NovelToon NovelToon
Perfect Marriage

Perfect Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / dosen / nikahmuda / cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vmina_

revisi dari my beloved lecture yaa

Syafa, sejak bayi, hidup dan dibesarkan oleh Ayahnya yang bernama Arya. Meskipun tanpa adanya kehadiran seorang Ibu, Syafa bisa tumbuh sehat dan penuh cinta seperti gadis pada umumnya.

Sampai suatu ketika, Arya risau anak semata wayangnya akan kesepian, mengingat usianya yang semakin tua. Dengan yakin ia menjodohkan putrinya dengan seorang lelaki mapan. Syafa yang saat itu diberitahu akan perjodohannya, ia menerima, tanpa ada drama.

Ia justru sangat senang saat mengetahui dengan siapa ia akan menikah.

Bagaimana kisah asmara Syafa dan suaminya nanti?

salam dari author amatir 🤍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua puluh enam

Usai dokter selesai melakukan pemeriksaan, Hasby dan Syafa diperbolehkan melihat pasien. Wajah gembira tak dapat mereka tutupi lagi, seperti yang diharapkan. Arya berhasil bangun dari masa kritisnya. Meskipun kondisinya masih lemah, pria itu sudah bisa diajak berbicara sedikit demi sedikit.

Hasby juga mengabari keluarganya mengenai kondisi Arya. Bibah dan Rashad ikut bahagia mendapatkan kabar baik mengenai besannya. Mereka akan tiba di Indonesia lusa nanti.

Saat ini Hasby mendampingi sang istri, ia meletakkan tangannya pada pundak Syafa sembari memperhatikan wajah istrinya yang sangat indah.

Syafa menggenggam erat tangan Arya, sesekali menciumnya, menyalurkan segala kerinduannya. Akhirnya ia bisa melihat ayahnya kembali membuka matanya, walau hatinya tetap terluka melihat ayahnya yang semakin hari semakin kurus.

Suara Arya begitu pelan, dan serak, Syafa mendekatkan tubuhnya saat pria itu berbicara. "Fa ... Syafa ..." Panggilnya.

"Iya Ayah, Syafa disini," ucapnya sembari menyentuh pipi Arya.

Tiba-tiba pria itu menangis, Syafa yang melihat pun ikut menangis. Ia paham apa yang ayahnya rasakan, tubuhnya yang mulai rentan dan sakit yang luar biasa.

"Kangen Syafa," ucapnya dengan lirih.

Syafa memeluk tubuh Arya yang terbaring diranjang inap. "Syafa juga ... Kangeeeen banget."

Hasby menatap haru kedua orang yang saling melepas kerinduan itu, ia menatap wajah mertuanya lalu tersenyum.

"Hasby ...."

Syafa melepas pelukannya, ia menoleh pada sang suami. Syafa bergeser sedikit memberi ruang untuk suaminya. Hasby mendekat, meraih tangan Arya.

"Ya, Ayah. Ayah butuh sesuatu?" tanya Hasby.

Arya menggeleng, senyum diwajahnya begitu lemah. "Kamu sekarang suami Syafa, kan?"

"Iyaa, Hasby suami Syafa, ayah."

"Maafkan Ayah," ucapnya tiba-tiba.

"Hasby menerima Syafa dengan sepenuh hati, begitu juga Syafa. Justru kami bahagia dengan permintaan Ayah," ucap Hasby.

Raut wajahnya senang, ia melihat Hasby dan Syafa secara bergantian. "Syafa nakal nggak?" Tanyanya.

Hasby tertawa kecil. "Alhamdulillah, Syafa istri yang baik."

Syafa mengusap air matanya, pemandangan didepannya sungguh membuat perasaan campur aduk. Hasby, pria itu begitu dewasa dan lembut saat berbicara dengan ayahnya.

"Ayah, sebelumnya hasby mewakili orangtua Hasby, minta maaf belum datang menjenguk. Abi, Ummi akan datang lusa, mereka juga kangen sama Ayah."

Arya mengangguk pelan.

"Mas," panggil Syafa, ia meraih lengan Hasby lalu menyenderkan kepalanya disana.

Arya terpana melihat kedekatan dan kemesraan keduanya, tak ada jarak dan keraguan disana. Rasanya melegakan untuk melepas sang putri tercintanya.

