"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Setelah selesai makan malam, Anin mengantar kakek Ray ke kamarnya karena beliau langsung mau istirahat. Sedangkan Revan menemani Yuna mengerjakan tugas sekolah di kamar gadis kecilnya itu.
"Apa kakek perlu sesuatu lagi?!" tanya Anin sebelum dia keluar dari kamar kakek Ray.
"Tidak ada Anin." jawabnya.
"kalau gitu Anin ke kamar ya kek..!"
"Nin!"
"Ya kek!" Anin menghentikan langkahnya kemudian membalik tubuhnya kearah kakek Ray.
"Kakek berharap kamu masih bertahan bersama Revan Nin.." Anin menghela nafasnya.
"Anin gak tau kek, tapi Anin akan usahakan." jawab Anin.
"Kakek mohon Nin, teruslah bertahan bersamanya. Kasihan Yuna jika kamu menyerah dan hanya kamu yang kakek harapkan." ucap Kakek Ray lagi.
"Insyaallah ya kek." sahut Anin. Dia sendiri bingung harus bagaimana, sampai sekarang saja hubungan mereka tidak ada perkembangan malahan semakin jauh. Meskipun mereka satu atap dan satu kamar juga, mereka berdua bagaikan orang asing. "Ya udah kakek jangan terlalu memikirkan soal itu. Kakek harus jaga kesehatan kakek. Jika memang kami berjodoh, pasti kami akan tetap bersama." ucap Anin. "Kalau kakek tidak perlu apa-apa lagi, Anin kekamar ya kek.." pamit Anin dan di angguki oleh kakek Ray.
Setelah keluar dari kamar kakek Ray, Anin berjalan menuju kamar Yuna. Ia ingin memastikan Yuna sudah tidur atau belum. Sampai di depan kamar Yuna, dengan perlahan Anin membuka pintu kamar Yuna. Anin tersenyum melihat pemandangan di depannya. Yuna yang sudah tertidur dengan di peluk oleh Revan, sang papa dari gadis kecil itu.
"Mereka menggemaskan sekali..!" gumam Anin. Kemudian Anin melangkah mendekati ranjang, lalu dia menarik selimut dan menyelimuti Revan dan Yuna. Setelah itu dia pun keluar dari kamar Yuna.
Karena belum mengantuk, Anin berniat mengambil buku sekaligus alat tulis maupun pewarna dari dalam kopernya. Lalu membawanya ke sofa yang ada di kamar Revan. Dengan lihai tangan Anin menggerakkan pensil ke buku kosong tersebut.
"Selesai." Anin tersenyum bahagia ketika menatap hasil dari karyanya sendiri yang baru selesai dia kerjakan. Dia selalu berdoa agar suatu saat nanti apa yang dia cita-cita kan sejak dulu, tercapai.
Anin pun tertidur begitu saja diatas sofa, karena sudah sangat mengantuk. Dia membiarkan buku maupun alat tulisnya tergeletak begitu saja diatas meja dan akan menyusunnya besok pagi. Tak berselang lama Revan masuk kedalam kamarnya. Dia sempat ketiduran di kamar putrinya ketika menemani putrinya tidur. Saat sudah di dalam kamar, Revan diam sesaat ketika matanya menangkap sosok gadis cantik yang sedang terlelap di atas sofa. Dengan perlahan Revan berjalan mendekati Anin, lama Revan memandang wajah Anin. Kedua sudut bibir lelaki itu terangkat membentuk bulan sabit. "Cantik" gumam Revan. Tiba-tiba saja Revan berlutut di depan Anin sambil terus menatap wajah cantiknya. Kemudian tatapan Revan turun ke bibir Anin. Melihat itu entah mengapa terlihat menggoda di mata Revan, tubuhnya mendadak terasa panas dan bergejolak. Ingin rasanya Revan mencium bibir Anin, merasakan bibir manis gadis di hadapannya ini. Lagi-lagi Junior nya tegak sempurna di balik celananya hanya melihat bibir Anin saja. Tidak ada salahnya kan mencuri ciuman pada istrinya sendiri. Bahkan dalam agama dia berhak atas Anin. Tiba-tiba saja wajah Revan sudah begitu dekat dengan wajah Anin, lalu Revan mendekat kan bibirnya ke bibir Anin.
Cup
Jantung Revan berdetak kencang merasakan sensasi rasa bibir Anin, yang manis. Tadinya Revan hanya ingin mengecup saja dan dia malah mencium Anin kembali. Sementara Anin yang tertidur pulas seperti merasakan ada sesuatu yang basah menempel di bibirnya. Tapi rasanya dia berat untuk membuka matanya. Anin pun hanya bergerak tubuhnya saja ke samping yang tadinya tidur terlentang.
Merasakan pergerakan Anin tiba-tiba membuat Revan langsung bergegas bangkit dan menjauh dari Anin. Dia takut Anin terbangun dan mengetahui apa yang sudah dia lakukan. Kemudian Revan bernapas lega karena tidak terbangun. "Ya ampun apa yang udah kamu lakukan Revan? mencuri ciuman dari Anin..! Jika sampai gadis itu terbangun tadi, gue pasti malu abis. Mau di taruh dimana muka gue!" gumam Revan dalam hati.
Sekarang bagaimana, karena ulahnya sendiri dia prihatin melihat celananya yang terasa sesak sebab juniornya masih tegak sempurna. Padahal tadi dirinya hanya ingin mengecup bibirnya saja. Tapi ketika bibirnya sudah menempel ke bibir Anin, rasanya begitu manis, dan lembut. Apalagi bibir Anin tidak memakai lipstik, rasa bibir Anin yang alami membuatnya ingin lagi dan lagi mencium nya dan bahkan tadi dia sempat menyecapnya. Rasa lembut dan manis bibirnya juga membuat dirinya mabuk kepayang.
Revan pun akhirnya masuk kedalam kamar mandi untuk membuat Junior nya kembali bentuk semula. Sembari menggerutu karena ulahnya sendiri.
