Reinkarnasi Istri Antagonis

Setelah kejadian yang membuat Ino merasa aneh dengar ucapan Aland, kehidupan tenang nya berubah menjadi risih dan kesal kepada pria yang sekarang berada di samping nya sambil melingkar kan tangan kekar nya ke pinggang ramping milik Ino selama beberapa jam yang lalu dan juga sekarang hari libur membuat Ino makin kesal tidak bisa bergerak kemana - mana tanpa ada Aland di samping nya.

Di kamar mandi saja Aland mengikuti nya meskipun nunggu di depan pintu, Ino makin kesal saat ponsel nya di bawa oleh Aland sehingga dia hanya diam saja yang membuat nya bosan.

"Mas, ish kesal banget sama kamu. Sana deh!" ucap Ino dengan raut wajah kesal terpampang sangat jelas di tatap Aland tetapi pria itu hanya tersenyum saja tanpa merubah tubuh nya untuk menjauh dari sang istri melain kan pria itu makin menempel.

"Kamu— Akh..." teriak Ino makin kesal kepada Aland yang malah sang suami hanya mengelus puncak kepala nya saja tanpa mengindah kan teriakan kesal dari sang istri.

Saat Aland akan berbicara, suara ponsel berdering menanda kan ada yang menelpon dari saku baju nya saat melihat siapa nama panggilan dan dari ponsel sang istri membuat Ino langsung merebut ponsel nya dari genggaman Aland membuat pria itu langsung menatap tajam ke arah nya, Ino tidak melihat bagaimana raut wajah Aland sekarang ini melain kan perempuan itu menggeser ponsel nya untuk menjawab dan juga menekan tombol loudspeker agar Aland juga mendengar nya saat merasa kan hawa tidak enak dari samping nya.

"Hallo, kenapa Dewi?" tanya Ino sambil menatap sebelah ke samping nya dan saat melihat raut wajah menyeram kan membuat Ino langsung menggenggam tangan Aland sambil mengelus lembut dengan jari jempol nya agar menenangkan pria itu dan juga Ino sangat takut melihat nya.

"Cepat ke rumah sakit, ada Bunda cariin lo." ucap Dewi memberitahu dengan nada girang.

Ino langsung berbinar kedua mata nya yang bisa di lihat Aland dengan jelas kalau Ino sangat senang sekarang ini lalu dia menghela nafas pelan yang langsung di tatap Ino.

"Oke, gue kesana sama suami gue." ucap Ino yang langsung dapat balasan dari Dewi dan mematikan sambung telepon nya dan Ino mengantong kan ponsel nya.

"Ayo siap - siap Mas, aku juga mau memperkenalkan ke Bunda kalau kamu suami ku. Bunda dulu sering banget mencari kan aku jodoh dan Bunda juga tidak tau kalau aku suami bersuami." setelah Ino mengucap kan itu Aland langsung memeluk tubuh Ino sambil menggelam kan wajah nya ke ceruk leher perempuan tersebut seperti tidak ingin kehilangan.

"Kamu milikku sayang, ayo kita berangkat." bisik Aland tepat di telinga Ino membuat perempuan itu terkekeh geli saat mengetahui nada bicara sang suami merasa kesal meskipun bisa di kontrol oleh pria itu tetapi masih sangat kentara sekali dari nada nya.

Di lain tempat seorang wanita paruh baya yang sedang memotong buah apel menjadi kecil agar bisa di makan oleh sang putra dan di samping nya ada Dewi dan juga pria asing yang berambut pirang dan tinggi badan sanga cocok menjadi model karena tinggi sekali, tidak tau saja kalau Mario dan Dewi saling menatap satu sama lain merasa kesal tetapi tidak bisa di ucap kan karena berurusan dengan wanita paruh baya yang sangat cerewet sekali. Dewi dan Mario sama - sama hanya bisa menghela nafas saja tidak tau bagaimana tanggapan Ino dan suami nya saat menyaksikan drama di mulai lagi seperti biasa.

