KEMBALI KE MASA SEKOLAH KU

Carlo dan Calvin langsung mematung melihat penampilan Clarissa yang Berbeda dari biasanya.

Clarissa seolah bermetamorfosis. Banyak sekali perubahan yang ia tunjukkan. Namun mereka bersyukur, sebab Clarissa berubah menjadi lebih baik.

" Kok ngeliatinnya gitu amat. Memangnya ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Clarissa sambil meneliti penampilannya. Tidak ada yang salah menurutnya.

" Nggak ada yang salah kok. Lebih baik kita segera sarapan," ajak Calvin sambil mengisi piringnya.

Carlo pun mengikuti kakaknya. Dia ingin merasakan masakan yang dibuat oleh adiknya.

" Enak... Kamu belajar masak dari siapa dek?" tanya Calvin begitu satu suapan masuk dalam perutnya.

" Rahasia," jawabnya sambil mengisi piringnya.

Carlo sudah tidak peduli dengan yang lain. Masakan Clarissa sangat enak. Padahal bukan makanan mewah.

Selesai sarapan Clarissa berangkat sekolah bersama Calvin. Sedangkan Carlo berangkat menggunakan mobilnya sendiri.

" Nanti pulangnya tunggu kakak," ucap Calvin saat tiba di depan gerbang sekolah.

" Memangnya kakak nggak sibuk?"

"..."

" Kalau sibuk nggak usah. Cla bisa naik taksi atau ojol nanti," lanjut Clarissa saat Calvin hanya diam.

" Nanti kakak hubungi!" kata Calvin tidak ingin di bantah. Clarissa mengangguk tanpa membantah. Kemudian ia keluar dari mobil.

Begitu Clarissa turun, Calvin langsung melajukan mobilnya ke kantor.

" Cla! " teriak Gladys yang juga baru tiba di sekolah.

Mendengar namanya dipanggil, Clarissa menghentikan langkahnya. Dia juga membalikkan tubuhnya menghadap kearah Gladys.

" Hai!" sapa Clarissa dengan ramah.

" Halo... Wah ada yang beda nih," ucap gladys sambil meneliti tampilan Clarissa dari atas ke bawah.

" Biasa saja kali lihatnya," tegur Clarissa yang merasa risih dengan tatapan Gladys.

" He he he sorry... Habisnya tampilan kamu lain dari biasanya," ucap gladys dengan cengengesan.

" Bagaimana menurutmu?"

" Bagus juga. "

" Nggak aneh kan?"

" Nggak lah... Sudahlah lebih baik kita masuk," ajak gladys sambil menggandeng lengan Clarissa.

Mereka pun akhirnya berjalan kearea sekolah. Meskipun kelas mereka tidak sekelas namun tidak jadi masalah.

" Brengsek... Ternyata gadis itu mempunyai teman lain untuk menggantikan gua. Tidak akan pernah kubiarkan dia mendapatkan teman selain gue," ucap aileen yang melihat kebersamaan mereka dari jauh.

Kedua tangannya terkepal dengan erat. Dia akan mencari cara agar tidak ada yang mau berteman dengan Clarissa seperti biasanya.

Clarissa berpisah dengan Gladys di depan kelasnya. Sedangkan gladys masih harus berjalan lagi untuk sampai di kelasnya.

Gladys satu kelas dengan Rendi. Bahkan dia merupakan salah satu gadis yang mempunyai perasaan pada Rendi.

Clarissa masuk ke dalam kelas dan langsung menuju bangkunya. Teman-temannya menatap Clarissa dengan pandangan berbeda-beda.

Ada yang senang akhirnya Clarissa tidak memakai lagi baju yang menurut mereka tidak pas alias kekecilan atau kurang bahan.

Ada juga yang iri karena Clarissa nampak lebih cantik dan juga anggun. Karena wajah mereka memang pas pasan.

Clarissa tidak menghiraukan pandangan mereka. Yang penting dia tidak membuat masalah dengan mereka.

