NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

"waduh apa gak berlebihan ya billy ngasih gue cincin kaya gini, kira-kira di harga berapa mbak cincin kaya gini?" tanyaku yang penasaran dengan harga cincin yang aku pakai ini.

"yaa sekitaran delapan sampai sepuluh lah itu mah" kata mbak nur dengan santai nya.

"APA!!" teriak kak desty yang lebih heboh dari aku yang memakainya.

"gila aja kali sampai harga segitu, rugi dia dapetin lo an. Muka juga biasa aja dapet cincin lamaran aja udah semahal itu" lanjut kak desty membuat ku memicingkan mata.

"yeee kok jadi lo yang heboh sih des, ribet deh. Dari pada billy dapet lo ya mendingan sama ana, kalo lo yang dapet cincin itu pasti udah langsung lo jual" kata kak nisa yang begitu menyelekit.

"apaan si kak, ngga lah. Kalo gua dikasih cincin kaya gitu ya mendingan gue simpen aja dari pada gue pake, nanti kalo hilang di curi orang gimana" jawabnya.

"ngga mungkin di curi orang selama cincin itu ada di jari, kecuali ketinggalan pas di lepas atau juga jatuh karna kegedean. Jangan ngadi-ngadi deh lo, bilang aja lo sirik" kata kak nisa.

"yaa kali, ngapain gua sirik kak. Gak banget deh" jawab kak desty sambil memutar bola mata malas.

"udah sih, kok jadi kalian yang berdebat. Btw sorry ya an, kemarin gua gak bisa dateng. Bias deh anak rewel kalo di tempat rame, maklum bayi" kata mbak nur yang memang sudah menikah dan memiliki dua anak.

"gapapa kok mbak, gue ngerti. Santai aja, kak nisa aja yang rumahnya ngelewatin rumah gua aja gak dateng" kataku menatap kak nisa yang tertawa dengan wajah kesal.

"iyaaa ngeselin emang mpok lu yang satu itu, alesannya balik ke sorean huuuu" kata mbak nur yang membela ku.

"laahh kan emang bener mbak nur, kita aja kemarin keluar jam setengah empat belum lagi jalanan macet. Tau sendiri kan an gimana macetnya jalanan kalau kita lewat jalanan biasa itu" kata kak nisa yang berusaha membela diri.

"iyaaa tauu, tapi setidaknya bisa chat kek kak kalo gak bisa dateng. Ini chat aja ngga" kataku yang langsung di peluk olehnya sambil tertawa.

"iyaa iyaaa maaf yaa, tapi bisa kali nanti pulang traktir. Iya gak guys" kata kak nisa pada yang lainnya, tentu saja semuanya menganggukan kepala.

Aku pun memutar bola mata malas.

"dateng ngga minta traktir lagi, gajian belum ini" kataku dengan nada pura-pura kesal.

"tenaaaaanggg, nanti gue yang minta sama billy. Lo siapin rekening aja, nanti pasti nyampe kiriman dari billy" kata kak nisa membuatku membelalakan mata.

"ish kak nisa ini, gak enak tau sama billy. Yaudah nanti gue traktir tapi warung steak aja ya" kataku pada akhirnya. Toh, atm mas billy ada padaku. dan aku hanya perlu izin dengannya untuk memakai atm itu nanti.

"naaahh gitu dongg, boleh lah gaaaassss" kata kak nisa dengan senang.

"hei hei ngapain ini seneng amat romannya" kata manager pagi yang terlihat baru datang.

"seneng lah, ditraktir catin ntar siang ini. Mayan lah anak kost, makan siang gratis" kata kak nisa.

"anak kost dari mana, orang masih tinggal ama papih juga" kataku yang memang cukup dekat dengan keluarga kak nisa.

"hehehe bergaya dikit gapapa kali an" jawabnya sambil terkekeh.

"oohh pantesan, say dapat lah ya. Traktir apaan nih??" tanyanya sambil jalan menuju ruangannya.

"wssss laahhh" jawab kak lisa.

"aseekkk maauu aahhh, ya an ya. Sekali-kali laahh" kata manager itu.

"yailah bapak, masa manager minta sama operator. Gimana sih" kataku, ia pun terkekeh kecil.

"yaa kapan lagi nyobain duit operator" jawabnya.

"serah bapak lah pak, tapi bapak yang pesen ya. Delivery aja" kataku, mereka pun langsung bersorak senang.

"okee lah itu maahh, tenang ajaaaa" jawabnyaa.

"daahh sana masuk, ngapain malah ngejogrok di sini" kataku pada maneger itu.

