My Teacher Husband
"Apa Ayah bilang? Keyla bakalan nikah? Secepat ini?!" pekik Keyla dengan kedua bola mata melebar sempurna.
Entah ada angin apa tiba-tiba sang ayah memintanya untuk segera menikah.
Padahal, Keyla masih berusia delapan belas tahun dan sebentar lagi Keyla akan segera lulus.
"Tidak bisakah Ayah memintaku menikah setelah lulus?" Keyla bicara dengan nada lirih, takut membuat ayahnya tersinggung.
"Maaf, Sayang. Tidak bisa. Bahkan Ayah malah ingin mempercepat pernikahan kamu dengan anak sahabat Ayah," ucap Ayah dengan penuh penyesalan.
Jika bukan karena hal mendesak, ayah Keyla tidak akan melakukan itu.
"Tapi, Yah—"
"Nggak ada tapi-tapian. Tinggal nikah doang, nggak usah sok melow gitu deh," sahut Tasya—kakak tiri Keyla.
Setelah ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu, ayah Keyla menikah dengan seorang janda beranak dua.
Ayah Keyla memboyong mereka tinggal di rumah sederhana mereka.
Meski sejujurnya, Keyla tidak setuju ayahnya menikah lagi. Tapi demi kebahagiaan ayahnya, Keyla rela melakukan apapun.
Kakak tiri pertama Keyla melanjutkan pendidikannya di luar negeri sambil belajar bisnis. Sedangkan Tasya, memilih kuliah di Jakarta.
"Yah, Key masih sekolah loh. Kelas tiga. Ayah tahu 'kan kalau Key punya cita-cita ingin jadi seperti ibu?" Keyla bangkit dari tempat duduknya, menghampiri sang ayah. "Batalkan perjodohan ini, Yah. Key mohon."
"Halah, nggak usah kebanyakan drama kamu. Buat apa sekolah tinggi kalah ujung-ujungnya menikah dan jadi ibu rumah tangga. Bukankah yang penting itu suami kamu kaya, bisa ngasih makan yang cukup!" seru Jelita—ibu tiri Keyla yang sejak tadi diam dan memperhatikan mereka bertiga.
Air mata Keyla pecah. Dadanya terasa sesak dan sakit. Kenapa harus dirinya yang menikah jika masih ada Tasya.
"Key mohon, Yah..." Keyla mendongak menatap ayahnya.
Ayah Keyla langsung berdiri, menghindari tatapan putri kesayangannya itu. "Keputusan Ayah sudah bulat. Kamu akan tetap menikah dengan anak sahabat Ayah, titik!"
Setelah mengatakan hal itu, Herman meninggalkan Keyla begitu saja. Mengabaikan tangisan Keyla yang bersimpuh di lantai.
Kalau bukan karena perusahaannya yang goyah dan hampir gulung tikar, Herman tidak akan menjodohkan Keyla dengan salah satu putra dari sahabatnya.
*****
"Rasanya aneh sekali..." gumam Keyla sambil mengusap sudut bibirnya yang basah karena minuman.
Dengan masih memakai seragam sekolah, Keyla memutuskan untuk nongkrong di salah satu warung remang-remang yang berada di pinggir jalan.
Di sebut warung remang-remang, karena letaknya berada di ujung jalan dan hanya buka saat pukul lima sore sampai pukul sebelas malam.
Ini adalah pertama kalinya bagi Keyla pergi ke tempat itu seorang diri. Biasanya Keyla selalu ditemani oleh Jenny—sahabat baiknya.
Di tempat itu, hampir semua orang menatap aneh ke arahnya. Mungkin saja karena Keyla masih mengenakan seragam sekolah menengah atas.
"Emang ada yang aneh? Kenapa mereka menatapku seperti ingin memakan ku?" gumam Keyla sambil melirik dirinya sendiri.
Tak mau ambil pusing, Keyla kembali meneguk minuman dengan logo bintang yang memiliki kadar alko hol rendah.
Kedua manik mata sendu Keyla tertuju pada benda pipih yang ada di depannya.
Sudah hampir satu jam berada di sana, tidak ada satu orang pun yang menghubungi Keyla. Meski hanya sekedar menanyakan dimana keberadaannya.
"Berhenti berharap, Key. Di dunia ini nggak ada yang peduli padamu sama sekali." Keyla menundukkan kepala di atas meja, menepuk dadanya yang terasa sesak. "Kenapa aku yang harus nikah? Kenapa bukan Tasya?"
Keyla menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan.
Keyla meyakinkan pada dirinya sendiri untuk tetap kuat. Keluarganya bahkan tidak menyadari kalau dirinya belum kembali.
Merasa sudah mulai bosan dan malam mulai larut, Keyla memutuskan untuk pergi dari sana.
Namun, saat hendak melangkah. Tiba-tiba Keyla merasa tas punggungnya terasa berat. Yang menyebabkan langkah kakinya tertahan di tempat.
"Mau kemana kamu?" suara berat yang sangat Keyla kenali terdengar menggelitik di telinganya.
Membuat bulu kuduk Keyla yang sedang tidur anteng menjadi merinding seketika.
Perlahan, Keyla memutar tubuh dan mendongakkan kepalanya ke atas. Pria dengan tubuh tinggi dan wajah datar menatap dingin ke arahnya.
"Kenapa diam saja? Mau kemana kamu?!" seru pria itu.
"Pa-pak Lio?" batin Keyla meneguk ludahnya dengan susah payah.
******
Keyla Putri, 18 tahun.
Arcelio Alexander, 26 tahun.
Visual hanya pemanis. Sisanya bayangkan sendiri yang menurut kalian cocok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
arcelio keyla😁🤦
2024-10-23
0
Anonymous
.
2024-07-05
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-06-27
1