Alina harus menikah dengan laki laki yang usia nya jauh di atas nya karena sang kakak tiba tiba membatalkan pernikahan di saat acara akan di mulai.
demi nama keluarga, Alina merelakan masa muda nya dan menggantikan sang kakak untuk menikahi laki-laki yang bahkan tak ia kenal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Tugas pertama istri
Alina merutuki diri nya dalam hati, pipi nya memanas kala mengingat pertanyaan sang suami.
" Duh,, kamu bodoh banget sih Lin. Bisa bisa nya kamu pakai baju kurang bahan seperti itu, padahal tidur mu macam gangsing berputar! ". Gerutu Alina, sejak tadi Alina berada di kamar mandi.
Namun bukan nya mandi dan membersihkan diri, gadis itu justru sibuk ngedumel karena kecerobohan nya.
Bagaimana ia bisa lupa jika tidur nya macam gangsing, dan dengan penuh percaya diri nya Alina memakai pakaian saringan tahu yang ada di kamar. Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi dan Alina hanya bisa menahan malu saat sang suami mengira jika ia menggoda nya. Rasa nya, Alina ingin menyembunyikan diri dari Surya agar tak makin merasa malu. Tapi mau sembunyi dimana, mereka bahkan satu kamar saat ini.
Padahal tidak sama sekali, Alina juga tak mungkin memakai bathrobe mandi apalagi gaun pengantin yang berat itu, jadi mau tak mau Alina mamakai gaun yang ada di kamar.
Entah siapa yang menyiapkan pakaian haram tersebut, Alina pun tak tahu.
Tok
Tok
Tok
" Apa kau tertidur di kamar mandi, kenapa lama sekali. Saya ingin ke kamar mandi juga!? ". Tanya Surya sambil menggedor pintu.
" Sebentar lagi om! ". Seru Alina dari dalam. Buru buru gadis itu membersihkan diri secepat kilat dan keluar dengan jubah mandi warna putih yang ia kenakan.
" Asisten saya sudah mengantarkan pakaian untuk mu, saya taruh di atas ranjang! ". Kata Surya sebelum masuk ke kamar mandi.
" Iya om, terimakasih! ". Dan benar saja, ada beberapa paper bag di atas ranjang yang ia yakini pakaian ganti untuk nya.
Alina membuka paper bag tersebut, dan benar saja di sana terdapat baju lengkap dengan onderdil dalam juga satu set make up.
" Ya ampun kenapa om Surya bisa tahu ukuran dalaman aku ya?! ". Tapi, Alina tak ambil pusing. Gadis itu memilih buru buru berganti baju sebelum suami nya selesai dengan aktivitas nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua keluarga inti Mahesa sedang melakukan sarapan bersama di restoran hotel. Namun kedua mempelai pengantin baru itu belum juga turun padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit.
" Gini nih, kalau nikah sama anak kecil. Udah siang, bukan nya bangun pagi dan nyiapin kebutuhan suami. Ini malah belum kelihatan batang hidung nya. Kelihatan banget kekanak-kanakan dan gak dewasa! ". Celetuk Dedes, yang membuat Arya dan Risa menatap ke arah nya.
" Wajar saja ma, mereka kan masih pengantin baru. Kalau bangun siang itu hal yang lumrah! ". Jawab Arya terkekeh kecil. Dirinya juga dulu seperti itu, tak membiarkan sang istri bangun pagi saat pertama kali menjadi suami istri.
" Bela aja terus anak bau kencur itu. Gak menantu gak anak, sama sama gak ada yang ngertiin cucu ku! ". Ketus Dedes.
" Gak ngertiin gimana sih ma, ini hanya perihal bangun pagi. Lagipula mereka pasti masih lelah karena acara kemarin! ".
" Terserah kalian, mama gak ikut ikutan kalau nanti nya istri Surya adalah gadis manja yang gak bisa di andalkan dan gak bisa apa apa! ".
Deg
Bersamaan dengan itu, Surya dan Alina berjalan mendekat ke arah tiga orang yang sedang berbincang. Bahkan Surya dan Alina mendengar dengan jelas apa yang di katakan Dedes barusan.
Alina bahkan sempat menghentikan langkah nya dan menundukkan kepala, merasa tidak enak sudah bangun siang. Padahal para orang tua sudah bangun lebih awal.
Surya hanya berjalan santai dan duduk di kursi kosong, hingga membuat ke tiga orang yang sibuk membicarakan nya berhenti dan menatap ke arah Surya dan Alina.
" Pagi ma, pa, nek. Maaf kami telat bangun! ". Sapa Alina dengan senyum tipis yang di paksakan.
" Pagi sayang, ayo duduk. Tidak apa apa kok, kami maklum karena kamu pasti kelelahan semalam. Apalagi acara selesai sampai larut! ". Jawab Risa tersenyum lembut.
" Iya ma! ".
" Bagus banget, baru sehari jadi istri udah males malesan. Sok sokan mau jadi nyonya, apa apa ada yang nyiapin! ". Celetuk Dedes, tangan nya mengambil cangkir teh Chamomile lalu menyesap nya perlahan.
" Ma,, udah dong. Jangan mulai! ".
" Jangan di ambil hati ya sayang ucapan nenek, dia emang begitu. Tapi asli nya baik kok ". Kata Risa menangkan menantu nya.
Alina hanya tersenyum tipis dan mengangguk kan kepala.
Lagipula diri nya sudah terbiasa dengan kata kata pedas dari sang mama, dan dua kakak nya. Jadi kuping nya tak terlalu kaget mendengar sindiran dari wanita tua yang merupakan nenek dari suami nya.
Dedes hanya mendengus sambil membuang muka, entah kenapa wanita tua itu terlihat sangat tidak menyukai Alina. Atau karena Alina bukan wanita yang ia pilihkan untuk cucu nya hingga Dedes tak setuju saat Alina menjadi istri cucunya.
" Om mau makan apa, biar aku ambilkan? ". Tanya Alina menatap sang suami yang hanya diam.
" Ambilkan dua lembar roti dengan selai kacang! ". Alina hanya mengangguk dan memulai tugas pertama nya melayani sang suami di meja makan.
Tangan nya sangat cekatan saat mengoles selai seolah pekerjaan kecil ini sudah biasa dia lakukan.
" Mau minum kopi atau susu om? ". Tawar Alina lagi. Mata nya menatap polos kearah sang suami.
Uhuk
Uhuk
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam up 1. 6 pagi
2. 12 siang
3. 6 sore
karin pasti menyesal,, semoga Surya betul" BADAS CEO bukan kaleng"