"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jadian
sampai di apartemen felix.
lea mengikuti felix dari belakang hingga mereka berhenti di depan akuarium yang berada di ruang tamu.
ikan ikan besar dan kecil terlihat sangat indah di hiasi terumbu karang di dalamnya, pemandangan yang sangat memanjakan mata, lea benar benar menyukainya.
lea terlalu fokus menatap ke akuarium tanpa sadar sebuah tangan melingkar di perutnya.
"itu yang warna biru, aku baru membelinya" tunjuk felix di belakang lea.
"ohh ya?" tanya lea dengan mata berbinar.
"namanya lea" ucap felix.
seketika lea mengerutkan keningnya.
"kok lea? emang aku kaya ikan?" tanya lea bingung.
"saat aku melihat ikan yang itu, itu ikan yang sangat cantik, seperti lea yang cantik" ucap felix sambil membalikan tubuh lea agar menatap ke arahnya.
"kamu ngejek apa gimana sihhh?" tanya lea dengan ekpresi cemberut.
"kok ngejek, aku serius tau" ucap felix sambil mengecup bibir lea dalam sekejap.
lea hanya tersenyum dengan tingkah modus felix.
"jadi begitu ya?" tanya lea sambil mengalungkan tangannya di leher felix.
felix segera mencium bibir lea kembali, tangannya menarik pinggang lea yang ramping untuk memperdalam ciumannya.
"lea? aku sangat menyukaimu" ucap felix di sela sela ciumannya.
"kau kan belum mengenalku" ucap lea terus terang.
"aku tidak peduli, yang jelas aku menyukaimu" ungkap felix.
"kalau aku penjahat gimana?" tanya lea.
"aku akan membuatmu bertobat" jawab felix dengan polos.
"apa sih, kok gitu jawabnya" ujar lea seketika tertawa, padahal ia sudah sangat serius.
"ya gimana lea sayang?" tanya felix sambil tersenyum manis.
"ihh sayang sayang, belom juga jadian" sahut lea.
"ihh kamu mahhh, kita kan udah ciuman! masa aku di gantung terus" gerutu felix dengan wajah kesalnya namun terlihat imut di mata lea.
"ihh ngambek? serius ngambek?" tanya lea.
"tau ahhh" jawab felix sambil melipat kedua tangannya.
"ya udah deh aku pulang aja" jawab lea.
"arghh.. ga mauuu?!" ujar felix sambil memegang tangan lea.
"jadi kamu mau aku tetep disini?" tanya lea memastikan.
"iyaaa" jawab felix sambil mengangguk angguk.
"ahahaha.. kamu tu lucu banget sihhh, kan aku cuman bercanda" ucap lea.
"nyebelin" ujar felix sambil mendorong lea hingga jatuh ke sofa.
felix menggelitiki tubuh lea.
"aduh... Apaan sihhh jangan dong? Gelii!..aah?" ucap lea sambil mencoba menahan felix agar tidak terus menggelitikinya.
Namun tak sengajak felix menindih tubuh lea, seketika membuat mereka terdiam menatap satu sama lain.
"jadi gimana? kamu nyaman kaya gini atau kita serius?" tanya felix tiba tiba.
"terserah kamu" jawab lea sambil tersenyum.
"beneran?" tanya felix memastikan.
"iyaaa" jawab lea gugup.
felix tersenyum menampilkan gigi kelincinya lalu memeluk lea.
"uhkkk!" ujar lea karena felix menindihnya.
"maaf maaf kelepasan?" ujar felix segera bangkit membetulkan posisinya.
"kamu tu berat tau" ujar lea segera bangun.
"hehehe maaf" jawab felix.
"apa kau pernah pacaran sebelumnya?" tanya lea.
"belum sihhh" jawab felix sambil nyengir.
"sama dongg" jawab lea.
"masa sihhh? jadi aku yang pertama?" tanya felix seolah tak percaya.
"aku harus mengakuinya, memang iya" ungkap lea.
"kurasa kita memang di takdirkan untuk bersama" ujar felix sambil tersenyum.
mereka saling tersenyum malu dengan ucapan mereka sendiri, mereka ngobrol ngalor ngidul sambil bercanda, hingga tak terasa hari sudah mulai gelap.
"apa kau tidak lapar?" tanya lea.
"aku lapar" jawab felix sambil memonyongkan bibirnya.
"kau selama ini tinggal sendiri?" tanya lea.