"dih yang managernya siapa soh sebenernya, heran deh. Songong bener lu" jawabnya, aku pun tersenyum kecil.

Akhirnya manager itu pun masuk keruangannya. Namun, tak lama ia kembali lagi dengan membawa buku di tangannya.

"ayok aplusan, udah jam berapa ini" katanya.

"laahh ntar, masih ada sepuluh menit lagi" kata mbak nur.

"tau nih pak arip selalu aja deh korupsi waktu shif satu, ntar lah." kata kak desty. Aku, kak nisa dan yang lainnya hanya mendengarkan perdebatan itu.

"kasian itu yang shift malem, udah ngantuk" jawabnya.

"yaa biarin lah, kan tanggung jawab dia juga itu. Namanya kerjaan, udah entar ah. Balim dulu sono masuk" kata mbak nur.

akhirnya pak arif itu pun masuk kedalam ruangan manager lagi, kami pun masih melanjutkan bercerita hingga tak terasa sepuluh menit berlalu.

"udah-udah ayok berdoa, udah sepuluh menit nih" kata pak arif.

"iyaa iyaa bawel bener deh" jawab kak nisa membuatku mengulum senyum.

kami pun berdoa sebelum melakukan pekerjaan, selesai berdoa. Kami mulai berjalan menuju lokasi kerja kami masing-masing.

"ciee yang udah di lamaarrr, sakit hati nih gue" kata adit, salah satu karyawan shif malam.

"ck, lebay deh lo. Minggir ah, jangan deket-deket. Apek lo, bau minyak" jawabku di sambut kekehan oleh nya.

"galak amat lo ah mentang-mentang udah di lamar, biasanya juga friendly" kata adit.

"yaa bedalah, sekarang kan gua resmi ada yang punya. Sudah hampir berlebel halal, ya gak friendly lagi lah. Jaga perasaan orang" jawabku kembali membuatnya terkekeh.

"yailaahh baru juga tunangan, yang udah nikah aja bisa cerai" kata adit membuatku membulatkan mata.

"sembarangan aja kalo ngomong!" kataku.

"ayok catet cepet jangan ngobrol aja" kata pa arip yang sudah tiba di tempat kami.

"biasa, patah hati si pak di tinggal tunangan sama ana" kata adit.

"dih, lo curhat? Baru tunangan, sebelum janur kuning melengkung masih milik bersama hahahaha" kata pak arip membuat adit pun ikut terkekeh.

"sembarangan, emang gue apaan milik bersama" kataku menepuk pelan bahu pak arip.

"eehh salah yaa," katanya terkekeh sambil berjalan ke tempat lain.

"bye bye anaaa, jangan kangen" kata adit sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku pun menggidikkan bahu melihat tingkahnya yang sangat menyebalkan itu.

"sepi ya an?" kata kak nisa yang berada di sebelah ku. Aku pun menganggukan kepala.

"iyaaa tumben, tapi gapapa sih. Malah enakan kaya gini" jawabku sambil terkekeh kecil.

"iyaaa enakan kaya gini ya, bisa liat ayang dengan jelas kalo dateng" kata kak nisa yang masih terus menggodaku.

"apaan si kak ngegoda terus deh, ngeselin" jawab ku.

"hehehe abis mau ngapain lagi kalo gak godain lo an, mendingan juga godain lo kan. Mana juga sepi ini pelanggan pada kemana tau" kata kak nisa membuatku terkekeh.

"yaa gak tau, mungkin mereka juga masih belum jalan kerja kali ini kan masih jam segini" jawabku sambil melihat jam di pergelangan tanganku.

"iyaaa mungkin juga sih, tapi ini kan senin yaa biasa nya kan rame" kata kak nisa.

"sepi lah, ini kan tanggal merah gimana gak sepi" kata mbak nur yang bisa duduk santai di tempatnya.

"masa iya tanggal merah, emang tanggal merah apaan?" tanya kak nisa.

"laahh itu hari guru kan, masa gak tau" kata mbak nur.

"lah belum kali hari guru mah, masih lamaa" kataku.

"ngga, hari guru internasional hari ini tuh" kata mbak nur lagi.

"laahh tumben tanggal merah, bisanya tanggal merah cuma pas hari guru nasional doang" jawab kak nisa yang juga aku angguki.

"yaaa gak tau lah, emang gue yang bikin kalender" kata mbak nur dengan wajah kesal.

"yeee kan cuma nanya mbak, emosi mulu lo. Lagi dapet lu" kata kak nisa.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!