"Akur-akurlah kalian, Nak ...."

"Insyaallah pernikahan kalian mendapat ridho Allah sampai Jannah."

"Amiin."

Syafa menciumi seluruh wajah ayahnya tanpa ada satupun yang tertinggal.

"Syafa ...." Tegur Hasby pelan, istrinya begitu bersemangat hingga hampir menyenggol alat bantu pernafasan milik Arya.

"Maaf," ucapnya sembari menyengir.

Hasby merangkul pinggangnya, mengamankan istrinya yang sangat antusias dan bersemangat.

"Makasih ... Kalian udah jagain ayah disini ... Demi Allah, Ayah bahagia melihat kalian berdua ... Bersama."

"Syafa sama mas Hasby bakal selalu ada disisi ayah, menemani Ayah. Ayah harus kuat! biar ayah bisa lihat dan hadir di resepsi pernikahan kami," balas Syafa.

......................

Syafa duduk di sofa bersama Bik Arsih, mengupas buah untuk camilan Ayahnya. Sedangkan Hasby, pria itu tengah asik mengajak mengobrol Arya. Syafa tersenyum melihat keakraban mereka, tanpa Syafa sadari Bik Arsih memperhatikannya.

Bik Arsih tiba sekitar lima belas menit yang lalu begitu menerima kabar soal majikannya yang mulai sadarkan diri. Padahal ini sudah lewat jam sembilan malam, tapi karena Bik Arsih sangat bersemangat ia nekat datang kerumah sakit.

"Ayunyaa kalo senyum," puji Bik Arsih.

Syafa menyengir. Bik Arsih ikut menoleh ke arah Hasby. "Mas Hasby Masya Allah sekali, ya?"

Syafa mengangguk mantap.

Saat asik memperhatikan Hasby, tiba-tiba pria itu menoleh, menangkap basah syafa yang sedang melihat. Terjadilah kontak mata antara mereka, Syafa langsung mengalihkan pandangan kembali pada buah yang tengah ia kupas.

'Kenapa pake noleh segala Aaaaa!'

"Bik ini udah, kan?" ucap dengan terbata-bata, ia salah tingkah.

"Iya, Mbak dipotong kecil-kecil aja biar bapak mudah makannya," pintanya.

"Oke!" Matanya melirik ke Hasby, ia bisa bernafas lega karena pria itu sudah tidak melihatnya.

Syafa menyentuh pipinya.

"Bik, muka aku merah nggak?" bisiknya.

Bik Arsih menyipitkan matanya lalu menggeleng.

'Padahal udah berulang kali dicium Hasby, tapi tetep aja malu kalo ketauan liatin dia,'

"Mertua Mbak kapan pulang?" tanyanya.

"Kata suami aku itu (nadanya berbisik) pulangnya lusa."

"Ooh, terus dua Minggu lagi resepsinya kan?"

Syafa mengangguk.

"Sebentar ya, Yah."

Hasby bangkit dari kursinya, Syafa ikut melihat kearahnya.

Mau kemana suaminya itu, pikirnya.

Hasby mendekatinya, ia menunduk sedikit, mendekatkan wajahnya ke telinga Syafa.

"Keluar sebentar," bisiknya.

Wusss

Bulu kuduk Syafa langsung berdiri, napas Hasby yang mengenai telinganya terasa geli. Ia mengangguk kecil, lalu Hasby keluar lebih dulu.

Bik Arsih tersenyum jahil. "Disusul sana," godanya.

Syafa meraih hijabnya, segera menyusul Hasby keluar. ia penasaran apa yang membuat suaminya itu tiba-tiba mengajaknya keluar. Begitu menutup pintu, Syafa terkejut mendapati Hasby bersandar di tembok samping pintu.

"Maaf, mas ngagetin," ucapnya dengan tawa pelan.

Syafa tersenyum tipis, ia melihat Hasby dengan wajah penasaran. "Ada apa, mas?"

"Mas pulang dulu, ya? mau ganti baju," ucapnya.

Ah. Syafa lupa suaminya ini masih mengenakan kemeja kerjanya, lengkap dengan celana sopan. Bik Arsih lupa membawakannya pakaian ganti untuk Hasby yang sebelumnya diminta oleh Syafa, karena buru-buru datang

"Kerumah kita?"

Hasby mengangguk.