"yaaa begitulah" jawab felix.
"lalu kamu makannya gimana?" tanya lea penasaran karena felix terlihat sendirian.
"aku biasanya memesan makanan" jawab felix dengan polos.
Seketika lea berfikir jika felix sama saja dengan mathias suka memesan makanan di luar.
"kita keluar yuk?" ajak lea.
"kemana?" tanya felix.
"cari makan yang deket sini aja" jawab lea.
"bolehhh" jawab felix.
mereka bergegas turun ke lantai bawah, untuk pergi keluar.
"kita ga naik mobil?" tanya felix.
"aku liat di deket sini banyak tempat makan, kita jalan jalan aja sambil mikir mau makan apa" ujar lea.
"ya udah dehhh terserah kamu" ucap felix.
"ya udah yuk?" ajak lea sambil berjalan.
felix terlihat patuh ketika bersama lea, ia dengan senang hati mengikuti lea.
"ayo kita pegangan tangan?" ujar felix.
lea tersenyum dengan senang hati mengandeng tangan felix, dan berjalan bersama.
"kau mau makan apa?" tanya felix.
"aku mau sup iga sapi, pasti enak dingin dingin begini" ucap lea.
"kamu kedinginan? sini aku peluk?" ujar felix sambil merentangkan tangannya.
lea dengan cepat memeluk felix, rasanya hangat berada di pelukan pria yang memiliki bahu lebar dengan tubuh yang tinggi, baunya juga sangat harum membuat lea benar benar nyaman.
"lea ayo kita tinggal bersama?" ucap felix tiba tiba.
"tinggal bersama?" tanya lea terkejut dan segera melepaskan pelukannya.
"kita kan pacaran sekarang, bukankah pasangan biasanya tinggal bersama?" tanya felix.
"kapan kau menembakku?" tanya lea.
"tadi kau bilang terserah" ujar felix dengan wajah sedikit kecewa.
lea hanya tersenyum, namun felix jadi bingung dengan sikap lea seperti ini.
" tau ahhh" jawab felix sambil menekuk bibirnya.
Lea menatap wajah felix yang tengah merajuk, ia tak bisa berpaling dari felix karena saat ini ia benar benar jatuh cinta kepadanya.
melihat lea terdiam menoleh ke arahnya, felix jadi bingung.
"iya kita pacaran sekarang" ucap lea lalu mencium bibir felix.
felix tidak percaya jika lea akan menciumnya duluan, pipinya mulai memerah karena merasa gugup, felix tersenyum meski sedang berciuman.
"lea kau ini" ucap felix tersenyum malu.
"apa?" tanya lea.
felix menarik pinggang lea, lalu mencium bibir lea kembali.
skip.
selesai mereka makan malam di restoran terdekat, mereka pun kembali ke apartemen.
"ini sudah larut, aku harus pulang" ucap lea sambil melihat ponselnya.
"cepat sekali, aku masih mau kau disini?" ucap felix.
"ya.. tapi besok aku ada kelas pagi, jika aku disini sepertinya aku akan kesulitan tidur" ucap lea.
felix menatap lea, pipinya mulai memerah dengan senyum malu malunya membuat lea benar benar gemas, lea khawatir jika ia bisa hilang kendali jika terus bersama felix.
"ya... aku pikir begitu, terlalu dini untuk melakukan hal itu" ucap felix merasa gugup.
"apa yang kau pikirkan? aku hanya khawatir kau akan terus mengobrol hingga lupa waktu tau" ujar lea.
"a..pa!?" ujar felix terkejut karena ia sudah berfikir terlalu jauh.
"aishhh, ck...ck...ck aku harus pulang, kau istirahat ya?" ucap lea sambil mengacak rambut felix.
"hei aku tidak berfikir begitu? kau jangan salah paham" ujar felix gugup.
"ya baiklah" jawab lea sambil tersenyum karena melihat felix sedang salah tingkah dengan fikirannya sendiri.
"aku akan mengantarmu?" ujar felix.
"tidak usah, aku sudah memesan taxi, sebaiknya kau istirahat saja" ujar lea.
"ya sudah kalau begitu" jawab felix dengan ekspresi canggung.
"sampai bertemu besok?" pamit lea.
"yaa hati hati di jalan, kabari aku jika sudah sampai di rumah" ucap felix.
"okeee" jawab lea segera keluar dari apartemen.