Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #26
Seminggu kemudian.
Mama Mulia saat ini sudah keluar dari rumah sakit, namun entah bagaimana ia tak lagi bisa bicara ia terkena struk dan juga lumpuh, ia tak bisa lagi berjalan ataupun berbicara.
"Ma, mama pasti sangat senang kan, sekarang mama bisa kembali lagi ke mansion, Yani dan Tuti akan menjaga mama di mansion ini, sementara aku akan mengurus perusahaan," ucap Elgara sambil mendorong kursi roda sang mama.
Namun sang mama terlihat sangat sedih dan tak ada sedikitpun terlihat di wajah nya kalau dia sedang bahagia setelah keluar dari rumah sakit.
"Ma, tenang lah, nanti mama akan sembuh aku akan mencarikan dokter terbaik untuk mama, mama akan kembali seperti dulu lagi," kata Elgara yang tidak mengerti akan keadaan sang mama.
"Ma ... Mau ... Udy ..." ujar mama Mulia dengan susah payah.
"Maudy? Mama masih saja mengingat dia, sudah lah ma, dia bukan orang yang baik, buktinya sekarang dia sudah menghilang," kata Elgara tak memperdulikan perasaan mama nya.
Sang mama terlihat sangat marah setelah mendengar ucapan Elgara barusan.
Namun dengan cepat Elgara meminta dua pelayan nya membawa sang mama beristirahat di kamar.
"Bik segera bawa mama ku ke kamar dan jaga dia," kata Elgara sambil memijat alis nya merasa sedikit pusing.
Sementara itu di sisi lain.
"Maudy, ada yang memesan buket bunga mawar kau bisa membantu ku untuk merangkai nya?" tanya seorang wanita paruh baya yang menghampiri Maudy yang saat itu sedang merangkai buket bunga anggrek.
"Ada pesanan lagi ya bik?" tanya Maudy sambil tersenyum bahagia.
Sang wanita pun mengangguk kan kepala nya dengan senyum mengembang.
"Astaga benar-benar beruntung, tentu saja aku bisa, aku sudah hampir selesai merangkai bunga anggrek jadi bisa langsung merangkai mawar nya," jawab Maudy penuh semangat.
"Bagus lah sayang, kalau begitu bibik melanjutkan pekerjaan bibik yang lain," kata wanita pemilik toko bunga itu yang kemudian berlalu pergi.
"Siap," jawab Maudy bergegas.
Ya beberapa hari yang lalu, Maudy di terima bekerja di sebuah toko bunga, sebagai pembuat buket bunga.
Ini semua karena ia yang tampa sengaja membantu pemilik toko tersebut yang adalah seorang wanita paruh baya, wanita itu hampir kecopetan dan Maudy lah yang menolong nya, dari sini lah ia menjadi karyawan wanita tua tersebut dan tingal di toko bunga sederhana itu.
"Hmm, setelah menerima surat pisah dari mas Elgara, aku akan pergi dari kota ini, aku tidak akan mau tinggal di sini lagi aku ingin hidup ku lebih baik dari ini," kata Maudy dalam hatinya.
Sementara itu di sisi lain.
"Tuan muda, bagaimana keadaan nyonya Mulia?" tanya Mona yang saat ini tengah bersama dengan Elgara di villa Elgara.
"Keadaan nya baik-baik saja, kenapa kau tidak datang menjenguk langsung ke mansion?" tanya Elgara.
"Maaf kan aku tuan muda, di rumah mama ku juga sedang sakit, jadi aku tidak bisa meningalkan nya terlalu lama, aku juga ingin menjenguk nyonya, tapi aku masih khawatir aku khawatir kalau nyonya tidak menyukai ku dan semakin membuat nya marah dan drop," ujar Mona dengan sandiwara nya.
"Ah, iya aku mengerti apa yang kau katakan, mama ku telah terhasut oleh Maudy sampai-sampai ia jadi seperti ini," kata Elgara lagi.
"Jadi kapan tuan muda akan mengurus perceraian dengan Maudy?" tanya Mona dengan penuh semangat.
"Secepatnya, setelah aku menemukan di mana dia sekarang aku akan mengirimkan surat pengadilan kepada nya," kata Elgara lagi.