"Bik Arsih nggak bawain?"

"Bibik terlalu semangat buat datang kesini."

"Udah malem ini."

"Gapapa ... Mata mas masih segar, insyaallah bisa nyetir dengan aman," ucap Hasby.

"Beli aja mas, di Deket rumah sakit ini ada toko baju, mungkin ada yang cocok buat mas" sarannya.

"Mas juga belum makan," lanjutnya.

Syafa khawatir karena hari sudah semakin malam, takut-takut terjadi sesuatu pada suami tampannya. Tubuh Hasby pasti lelah, ia tidak punya waktu untuk istirahat sejak tiba disini, belum lagi besok pagi ia harus berangkat ke kampus.

Bibirnya mengerucut, ia memainkan jari-jarinya dengan gelisah. "Maaf, aku lupa karena terlalu senang liat Ayah."

Ia menatap Hasby dengan rasa bersalah.

"Gagal lagi deh ... Mau jadi istri yang bener, hari ini gagal semua," keluhnya.

Hasby meletakkan tangannya di kepala Syafa, dicoleknya hidung mancung milik sang istri sambil tersenyum.

"Masih ada hari esok, jangan cemberut. Dengan kamu senyum ke mas, cium pipi kayak tadi udah termasuk melayani mas," ucapnya menenangkan hati sang istri.

"Bener? Kenapa yang kayak gitu bisa termasuk, mas?"

"Bisaa, kan kamu udah nyenengin mas. Asalkan suaminya ngerasa senang dan bahagia karena istrinya, itu udah termasuk melayani suami dan istri dapat pahala."

Syafa tersenyum lebar mendengar kata 'pahala'.

"Kalo gitu mas nggak usah makan, liatin aku senyum aja." candanya.

"Kalo itu kamu ngajak mati namanya," ucap Hasby disusul kekehan dari keduanya.

"Yaudah mas pulang, ya?"

Syafa mendengus.

"Bener nggak mau beli dideket rumah sakit aja?" tanya Syafa untuk meyakinkan suaminya.

"Baju mas masih banyak yang baru, Syafa."

Mau tak mau ia harus mengizinkan Hasby pulang. Meskipun berat rasanya ditinggal Hasby, kalo tidak karena rasa cemasnya yang begitu besar pada sang Ayah mungkin ia akan ikut pulang malam ini.

Ia mengangguk lemah. "Yaudah, mas. Ayo masuk dulu, pamit sama Ayah," ajaknya.

"Nanti jangan langsung kesini, tidur aja dulu. Subuh balik, biar ada tenaganya, ya?"

"Iyaa, istriku."

Syafa menahan senyumnya saat dipanggil 'istriku' oleh suaminya yang tampan dan gagah.

1
LISA
Amin..bahagia selalu y Hasby & Syafa
LISA
Wah slmt ultah Syafa..selamat utk rmh barunya jg y 😊 langgeng selalu y utk Hasby & Syafa
LISA
Wah ada kejutan apa nih utk Syafa 😊
LISA
Syafa ultah y
LISA
Suasana keluarganya Hasby harmonis bgt..rukun selalu y Syafa & Hasby
LISA
Berdoa utk operasi Ayah Arya..lancar dan Ayah Arya bahagia bersama anak dan menantu..
LISA
Bahagia terus y buat Hasbi & Syafa..utk Pak Arya jg..segera pulih..
poetri @poetrysekarr
maaf baru up karena semalam mati lampu 😣
LISA
Aq mauu Kak double up nya 😊
LISA
Bener Kak..Hasby ini bener² calon suami yg di idamkan semua wanita 😊🤭
LISA
Mohon maaf lahir & batin y Kak author
LISA
Luar biasa
LISA
Bik Arsih udh spt ibu utk Syafa..bener Syafa kmu mesti pulg utk membantu suamimu..
LISA
sedih bgt..Syafa yg kuat yaa .
LISA
Moga aj Pak Arya stabil kembali kesehatannya..kuatkan Syafa..
LISA
🤭🤭 harga kasur aj sampe puluhan juta..
LISA
Wah koq udh mulai bertengkar y
LISA
Ortu Hasbi sangat menyayangi Syafa..syukurlah Syafa punya ibu mertua yg baik bgt
LISA
moga Syafa ga kenapa²
LISA
Bagus nih kisahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!