangkannya membuat Dian bahagia, siapa yang tidak bahagia jika di terima dengan sangat baik oleh calon mertua.

"Selamat pagi bi". Sapa Dian yang melihat bi Nining yang sedang menyiapkan bahan untuk memasak.

"Pagi non, non Dian kenapa kemari, istirahat lagi saja non, non Dian pasti masih lelah". Jawab bi Nining.

"Ngga papa bi, Dian udah cukup istirahatnya, bibi mau masak apa biar Dian bantu". Ucap Dian.

"Bibi si biasanya masakin nasi goreng buat aden non, kalo ibu biasanya cukup di sediakan roti sama buah non, non Dian apa ada yang mau bibi buatkan". Ucap bi Nining.

"Ngga papa bi, Dian biar makan nasi goreng juga, kalo begitu biar Dian yang bikin nasi gorengnya ya bi, bibi bisa tolong goreng telur ceplok sama ayam ya bi". Ucap Dian tersenyum.

Dian dan bi Nining pun memulai masak memasaknya sesuai tugas yang di bagi Dian tadi. Setelah selesai membuat nasi goreng, Dian membuat kopi untuk Irul, dan teh untuk bu Ida, untuk Dian sendiri dia membuat coklat panas.

"Mari non bibi bantu taro di meja makan". Ucap bi Nining.

"Sayang kamu sudah bangun ternyata". Tanya bu Ida sambil berjalan menuju meja makan.

"Selamat pagi bu, ibu mau langsung sarapan". Ucap Dian.

"Nanti aja sayang, nunggu masmu bangun". Jawab bu Ida.

"Kalo gitu Dian pamit mau mandi dulu ya bu, Dian udah buatin ibu teh, ibu bisa minum tehnya dulu bu". Ucap Dian.

"Iya nak, terimakasih ya sayang". Ucap bu Ida sambil mengelus tangan Dian.

Dian pun meninggalkan bu Ida, Selagi masih menunggu sang kekasih bangun, Dian lebih baik mandi dulu supaya badannya lebih segar, sebenarnya Dian masih merasa sedikit lelah, tapi dia tidak mungkin bangun siang di rumah sang calon mertua.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Dian pun keluar dari kamar, ternyata sudah ada Irul yang sedang meminum kopinya di ruang keluarga.

"Eh mas udah bangun". Tanya Dian sambil menghampiri Irul.

"Bahkan mas sudah mandi sayang, tadi mas masih ngantuk banget, jadinya abis sholat subuh mas lanjut tidur, maaf ya sayang". Ucap Irul sambil mengelus tangan Dian yang berdiri di depannya.

"Iya mas ngga papa, aku udah masakin mas nasi goreng, sarapan dulu yuk mas, ibu juga belum sarapan nungguin mas bangun". Ucap Dian sambil mengelus rambut Irul.

"Ayo sayang, makasi ya kopinya, rasanya pas, mas suka". Ucap Irul sambil memeluk pinggang Dian.

"Sama sama mas, mas duluan aja ke meja makan, aku panggil ibu dulu, ibu dimana ya mas". Tanya Dian.

"Tadi ibu masuk ke kamarnya sayang, kamu samperin aja di kamarnya, mas tunggu di meja makan". Ucap Irul.

Tanpa berlama lama lagi Dian langsung pergi ke kamarnya bu Ida untuk memanggilnya sarapan. Dengan perlahan Dian mengetuk pintu kamar sang calon mertua. Tak lama muncullah bu Ida.

"Ayo bu sarapan, mas Irul udah di meja makan". Ucap Dian dengan lembut.

"Ayo sayang". Ucap bu Ida.

Dian menggandeng tangan bu Ida menuju meja makan, sudah tidak ada rasa canggung lagi kepada bu Ida, Dian memperlakukan bu Ida seperti ibunya sendiri, karna bu Ida pun memperlakukan Dian begitu sayang.

Irul yang melihat kedua wanita yang sangat di cintainya itu tersenyum bahagia.