"Baik lah tuan muda, kalau begitu aku akan ikut membantu tuan muda mencari keberadaan nya, " kata Mona sambil memegang tangan Elgara dan tersenyum kepada nya.
"Setelah itu aku akan menikah dengan mu," ucap Elgara dengan bodoh nya.
"Terima kasih banyak tuan muda, memang dari awal seharusnya akulah yang menjadi istri mu," kata Mona lagi dengan wajah sedih.
"Sudah jangan bersedih aku tidak ingin kau bersedih lagi," kata Elgara.
Mona pun tersenyum mendengar ucapan Elgara, sungguh ia sekarang merasa kalau dirinya sudah menang sudah berhasil merebut apa yang seharusnya menjadi milik nya.
Padahal kenyataannya dia lah yang menolak untuk menikahi pria koma seperti Elgara.
Beberapa hari kemudian.
Panti asuhan tempat Maudy di tampung dulu kedatangan seorang laki-laki tampan dengan tubuh tinggi, berkulit putih, hidung mancung dan juga rambut ala-ala Korea, ia juga memakai kacamata putih terlihat seperti seorang dokter.
"Maaf saya sudah menggangu pekerjaan anda," kata laki-laki tersebut dengan sopan kepada ibu penjaga panti.
"Anak muda, jangan sungkan, saya punya banyak waktu untuk tamu seperti anda, kalau boleh tau kamu ini dari mana? Dan ada keperluan apa datang ke panti asuhan kami? Apakah tuan ingin mengadopsi seorang anak?" tanya bapak pengurus panti tersebut.
"Ahh, maaf pak saya belum memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Randy, saya adalah dokter fisioterapis di Korea, saya di pindah tugas oleh rumah sakit Korea ke rumah sakit Jakarta," ujar nya dengan ramah.
"Wahhh benar-benar luar biasa, masih muda sudah menjadi dokter spesialis, jadi ada perlu apa anda datang ke panti asuhan ini?" sekali lagi Randy membuat orang tua itu kebingungan.
Randy kemudian mengeluarkan sesuatu dari tas nya, ia kemudian memberikan foto tersebut kepada sang pengurus panti asuhan.
"Apa ada tau dia? Ah maksud ku apa anda pernah merawat anak ini?" tanya Randy sedikit gugup.
Sang pengurus panti seketika terdiam, dia mengingat jelas tanda lahir yang ada di ke pundak kiri anak yang ada di dalam foto tersebut.
"Ini adalah Maudy," ucap nya kepada Randy sambil memegang foto tersebut.
"Iya dia? Di mana dia sekarang pak? Aku butuh informasi nya, aku ingin bertemu dengan nya," seketika Randy sangat bersemangat setelah mendengar ucapan pak pengurus panti barusan.
"Astaga anak muda, dia sudah lama keluar dari panti karena ada yang mengadopsi nya dia ini sudah pergi sejak usianya lima entah sepuluh aku sama sekali tidak ingat dan hanya tanda lahir itu yang aku kenali," kata pengurus panti tersebut menjelaskan.
"Jadi sekarang apa bapak punya alamat orang yang mengadopsi anak ini?" ucap Randy penuh harapan.
"Aku sama sekali tidak punya, itu sudah puluhan tahun anak muda, jadi aku sama sekali tidak mengingat selain yang mengadopsi nya adalah orang kaya iya orang kaya dan mereka bukan orang luar mereka tinggal di Jakarta juga," kata pengurus tersebut menjelaskan apa saja yang dia ingat.
"Baik lah pak, kalau begitu tolong bantu aku untuk mencari informasi tentang keluarga yang mengadopsi anak yang ada di foto ini, aku akan membantu panti asuhan ini jika anda berhasil membantu ku," kata Randy meningalkan sedikit uang kepada pengurus panti asuhan sebagai tanda terima kasih.
Sang pengurus panti terkejut melihat segepok uang yang di letakkan Randy di hadapan nya, ia tak menyangka Randy akan seroyal ini hanya untuk mencari anak yang ada di foto tersebut, yang mereka beri nama Maudy saat mereka mengasuh nya.
Bersambung ....