Ternyata Baim telah lebih dulu tiba dibanding dirinya. Dia menyapanya dengan ramah. Tidak ada niat lain selain sebagai teman se bangku.

" Hai!" sapa Clarissa dengan ramah. Baim hanya menoleh sekilas. Lalu kembali pada buku bacaan di depannya.

Melihat hal itu Clarissa tidak marah. Dia sadar jika Baim tidak pernah menyukai dirinya. Sebelumnya Clarissa sering merecoki Baim dengan pertanyaan yang tidak bermutu. Apalagi jika tidak soal steven.

Karena masih ada waktu kosong sebelum masuk, Clarissa mengikuti Baim membaca buku.

Bukan hanya Baim yang terkejut dengan ulah Clarissa. Namun siswa lain yang kebetulan melihat kearahnya juga terkejut.

Biasanya Clarissa akan langsung pergi ke kelas steven. Dan kembali saat pelajaran dimulai.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Aileen masuk sesaat sebelum guru masuk kedalam kelas.

Entah apa yang ia lakukan sebelumnya. Namun ia tersenyum miring saat dirinya tak sengaja bertatap muka dengan Clarissa.

Sang guru berdiri di depan kelas. Wajahnya nampak sumringa. Dia menatap Clarissa penuh kekaguman. Namun bukan berarti sang guru mempunyai perasaan lain selain guru dan murid.

" Selamat pagi anak-anak!"

" Selamat pagi pak!"

" Bagaimana keadaan kalian hari ini?"

" Baik pak," jawab para murid dengan serentak.

" Semangat untuk memulai pelajaran?"

" Semangat!"

" Good... Namun sebelum itu ijinkan bapak untuk berterima kasih, pada tim basket kebanggaan kita. Yang telah berhasil membawa kemenangan untuk sekolah kita tercinta," ucap pak guru dengan tulus.

Kebetulan didalam kelas itu hanya Clarissa dan Baim yang telah mengikuti kompetisi. Keduanya kompak mengangguk. Setelah itu pak guru melanjutkan pelajarannya.

" Baiklah anak-anak... Hari ini kita akan melakukan ulangan. Apakah kalian siap untuk menghadapi ulangan hari ini?"

" Tidak pak!"

Hampir semuanya tidak siap untuk melakukan ulangan. Namun pak guru tidak memperdulikan. Sebab hanya tinggal tiga bulan lagi ujian nasional akan dilakukan.

" Siap tidak siap akan kita lakukan ulangan. Namun... Bapak memberi kolanggaran waktu selama lima belas menit untuk kembali mempelajari materi yang akan diujikan. Untuk itu gunakan waktu sebaik mungkin."

" Tapi pak _"

" No tapi, No debat, No comment!"

" Yah....!"

" Waktu belajar dimulai dari sekarang. Dan untuk materinya tentang makhluk hidup."

Setelah itu pak guru melangkah ke kursi. Beliau akan menunggu selama lima belas menit. Sebelum ulangan dimulai.

Clarissa membuka buku miliknya. Seperti yang lainya, dia ingin menggunakan kesempatan yang diberikan oleh pak guru dengan baik.

Suasana kelas langsung hening. Meskipun masih ada satu dua siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangku.

" Waktu belajar sudah selesai. Tutup buku kalian, kita mulai ulangannya sekarang!"

" Tapi pak _"

" Nggak ada tapi. Bapak hitung mulai sekarang. Tiga.... Dua... Satu, mulai! Sebutkan....."

Satu persatu soal diberikan oleh pak guru. Para murid mendengarkan dengan seksama dan menulisnya di buku masing-masing. Setelah semua pertanyaan selesai, mereka mulai mengerjakannya.

Clarissa mengerjakan semua soal itu dengan baik. Semua yang ia pelajari sebelumnya ternyata sangat membantu. Dia merasa daya ingatnya lebih baik dari sebelumnya.