"Silahkan duduk bu". Ucap Dian sambil membantu bu Ida duduk di kursinya.

"Terimakasih sayang". Ucap bu Ida.

Dian hanya membalas ucapan bu Ida dengan senyuman tulus, lalu duduk di samping Irul.

"MasyaAllah nak, kamu beruntung sekali mendapatkan Dian nak". Ucap bu Ida kepada Irul yang duduk di depannya.

"Alhamdulillah bu, berkat doa ibu juga kan Irul bisa di pertemukan dengan Dian". Jawab Irul lalu menatap penuh cinta pada sang kekasih.

Dian hanya menunduk tersipu malu.

"Ayo ayo kalo gitu kita langsung sarapan, kata bi Nining yang buat nasi gorengnya nak Dian, jadi hari ini ibu mau sarapan nasi goreng". Ucap bu Ida.

Dian pun berdiri, meminta piring bu Ida untuk dia isi nasi goreng, begitu juga dengan piring Irul, Dian begitu bahagia bisa melayani bu Ida dan Irul.

Mereka bertiga pun sarapan dengan tenang, bu Ida terus memuji masakan Dian, jangan lupakan Irul yang selalu membanggakan sang kekasih.

Setelah sarapan, bu Ida mengajak Dian ke belakang rumahnya, di belakang rumah itu ada taman yang penuh dengan pohon buah dan tanaman bunga.

"MasyaAllah bu, ternyata disini banyak tanaman bunga dan juga buah ya bu". Ucap Dian takjub.

"Iya sayang, kamu kan tau sendiri dari dulu disini ibu hanya bersama Irul dan juga bu Nining yang sudah ibu anggap seperti saudara sendiri, jadi kalo Irul ngga di rumah, rumah tuh sepi sekali, makanya ibu berinisiatif untuk menanam buah dan juga bunga disini". Ucap bu Ida.

Setelah Dian terlihat puas, bu Ida mengajak Dian duduk di gazebo yang ada disana.

"Nak, boleh ibu bicara, ada yang mau ibu tanyakan sama kamu". Tanya bu Ida sambil menatap Dian tulus.

"Apa itu bu, ibu boleh tanyakan apapun kepada Dian". Jawab Dian tersenyum.

"Maaf jika pertanyaan ibu menyinggung perasaan kamu, apa setelah menikah kamu bisa berhenti mengajar dan tinggal disini bersama ibu". Bu Ida menghela napas sejenak lalu melanjutkan perkataannya.

"Kamu kan tau, Irul satu satunya anak ibu, ibu hanya ingin menikmati masa tua ibu bersama anak, menantu dan cucu cucu ibu, ibu sebenarnya ingin Irul tetap disini, bekerja disini saja, tapi ibu juga tidak ingin menjadi penghalang cita cita Irul". Ucap bu Dian yang sudah meneteskan airmata.

"Bu, Dian sudah katakan kepada mas Irul, bahwa Dian akan ikut kemana pun mas Irul pergi, kalo mas Irul menginginkan Dian untuk berhenti mengajar dan mas Irul ingin kami tinggal disini setelah menikah, Dian tidak masalah bu, Dian malah senang karna bisa merawat ibu, karna ibu pasti sudah tau, di dunia ini Dian hanya sebatang kara bu, Dian tidak memiliki siapapun, hanya mas Irul yang Dian miliki bu". Ucap Dian yang juga meneteskan airmatanya.

Bu Ida yang mendengar penuturan Dian pun memeluk sang calon menantu dengan erat, Dian yang sudah lama tak pernah mendapat pelukan seorang ibu pun menangis tersedu sedu di pelukan sang calon ibu mertua.

Tanpa mereka sadari, di ujung sana sudah ada Irul yang mendengarkan percakapan mereka dari awal, hatinya begitu teriris mendengar pengakuan sang ibu yang ternyata begitu kesepian, dan juga begitu sakit mendengar perkataan sang kekasih.

"Mas janji tidak akan pernah menyakiti kamu sayang". Ucap irul lirih.