Beberapa menit kemudian, suara pintu terketuk terdengar membuat wanita paruh baya merasa senang sampai kegirangan dan langsung membuka pintu ruangan milik Mario dengan senyuman lebar menanti kan yang dia tunggu, saat terbuka wanita itu terkejut saat melihat Ino yang tidak sendiri karena di samping nya ada pria yang sangat terkenal sampai - sampai dia kenal tanpa sepengetahuan siapa pun dan juga makin terkejut saat tangan kekar pria itu melingkar di pinggang Ino.

"Bunda..." panggil Ino menyadar kan wanita paruh baya dan langsung memeluk nya karena begitu rindu sama seperti pertama dia bertemu dengan Dewi saat di ruangan ini.

Setelah melepas kan pelukan itu, Ino yang di peluk kembali oleh tangan kekar langsung berada di samping nya dan menatap wanita paruh baya. Semua orang yang berada di dalam ruangan itu hanya menonton saja tanpa bersuara karena ingin melihat kelanjutan drama.

"Ino, pria ini kan—"

"Saya suami nya." potong Aland dengan nada datar menatap wanita itu yang langsung terkejut dan Ino mencubit perut Aland yang malah membuat nya kesakitan karena sangat keras.

Aland hanya menatap ke arah Ino dengan senyuman tipis saat melihat raut wajah tidak enak dari Ino.

"Hehe, Bunda perkenalkan ini Aland suami aku dan Mas suami ini Bunda yang aku ceritain tadi, beliau ini Bunda nya Mario." ucap Ino yang memperkenalkan mereka satu sama lain, dengan terpaksa Aland menyodorkan sebelah tangan nya untuk menjabat dan di balas oleh wanita paruh baya dengan sedikit gemetar kecil yang di ketahui Aland saja yang menampil kan senyuman tipis.

Setelah melepas kan jabatan tangan itu, Ino langsung menggandeng wanita paruh baya dan mengkode kepada Aland agar pria itu menutup pintu ruangan yang langsung dilaksanakan oleh pria itu yang membuat dua manusia terkejut akan hal itu. Karena menurut mereka, seorang Aland sangat kejam tidak akan menurut kepada siapa pun tetapi saat melihat secara langsung kalau pria itu menurut kepada istri nya membuat mereka menunduk tidak berani.

"Loh, ini siapa Bunda?" tanya Ino yang merasa asing ke arah pria berpirang yang berada di samping brangkar milik Mario yang membuat mereka saling tatap.

Aland langsung menggenggam sebelah tangan Ino yang di balas oleh perempuan itu sambil menoleh dan tersenyum tipis.

"Emm... Itu... Emm..." ucap sang Bunda dengan nada terbata - bata tidak bisa berucap membuat mereka semua menatap ke arah nya.

Lama sang Bunda tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ino karena perempuan itu merasa tercekik saat sepasang mata nya menatap ke arah nya dengan sangat tajam.

"Saya Bryan, yang akan di jodoh kan Bunda sama kamu."

"WHAT?" teriak Ino Dewi dan Mario secara bersamaan karena sangat terkejut saat mendengar ucapan pria asing itu, berbeda dengan Aland yang mengepal kan kedua tangan ke bawah sangat erat sampai - sampai urat otot nya terlihat sangat jelas dan raut wajah sudah memerah karena ingin marah.

Wanita paruh baya itu makin sesak saat aura dingin di sekitar nya menguar sampai - sampai menelan ludah nya sendiri sangat susah.

"Dia istri saya, dia milik saya, tidak ada yang boleh mengambil dia dari saya. Kalau ada, maka orang itu harus mati." ucap Aland dengan nada penuh penekanan yang membuat aura sekitar sangat menyeram kan dan Ino tersadar kalau sang suami sudah sangat marah membuat nya untuk memilih keluar dari ruangan Mario dengan menggandeng tangan Aland sedikit mendorong untuk keluar.

Semua terdiam dengan perasaan takut masing - masing saat Aland dan Ino sudah keluar masih merasa takut.

"Maka nya Bun, jangan bersikap ngelunjak kepada Ino atas kehidupan nya. Mario sudah memberitahu, tetapi Bunda tidak ingin percaya." ucap Mario dengan nada kecewa karena dia adalah seorang pria dan juga Mario sangat tau betul apa arti tatapan dari Aland.

Sang Bunda menunduk lalu terdengar suara isakkan tangis yanh langsung di peluk Dewi untuk menenangkan.