Irul pun meninggalkan kedua wanita yang sangat berarti di dalam hidupnya itu, Irul membiarkan kedua wanitanya menenangkan diri.

"Eh den, ngga jadi manggil non Diannya". Tanya bi Nining yang melihat Irul berjalan sendiri.

"Ngga jadi bi, biarin ibu sama Dian dulu ya bi, mereka lagi nikmatin waktu berdua". Jawab Irul.

Bi Nining yang tadinya ingin membawakan cemilan ke belakang pun berbalik mendengar perkataan Irul.

Irul termenung duduk di ruang kerjanya, apa yang harus dia lakukan sekarang, apa lebih baik dia juga berhenti dari pekerjaannya yang sekarang dan membawa Dian untuk tinggal disini, tapi dia merasa ragu, apa dia egois jika meminta Dian untuk berhenti mengajar, ada perasaan takut di dalam dirinya.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, terdengar suara Dian yang memanggil namanya.

"Masuk aja sayang". Ucap Irul.

Masuklah Dian dengan wajah yang terlihat lebih segar, sepertinya dia habis cuci muka sehingga tidak terlihat seperti orang yang habis menangis.

"Mas aku mau ikut bi Nining ke pasar tradisional yang ada disini boleh ngga mas". Tanya Dian.

"Boleh sayang, sekalian mas antar aja kesananya, jaraknya lumayan agak jauh". Jawab Irul.

"Ya udah mas kita jalan sekarang aja yuk". Ucao Dian.

Dian yang akan melangkah keluar terhenti saat Irul menahan pergelangan tangannya, Dian pun menatap Irul lalu bertanya ada apa, tanpa menjawab Irul langsung memeluk tubuh sang kekasih dengan erat.

"Aku harap kamu bahagia bersama mas sayang". Ucap Irul sambil mengelus kepala belakang Dian.

"Aku bahagia mas, asal mas selalu mencintai Dian dan tidak pernah mengkhianati Dian". Jawab Dian membalas pelukan Irul tak kalah erat.

"Mas janji akan menjadikan kamu satu satunya wanita di hidup mas, mas sangat mencintai kamu sayang". Ucap Irul menangkupkan kedua tangannya di wajah Dian.

"Dian juga sangat mencintai mas". Jawab Dian lalu memejamkan mata saat Irul mencium keningnya dalam.

"Ya udah yuk sayang, pasti bi Nining udah nungguin kita". Ucap Irul.

Setelah pamit kepada sang ibu, Irul pun mengantar Dian dan bi Nining ke pasar tradisional, jaraknya tidak terlalu jauh, biasanya bi Nining pergi ke pasar dengan naik becak, tapi karna Dian yang juga ingin ikut, Irul pun menawarkan diri untuk menemaninya.

Hari ini Dian yang memilih bahan yang akan di masak, selama ada di rumah bu Ida dia ingin selalu memasakkan sang calon ibu mertua, bi Nining yang awalnya merasa tidak enak pun hanya bisa patuh karna Irul membiarkannya.

"Assalamu'alaikum ibu, kami pulang". Ucap Dian yang terlihat senang.

"Wa'alaikumussalam, kamu ini nak dari pasar udah kayak anak kecil yang abis di ajakin ke mall". Jawab bu Ida.

Bu Ida hanya geleng kepala melihat tingkah sang calon menantu.

Dian pun terkekeh mendengar ucapan bu Ida.

"Hari ini mau masak apa bi". Tanya bu Ida.

"Maaf bu, kata non Dian, non Dian yang akan memasak selama berada disini". Jawab bu Nining.

"Loh, apa kamu ngga lelah nak, niatnya mau liburan masa malah sibuk buat masakin kita semua". Tanya bu Ida kepada Dian.

"Ya ngga papa bu, supaya ibu selalu kangen sama Dian, supaya ngga ada yang gantiin Dian jadi menantu ibu". Jawab Dian terkekeh.

"Au sakit mas". Ucap Dian lagi saat Irul menyentil keningnya.

"Omonganmu loh Yang, jangan ngomong gitu lagi, mas ngga suka dengernya". Ucap Irul ketus.

Dian pun menampilkan deretan giginya kepada Irul

"Aku kan cuman becanda mas, serius banget sih, sakit tau mas". Ucap Dian dengan nada manja sambil mengerucutkan bibirnya.

Irul tanpa malu malah mengecup kening Dian yang tadi dia sentil. Dian yang mendapat kan perlakuan manis dari sang kekasih pun salah tingkah di buatnya.

Sedangkan bu Ida merasa bahagia melihat sepasang kekasih di depannya, dia berharap semoga hubungan anaknya dan Dian di jauhkan dari orang orang yang iri dan orang yang jahat kepada hubungan mereka.

******

Sudah tiga hari Irul dan Dian berada di kota B tepatnya di rumah orangtua Irul. Irul sudah mengajak Dian berkeliling mendatangi semua tempat yang menurutnya akan di sukai oleh Dian, bu Ida juga sudah mengajak Irul dan juga Dian ke makam sang suami, memperkenalkan Dian sebagai calon menantu mereka.

Hari ini adalah hari kepulangan Irul dan Dian, bu Ida sangat sedih, masih tidak rela akan di tinggal oleh sang anak dan juga calon menantunya.

"Sabar ya bu, doakan Irul dan Dian agar kami selalu sehat disana, insyaAllah bulan depan Irul sama Dian kesini lagi nengokin ibu". Ucap Irul sambil menggenggam tangan sang ibu.

Irul duduk bersimpuh di depan sang ibu sambil menggenggam tangannya, sedangkan Dian duduk tepat di samping bu Ida sambil terus mengelus punggung sang calon mertua guna menenangkannya.

"Janji ya nak, kalian harus kesini lagi bulan depan, ibu pasti akan merindukan kalian". Ucap bu Ida sedih.

"Dian mohon doa ibu, semoga Dian dan mas Irul selalu sehat, doakan juga hubungan kami ya bu". Ucap Dian yang juga mengelus tangan bu Ida.

"Pasti sayang, ibu akan selalu mendoakan kebaikan untuk kalian berdua, sana kalian berangkat, supaya nyampe sananya ngga terlalu larut". Ucap bu Ida.

Meski masih berat, bu Ida tidak ingin mempersulit keduanya, dia tidak boleh egois, dia harus lapang dada membiarkan anak dan calon menantunya kembali ke kota M.

Dengan senyum tulus, bu Ida pun mengantar Irul dan Dian ke depan, bu Ida memeluk Irul, menitip pesan untuk selalu menjaga Dian dan tidak mengecewakan Dian. Lalu memeluk Dia erat, memberi nasehat kepada Dian untuk terus mempertahankan hubungan mereka jika menemukan kerikil kecil yang mengganggu hubungan mereka, Dian pun patuh mengiyakan bu Ida.

Dalam perjalanan, Dian baru merasakan sedih, tangisnya pun pecah, sejak tadi dia menahan tangisannya agar tidak membuat bu Ida semakin berat melepas kepergian mereka. Irul pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia menenangkan sang kekasih, dia juga sebenarnya sedih melihat sang ibu yang harus dia tinggalkan lagi.

"Kasihan ibu mas". Ucap Dian sambil menangis di pelukan Irul.

"Iya sayang iya". Jawab Irul sambil mengelus punggung Dian.

Setelah lama menangis Dian tertidur di pelukan Irul, Di baringkannya Dian perlahan di kursi yang sudah Irul setting agar tidur Dian nyaman.

"Terimakasih sudah menyayangi ibu sayang". Ucap Irul setelah mengecup dalam kening Dian.

Irul lalu melanjutkan perjalanan, perjalanan masih sangat jauh, sesekali Irul melirik Dian, takut Dian tidak nyaman.

Tak terlalu banyak yang mereka bicarakan di dalam mobil, Dian masih merasa sedih meninggalkan bu Ida, dan Irul pun membiarkan sang kekasih, jika sudah sampai Irul akan membicarakan tentang rencana yang sudah dia putuskan.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!